12. Misterius

7.3K 679 89
                                    

Cerita ini bosen ga sih?

HAPPY READING

12. MISTERIUS

Terdengar helaan nafas berat dari Zayn yang baru saja menghempaskan diri ke ranjang empuk di kamarnya. Beruntung ia sudah mengganti pakaian agar lebih nyaman ketika bersantai. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar berwarna krim polos. Ia menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan. Kesekian kali helaan nafas terdengar.

Pikiran Zayn sedang kacau, akhir-akhir ini ia merasa lelah dengan semua hal misterius yang terjadi. Hingga saat ini, ia belum menemukan titik terangnya. Kepala Zayn terasa ingin pecah begitu ia terus berpikir keras tanpa berhasil menemukan jalan keluar. Ia memejamkan mata sejenak, merasakan otot-ototnya yang mulai rileks. Didukung dengan suasana yang sunyi, membuat Zayn merasa lebih baik.

Namun, sepertinya semesta tidak mendukung Zayn untuk beristirahat. Karena beberapa saat kemudian terdengar suara pecahan kaca disertai jeritan histeris Zoline.

"ABANGGGG!"

Mata Zayn sontak terbuka lalu melotot. Ia cukup terkejut. Ia bergegas beranjak dari kamar dan berlari menuju kamar Zoline yang tidak jauh dari kamarnya. Hanya berbeda sisi ruang.

"ZOLINE!" Zayn membuka pintu dengan jantung yang berdebar cepat, kepalanya bergemuruh. Ia takut terjadi sesuatu pada adiknya. Ia langsung menghampiri Zoline yang berjengit mundur dari jendela kamarnya yang pecah. Di depan Zoline kini berserakan pecahan dan beling kaca, juga ditemukan sebuah benda berbentuk bulat yang dibungkus dengan kertas.

Zayn sontak memeluk Zoline dengan erat. Ia mengelus punggung Zoline, tampak gadis itu masih shock. Tatapan Zayn tertuju pada benda yang ia tebak adalah batu hingga membuat kaca jendela pecah. Namun ia penasaran dengan tulisan hitam di kertas tersebut. Tampak dari tampilan luar kertasnya terdapat goresan pulpen.

Setelah merasa Zoline sudah bisa menguasai diri, Zayn melepas pelukannya perlahan. Ia meraih gumpalan kertas itu. Ia memisahkan batu berukuran kecil dari kertasnya dan membentang kertas itu hingga terbaca tulisannya.

'NASIB LO BAKAL SAMA!'

Kening Zayn berkerut seketika. Zoline memberanikan diri mendekati Zayn untuk melihat tulisan di kertas itu.

Zayn meremas kertas itu hingga menjadi gumpalan tak berbentuk. Rahangnya mengeras seketika. Siapa yang sebenarnya sudah meneror Zoline? Ia rasa pelaku tersebut belum jauh.

"Dek, tunggu di kamar Abang dulu." Zayn menginstruksi Zoline untuk ke kamarnya agar lebih aman. Kemudian Zayn melangkah cepat keluar dari rumah, mencari si pelaku yang mungkin masih di sekitar. Rasanya mustahil bila pelaku itu masuk melalui dinding tinggi yang mengitari rumahnya. Maka ia langsung berlari ke arah gerbang rumahnya. Penjaga gerbang sedang duduk di pos. Seperti aman-aman saja.

"Pak, tadi ada orang asing yang masuk?" tanya Zayn pada Pak Galang, lelaki berjenggot, yang kali ini jadwalnya berjaga.

"Gak ada, Mas Zayn," jawab Pak Galang.

Zayn berjalan ke arah gerbang yang sedikit terbuka. Ia mengendarkan pandangan, berharap menemukan orang mencurigakan yang diduga telah masuk diam-diam ke rumahnya.

Ini benar-benar aneh. Zayn tidak menemukan siapapun di luar. Bila Pak Galang mengatakan tidak ada yang masuk, lantas darimana orang itu masuk hingga menuju sisi dinding luar kamar Zoline?

Di rumah Zayn tidak ada siapapun, selain dirinya, Zoline, 2 pembantu rumah yang kebetulan hari ini izi pulang kampung, dan beberapa penjaga gerbang.

Zayn kembali pada Pak Galang. "Pak, apa benar-benar gak ada orang asing atau orang mencurigakan yang masuk?"

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang