Warning!!! Area panas 21++ harap tetap tenang.
*****
Tessa membuka ponselnya saat mendapatkan notifikasi pesan dari Xander ayahnya Axel.
"Kenapa dia mengirim pesan padaku?" Tessa meletakan cups coffee yang berada di genggamanya, ia mulai melihat membuka pesan Xander yang mengirimkan satu foto yang sontak membuat Tessa terkejut dan berlari dengan kencang menuju lift.
"Shit! Bagaimana bisa aku pergi meninggalkan dia berdua." Tessa mencekram ponselnya Xander mengirimkan Tessa sebuah foto dimana telihat jelas dua pria yang berada di foto itu, salah satunya adalah pria yang baru saja datang keruangan Xander.
"Tidak mungkin." Tessa masih membatin di dalam hatinya bahwa tidak mungkin pria itu yang menyukai Axel.
Bukankah, terlihat jelas wajah pria itu sangat terlihat normal. Tampan juga, lalu kenapa harus memilih menjadi gay.
Tessa menambah kecepataan jalanya menuju ruangan Axel ia tak perduli Axel akan marah padanya. Jika benar pria itulah yang menjadi sumber kesalahan disini. maka, Tessa akan menujukan dengan jelas kepada pria itu bahwa Axel masih normal.
Tessa menarik nafasnya dengan kasar sebelum akhirnya tangan memutar gangang pintu Axel dan membukanya dengan kencang. Tessa terkejut saat melihat pemandangan di depanya sebuah hal yang membuatnya tak percaya tapi ini benaran nyata.
"Tidak! Tidak." Batin Tessa berteriak melihat pria itu mengusap lengan Axel yang berdiri menatap ke arah kaca jendela.
Saat ini Tessa merasa bingung ketika dua pasang mata itu menatap ke arahnya. Tessa bingung harus mencari topik pembicaraan apa saat mereka bertanya akan kedatangan Tessa. Tessa menyembunyikan ponselnya dan menjadikan alasan bahwa ia ketinggalan membawa ponselnya.
"Aa-aku minta maaf pak Axel tapi, ponselku tertinggal di atas meja." Tessa segera berjalan menuju mejanya dan berpura- pura untuk mencari ponselnya. padahal, sudah berada di dalam sakunya.
"Aku pergi Axel."
Tessa hanya mendengus saat sorotan mata pria itu menatap tak suka padanya. Pria yang masih tak ia ketahui namanya itu pergi berpamitan dan membuat Tessa tak perlu lagi mencari alasan agar ia tetap berada di ruangan yang sama. Nyata pria itu memang tak menyukai kedatangan Tessa.
Tessa kambali menyibukan dirinya menyelesaikan pekerjaanya yang sempat tertunda. Sedikit banyak ia mulai paham akan pekerjaan yang masih baru baginya, hari pertama dalam bekerja memang betul sebagai hari terberat di dunia. Tessa mengakui akan hal itu karena, ia mengalami sendiri satu hari ini menjadi Sekretaris Axel sangatlah berat di jalani.
"Kenapa dia hanya diam? Apa dia juga merasa bete karena kedatanganku yang menganggu keromantisan mereka." Tessa terus berbicara di dalam batinya matanya melirik ke arah Axel yang terlihat fokus akan pekerjaanya. Ruangan terasa sunyi tak ada suara selain bunyi kertas yang di bolak- balikan dan bunyi keyboard. Canggung.
Waktu berlalu begitu cepat. Tepat di jam 08:00 seperti yang di janjikan, Tessa telah berhasil menyelesaikan hasil laporan yang di minta oleh Axel. Beberapa kali ia sempat frustasi menghitung sejumlah angka yang sudah lama tak pernah lagi terjadi dalam hidupnya. Selain melihat nominal uang Tessa tak menyukai nominal lainya yang hanya membuat ia muak akan semua angka itu. Tapi, lihatlah yang terjadi hari ini bagaimana dirinya terlihat perfeksionis akan tugas yang di bebankan padanya.
Tessa dengan cepat berdiri dengan membawa file itu menuju Axel yang terlihat menundukan kepalanya di atas meja. Mungkin saja Axel sedang mengalami frustasi akan pekerjanya, atau sedang mengistirahatkan dirinya sejenak. Tapi saat langkah kaki Tessa semakin dekat Tessa semakin tak ingin menimbulkan suara sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
عاطفيةCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Dirinya akan dibayar sesuai kesu...