BAB 5

26.4K 488 3
                                    

Keesokan harinya Tessa sudah kembali mempersiapkan dirinya. Kali ini ia menemui sesorang yang menyewa jasanya hanya mengunakan pakai sederhana, kemeja berwarna hitam dengan celana jins biru muda dengan sobekan di kedua lututnya. Sepatu boodts yang sudah terlihat memudar selalu menjadi sepatu kesayangan Tessa.

Sebelum pergi meninggalkan apartemenya, Tessa tetap tak melewatkan sarapan pagi. meskipun, hanya membuat segelas kopi americano dingin di pagi hari dan sepotong roti gandum yang rendah kalori. Kejadian semalam di klub sungguh membuat Tessa kembali merasa jengkel saat mengingatnya. Wajah pria itu memang begitu tampan tapi sungguh di sayangkan pria itu memiliki mulut yang tidak berpendidikan.

"Brengsek! Kurasa tamparan yang aku lakukan padanya tak begitu cukup." Tessa mengumpat sembari menyuapkan potongan roti kedalam mulutnya.

Ia berjalan membawa piring dan gelasnya menuju wastafel dan hanya meletakanya disana. Tessa kembali memperhatikan penampilanya pada kaca di depanya. Hal ini selalu ia lakukan setiap kali ia akan melewati pekerjaanya yang entah, akan terlihat menyenangkan atau membuat ia kembali merasakan kesulitan.

''Hei Tessa lihatlah dirimu!! Kau tak ingin terlihat menyedihkan? Maka, jangan tunjukan kau lemah. kau harus menjadi wanita seribu kali lebih kuat!! Dengan begitulah, kau akan menjalani kehidupanmu yang menyedihkan ini dengan lebih baik."

Tessa berbicara sendiri pada pantulan wajahnya. Ia bahkan mengepalkan tanganya dan mengangkatnya membentuk sebuah semangat kecil untuk dirinya sendiri.
Setelah melakukan hal itu. Tessa dengan segera mengambil tas bermerek miliknya, kuncil mobil BMW miliknya yang akan menjadi alat transportasinya untuk bertemu dengan Klien yang menyewa jasanya. Kakinya melangkah keluar dari apartemenya sederhana miliknya dan memastikan sekali lagi, bahwa pintu telah tertutup rapat hingga berbunyi klik.

Tessa masuk kedalam mobil BMW berwarna hitam yang cukup terlihat ketinggalan jaman tapi ia bangga karena membelinya dengan hasil kerja kerasnya. Tak perlu waktu berlama-lama mobilnya kini telah melaju kencang membela jalanan kota Seattle. langit begitu cerah dan bersahabat hari ini senyum Tessa seketika mengembang ia sempat menurunkan kaca mobilnya, dan mengulukan tangan keluar dari jendela mencoba merasakan angin yang menembus permukaan kulit tanganya. Tessa hanya berharap di usianya yang akan berulang tahun ke-24 tahun sebentar lagi ia bisa membeli sebuah mobil dengan kap yang dapat terbuka. Itu mimpi yang ingin Tessa wujudkan selain meletakan gelar pada ujung namanya.

Tessa telah melewati masa dimana ia bergitu iri dengan teman seumurnya yang melajutkan kehidupanya dengan menuntut ilmu di sebuah universitas ternama, atau melakukan kehidupan yang membahagian seperti liburan ke berbagai negara. Tessa telah melewati tahap itu. Ia telah sampai pada tahap yang memiliki arti bahwa, jalanilah kehidupan apa adanya. Mungkin saja ia akan merasakan sakit hari ini atau kesenangan yang tak terduga Tessa hanya mencoba menjalani semua itu tanpa memikirkan kedepannya.

Mobil yang Tessa kendari berhenti di sebuah tempat yang terlihat seperti gedung kosong. Ia bahkan mengecek sekali lagi pesan suler yang masuk sejak satu jam yang lalu, dan memang benar bahwa Tessa telah sampai di tempat yang sama dengan alamat yang di berikan. Akan tetapi, Tessa sedikit aneh kenapa orang yang menyewanya memilih bertemu di tempat yang sangat sepi begini. Bulu kuduk Tessa meremang ia sedikit merasa takut untuk turun sehingga, yang di lakukan oleh Tessa hanya melirik sekitarnya sembari menelpon orang yang menyewanya itu.

''Hallo..''

''Kau sudah sampai di tempat?''

Suara berat itu langsung menyambut pendengaran Tessa. Sedikit gugup tapi Tessa mencoba untuk menggatur nafasnya agar tetap terlihat tenang. Tessa kembali mencoba untuk menjawab dengan perlahan pria bernama James yang berusia 29 tahun itu.

''Aku sudah berada di depan gedung tua ini hampir lima belas menit. Apa kau yakin alamat yang kau kirimkan padaku ini benar?'' Tessa menatap jam tanganya yang melingkar di pergelangan tanganya, ia kembali memusatkan pandangan pada pintu masuk dalam gendung tua itu. Dan tiba- tiba saja muncul banyak pria berseragam formal yang mengelilingi pria berjas biru yang perlahan- lahan mendekati mobil Tessa.

Telepon mereka masih tersambung tapi tak ada lagi suara yang keluar dari Tessa ataupun lawan bicaranya. Tetapi, satu hal yang pasti Tessa yakin pria yang menelponya itu adalah orang yang sama karena pria itu juga sedang meletakan handphone di telinga kirinya. Tessa mematikan sambungan telepon dan mencoba untuk mengatur nafasnya, saat pria itu menghampiri jendela mobil yang berada tepat di posisi dimana Tessa masih duduk di balik stir. Ketukan pada kacanya membuat Tessa menurunkan kaca mobilnya dengan perlahan hanya setengah saja untuk memastikan bahwa pria di depannya ini bukanlah pria yang jahat.

''Nona Tessa?"

''iya..'' Tessa terlihat bingung saat pria itu sedikit menunduk dan memanggil Tessa dengan panggilan nona. Bukankah, hal itu sangatlah aneh?.

''Tuan telah menunggu anda di mobilnya, bisakah anda turun dari mobil anda. Dan biar kami yang mengurus semuanya.''

''Maaf tapi apa aku boleh tau siapa nama tuan anda?'' Tessa tak mudah mengikuti perintah begitu saja tanpa memastikan kebenarannya.

''Tuan kami bernama James skywalker.''
Tessa menganggukan kepalanya. Karna nama yang mereka sebutkan sangatlah sama dengan Klien yang menyewanya. Tessa keluar dari mobilnya membawa tas miliknya, ia mengikuti arahan empat orang yang mengawalinya berjalan melindungi Tessa. Dan hal ini untuk pertama kalinya Tessa mendapatkan perlakuan hingga ia bertanda tanya apa pekerjaan klienya kali ini. Setelah berjalan sedikit jauh, mata Tessa menanggap sebuah mobil mewah Cardillac Escalade berwarna hitam pekat yang terlihat mengkilat.

Pintu belakang terbuka. Tessa sedikit menunduk dan ada pria berwajah datar yang terlihat bersandar dan sedikitpun tak menoleh kepada Tessa, Tessa sedikit ragu untuk masuk tapi tiba-tiba saja suara berat dengan tatapan yang mengintimidasinya.

''masuk!'' Tessa masuk dan duduk di samping pria bernama James itu. Dan hanya diam saat pintu itu tertutup dan mobil pun berjalan meninggalkan gedung kosong.

''Tunggu kita akan kemana? Bagaimana, dengan mobilku?'' Tessa menatap pria yang berada tepat di sampingnya wajah dingin itu membuat Tessa sempat merasakan takut. Tapi, Tessa tak akan tinggal diam jika mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan.

''Mobilmu akan aman tenang saja.''

''Hmm.'' Tessa tak tau lagi harus menjawab seperti apa ia hanya diam dan tinggal menunggu seperti apa pekerjaan yang dimaksud oleh James.

''Aku James, kita akan menuju ke butik untuk memilihkan pakaian untukmu.'' James kembali membuka suaranya lagi, ini pertama kalinya ia menyewa jasa wanita sewaan yang akan menjadi istrinya.

''Kenapa kau tak mengatakan bahwa hari ini kita akan memulainya? Aku pikir kita hanya akan bertemu sehingga, aku berpenampilan biasa saja.'' Tessa menoleh dan tatapan bertemu dengan wajah oriental tapi, memiliki rambut yang berwarna coklat terang mata yang berbentuk seperti mata elang begitu menyihir Tessa.

''Tidak perlu. Aku akan membelikanmu pakaian baru yang setara dengan penampilanku, kau harus berperan sebagai istriku mulai besok satu hal yang harus kau ingat!! Namamu Natasha Skywalker.'' James membuka kotak cincinya dan dan mengelurkan cincin yang couple ia memasang satu cincin itu pada jemarinya, dan satu cincin lagi James mencoba meraih jemari Tessa lebih tepatnya. seperti sebuah tarikan kecilkan dan langsung menyematkan cincin yang terlihat pas di jemari Tessa dan sebuah kebetulan jemari Tessa sama seperti jemari mendiang istrinya yang memilih mati membunuh dirinya sendiri.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang