BAB 52

5.8K 180 9
                                    

"Nyonya Gisella. Polisi sedang berada di depan rumah," Ujar pelayan mendekati wanita yang sedang mengunakan masker wajah dan juga duduk di kursi pijat.

"Apa? Polisi." Gisella melepaskan masker wajahnya dan menatap ke arah pelayan dengan bingung.

"Ada keperluan apa polisi mencari." Gisella membatin di dalam hatinya, ia berdiri dari kursi pijatnya. Berjalan menuju ruang utama untuk menemui polisi yang datang mencarinya.

"Selamat pagi Nona Gisella Gabriella."

Gisella melihat dua mobil polisi terlihat di halaman rumahnya. Gisella semakin merasa aneh kenapa polisi datang menemuinya?.

"Selamat pagi..." Gisella menjawab sapaan dengan sedikit ragu.

"Kami disini ingin meminta anda untuk ikut kami, ke kantor polisi atas sebuah laporan yang mengatakan bahwa anda telah melakukan percobaan pembunuhan terhadap korban bernama Mrs. Tessa Azela."

Polisi menunjukan surat atas laporan yang menyerat nama Gisella. Gisella hanya terdiam, ia tau siapa nama yang di sebutkan oleh pihak kepolisian. Tetapi, Gisella tak menyangka hal ini akan terjadi saat semuanya telah berlalu cukup lama.

"Nona Gisella, mari ikut kami." Polisi mengeluarkan borgol dan menarik tangan Gisella dan memborgolnya.

"Tunggu! Kalian tak bisa menangkapku seperti ini!! Lepaskan! Kalian harus punya bukti yang kuat." Gisella memberontak meminta untuk di lepaskan borgol yang mengikat kedua tangannya.

"Anda bisa menjelaskan di kantor kepolisian Nona Gisella. Kami telah mendapatkan bukti yang kuat, dan anda bisa menjelaskannya." Polisi mendorong tubuh Gisella masuk kedalam mobil polisi yang biasanya digunakan untuk menangkap penjahat.

Sama seperti Gisella hanya saja kali ini di rumah berbeda. Dara Leonard juga sedang di tangkap di kediamannya kali ini bukan hanya polisi saja yang datang, tetapi Axel dan juga Tessa yang datang menjemput Dara.

"Kalian tak berhak menangkapku! Axel, kau ingin menjadi anak durhaka! Lepaskan." Dara terus memberontak saat ia di tangkap oleh polisi di kediamannya, dan sungguh membuatnya malu karena hal ini di saksikan oleh pelayan dan semua bawahan Dara.

"Mommy berhentilah untuk bersandiwara." Axel hanya menatap ibunya dengan tatapan kosong.

Ia tak menyangka bahwa hal ini harus ia saksikan secara langsung. Jika selama ini Axel berharap ibunya akan bersikap baik demi kebaikannya- tetapi yang terjadi, sungguh luar nalar ibunya juga ikut dalam percobaan untuk mencelakai Tessa. hingga membunuh darah dagingnya yang juga cucu untuk keluarga ini.

"Axel! Daddy harus tau bahwa kalian yang menjebloskan Mommy ke kantor polisi." Dara menunjuk wajah Axel dan Tessa sebelum akhirnya Dara masuk dengan sedikit paksaan dari pihak kepolisian.

Axel meminta pihak kepolisian tak membeda- bedakan kasta. Tak perduli seberapa kaya atau seberapa pengaruhnya keluarga Axel. Hukum tetaplah di tegapkan karena Dara ibunya dan juga Gisella mantan istrinya harus bersaksi atas apa yang mereka lakukan.

****
"Apa kau baik- baik saja," ujar Axel sedikit menoleh ke arah Tessa.

"Bukankah, pertanyaan itu pantas untukmu?" Tessa kembali melontarkan kembali, pertanyaan Axel tanyakan kepadanya.

"Aku baik- baik saja, aku justru merasa berdosa ketika hanya mendiamkannya saja."

"Bagus! Aku suka kau membuang sifat pengecutmu." Tessa hanya menganggukkan kepalanya.

"Maaf..." Axel kembali mengatakan maaf yang tak akan pernah cukup untuk menyembuhkan luka Tessa karenanya.

"Maaf darimu, akan di terima jika semua pembalasanku telah selesai." Tessa menoleh dan menatap tajam pada Axel. Sebelum mengalihkan wajahnya ke arah lain, pikirannya saat ini masih saja menghawatirkan keadaan Hardin.

Sejak kemarin Tessa masih belum bisa menghubungi Hardin. Nomor telepon Hardin sama sekali tak aktif, Berlin juga mengatakan bahwa ia sulit untuk menghubungi Hardin.

"Apa kau tau Hardin datang ke Seattle?" Tessa kembali bertanya akan kedatangan Hardin yang mungkin saja sudah memberitahu Axel.

"Hardin? Aku sudah lama tak mendengar kabarnya, apa ia kembali ke Seattle."

"Yah! Aku melihatnya kembali ke Seattle, seharusnya kami menikah dalam waktu beberapa Minggu ini. Tetapi, aku rasa semuanya harus di tunda karena pembalasanku belum selesai."

"Kau akan menikah dengan Hardin?" Axel terkejut akan fakta ini ia tak pernah berpikir Hardin akan menikah dengan Tessa.

"Kau ketinggalan banyak berita ternyata, aku dan Hardin sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun... Dan sebentar lagi kami akan menikah." Tessa dengan bangga mengatakan hal tetang pernikahannya di hadapan Axel.

Raut wajah Axel berubah, ia merasa suatu hal yang mendorong hatinya untuk menentang semua ini. Axel ingin berteriak bahwa Tessa hanya miliknya, jika Tessa baru akan menikah- berarti selama ini Tessa membohonginya dengan mengatakan bahwa dirinya telah menikah.

"Jadi selama ini kau belum menikah?" Axel kembali menanyakan pertanyaan itu kepada Tessa.

"Apa kau pikir menikah itu mudah? Seperti dirimu yang menikah lalu bercerai, sialnya! Aku harus merasakan banyak sekali hal untuk mencapai tujuan itu."

Mobil berhenti di depan kantor polisi. Tessa bersyukur bahwa ia tak harus melanjutkan pembicaraan yang hanya akan membuka luka lamanya, ia hanya akan terlihat lemah setelah ini.

Kaki Tessa melangkah dengan pasti menaiki satu demi satu anak tangga dan berjalan dengan penuh ambisi. Wajahnya yang dingin, heels terdengar nyaring melewati setapak demi setapak jalan menuju ruangan khusus dimana dua manusia laknat itu berada.

Tangan Tessa mengetuk pintu, sebelum akhirnya tangannya memutar knop pintu dan masuk kedalam ruangan. Suasana berubah dingin Tessa tak langsung berhadapan dengan kedua orang itu- tetapi ia berada di ruangan yang di batasi kaca film. Hanya Tessa yang bisa melihat wajah Dara yang saat ini di introgasi di ruangan bersama salah satu leader polisi yang memegang semua bukti yang Tessa serahkan.

"Mrs. Dara Leonard anda telah melakukan percobaan pembunuhan pada tanggal 17 Juli tahun 2017 tepat di jam 3 sore." Polisi membuka data laporan yang ia terima dan mulai membacakannya di hadapan Dara

"Korban bernama Tessa Azela saat berusia 23 tahun sedang mengadung bayi berusia 8 bulan. Apa anda mengenali Korban sebelumnya?"

"Tidak!"

"Bagaimana anda bisa bertemu dengan koban sebelumnya?" Polisi kembali mengulangi pertanyaan.

"Aku tidak tau."

"Apa anda dan korban pernah terlibat dalam permasalahan sebelumnya?"

"Aku tidak tau!" Dara muak mendengar pertanyaan dari polisi yang menginterogasinya.

"Jawab yang jujur!! Jika anda tak menjawab dengan jujur keterangan yang di sampaikan, hal semakin memberatkan hukuman anda!" Polisi memutar laptop dan memperlihatkan rekaman adegan dimana Dara dan Tessa saling bercecok sebelum Dara mendorong tubuh Tessa kearah jalan.

Mata Dara membesar ia tak percaya bahwa ada rekaman yang perlihatkan semuanya. Tangan Dara gemetar ia tak percaya akan hal ini akan terkuak, Dara sudah setengah mati menghilangkan jejak termasuk membuang mobil Gisella yang menabrak Tessa waktu itu.

"Bisa anda jelaskan? Apa yang terlihat di dalam video yang di ambil oleh saksi ini?" Polisi kembali mengintrogasi Dara.

"Tidak tau."

Emosi Julie memuncak ia berdiri dan menampar wajah Dara. Ini pertama kalinya julie melakukan kekerasan saat mengintrogasi tersangka, bagi Julie jika tersangka tetap bersih keras tak ingin memberikan kejelasan- maka jalan satu- satunya Julie juga harus sedikit melakukan kekerasan.

"Bawa Mrs. Dara pergi! Dan bawa tersangka Nona Gisella!!" Julie memutar tubuhnya ia tak ingin lagi melihat wajah Dara. Julie hanya mengigit bibirnya, ia tau saat ini hal yang ia lakukan di saksikan oleh banyak orang di balik kaca film itu, termasuk atasnya yang mungkin akan memberi Julie hukuman.

Sedangkan Tessa hanya tersenyum melihat Dara di tampar. Menurutnya hal ini seharusnya di lakukan sejak awal, karena mulut Dara hanya mengatakan hal sampah-yang masih bersih keras tak mau mengakuinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terima kasih atas bantuan kalian laporin author di Fizzo. Akhirnya karya author di take down☺❤❤

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang