BAB 46 KELANJUTAN

6.7K 202 10
                                    

Tujuh tahun berlalu begitu cepat, akan tetapi setiap langkah yang Tessa ambil masih saja tak sedikitpun ia lupakan. Tentang apapun yang terjadi di masa lalunya, kakinya telah tiba di kota Seattle.

Kota penuh luka.

Tessa manarik kopernya keluar dari bandara. ia tak berharap, akan di sambut seperti orang lain yang terlihat berpelukan dengan bahagia. ia pergi sendirian maka Tessa akan kembali dengan sendirian juga.

Matanya hanya melihat kearah depan. Kacamata hitam dan masker menutupi wajahnya nyaris tak dikenali apalagi, di tambah dengan topi hitam yang menutup kepalanya. Stylenya benar- benar santai dengan hanya mengunakan kaos putih polos dan celana jins dengan sobekan di bagian lutut. Ia berhenti di depan, menunggu sebuah taksi yang bisa membawanya ke sebuah alamat.

"Tessa."

Deg..

Rasanya jantung Tessa berhenti di tempat matanya langsung kabur, saat melihat wajah Axel berdiri di kejauhan bersama anak perempuan yang menggenggam tangan kanannya.
Tessa berusaha menelan salivanya untuk membasahi tenggorokannya yang tiba- tiba saja terasa tercekik. Sebenarnya, ia harus terbiasa akan hal ini mulai sekarang karena itulah tujuan ia kembali! Ia kembali untuk membalaskan semua dendamnya. Semua perlakuan yang tidak adil ia terima dalam hidupnya.

"Ahh untung aku, dan athena tak terjebak macet... apa kau sudah menunggu sejak lama?" Axel merasa bahagia saat menemukan wajah Tessa di antara orang yang yang datang di bandara.

"Tidak."

"Syukurlah kalau begitu, kau ingin langsung kembali? Atau kita makan saja dulu bagaimana?" Axel masih terus mengajak Tessa berbicara dengan formal. jujur saja, sedari tadi Axel sudah menahan dirinya untuk tak menarik tangan Tessa dan memeluk tubuh itu dengan erat.

"Kenapa kau datang? Aku bisa datang mengunakan taksi." Tessa masih bersikap ketus kepada Axel.

"Untuk apa taksi? Lagi pula ini weekend, athena juga sedang liburan sekolah." Axel masih mencari alasan agar Tessa percaya.

"Istrimu?" Rasanya sungguh aneh saat Tessa membicarakan orang lain di antara mereka.

"Sudahlah dia tidak berada disini." Axel tak suka Tessa membahas orang lain saat bersama dengannya.

"Yah terserah." Tessa hanya mengangkat satu alisnya. Dirinya tak perduli dengan perkataan Axel yang terdengar marah padanya.

"Aunty."

Tarikan pada tangan Tessa, membuat ia menatap ke arah anak kecil yang menyentuh permukaan tangannya. Tessa menurunkan kacamata hitam miliknya dan melepaskannya hanya untuk melihat mata kecil yang begitu tulus itu.

"Hallo Athena..." Tessa tersenyum kecil.

Tessa tak membenci anak kecil di depannya. Karena tak ada dendam yang melibatkan anak kecil, entah dari rahim siapa Athena dilahirkan Tessa tak akan membencinya.

"Ayo kita pulang."

Tangan kecil Athena kembali menarik tangan Tessa. Tessa terdiam, ia sebenarnya masih ragu akan tawaran Axel, tapi sekali lagi kebencian itu lebih kuat dari perasaannya saat ini. Hingga tak ada pilihan lain selain ikut bersama di dalam satu mobil yang sama juga. Tessa hanya melihat Axel memindahkan kopernya ke bagasi mobil milik Axel.

"Duduk di depan saja." Axel meminta Tessa untuk di duduk di sampingnya. akan tetapi, Tessa mengelengkan kepalanya. Dan memilih untuk membuka pintu mobil belakang.

"Aku di belakang saja," Tessa menolak halus dan duduk di belakang.

Tessa berpikir Athena akan duduk di depan bersama Axel. Tetapi yang terjadi, anak kecil itu malah ikut duduk di belakang bersamanya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang