18. Salah Sangka

6.7K 618 80
                                    

Mohon banget untuk vote komen makasi:)

HAPPY READING

18. SALAH SANGKA 

Loveetta melangkah seorang diri menuju halte. Dari arah belakang, Rega mengendap-ngedap seperti pencuri. Ia mengikuti langkah Loveetta yang kini tiba di zebra cross. Pandangan Loveetta kini tertuju pada halte. Ia melihat Zoline menaiki motor. Ia mendapati pengendara motor itu, sontak ia membulatkan mata. Itu, Zayn!

Loveetta panik seketika begitu melihat Zayn yang mengegas motor dengan Zoline di boncengan. Zayn akan membawa Zoline ke mana? 

Rega mengernyit dengan tingkah laku Loveetta yang kini hendak menyebrang. Sebelum Loveetta menyebrang, Rega mendadak menghampirinya, mmebuat Loveetta tersentak ketika Rega memegang lengannya. 

"Loveetta, lo mau ngapain?"

Loveetta memandang arah berlalu Zayn, lalu memandang Rega kembali. Ia tidak boleh ketinggalan jejak. "Lepasin!" pintanya.

"Lo gak perlu kejar mereka." Rega masih mengenggam lengan Loveetta. Sementara gadis itu sibuk meronta.  Ia juga sempat melihat Zayn. Sepertinya Loveetta hendak mengikuti mereka. ia mengerti maksud Loveetta. Loveetta sudah salah paham dengan Zayn, Lovettta tidak tau bahwa mereka bersaudara. Mungkin Loveetta sedang khawatir dengan Zoline, karena kericuhan tadi di sekolah, mengenai Kanya. 

"Mereka.." Belum sempat Rega menyelesaikan ucapannya, Loveetta menyela dengan cepat. 

"Gue udah nggak percaya sama kalian!" Selesai berujar, Loveetta menghempaskan kuat tangan Rega, hingga ia kini bebas. Loveetta bergegas menyebrang. Ia menghentikan ojek yang kebetulan lewat. 

"Mereka kakak adik.." ujar Rega, sia-sia. Ia hanya memandang pasrah Loveetta yang melesat menjauh dengan ojek. Ia berdecak. Naasnya motor Rega di sekolah, jika tidak, sudah ia ikuti Loveetta. 

Ponsel Rega berdering, ia merongoh saku celana meraihnya. Setelah melihat nama panggilan itu, ia menjawab panggilannya.

"Halo?" sapa Rega.

"..."

"Loveetta ke rumah Zayn," balas Rega.

"..."

"Dia udah salah paham sama Zayn. Gue jelasin kalau kita ketemu." Rega kemudian memutuskan sambungan telepon, setelah lawan bicara membalas ucapannya.

***

"Bang Zayn!" panggil Zoline. Mereka baru saja tiba di rumah. Zayn yang melangkah di depan Zoline, membalikkan badan. 

"Iya?"

"Tentang berita Kanya, itu nggak bener, kan?" tanya Zoline dengan tatapan binar.

Zayn menyatukan alis. "Kamu gak percaya?" tanyanya. Terbesit rasa kecewa Zayn terhadap Zoline. Jelas Zoline sedang meragukan Zayn. Zoline hampir percaya dengan berita tersebut. 

"Zoline cuma nanya, Bang." Zoline memasang wajah murung. Ia hanya ingin mendengar jawaban langsung.

"Abang udah bilang, Zoline. Abang gak lakukan apapun sama Kanya!" Suara Zayn terdengar memohon. Ia hanya ingin Zoline percaya. Rasa sesak meneyruak di dada Zayn. Adiknya sendiri sudah meragukan ucapannya. Padahal Zayn menganggap hanya Zoline lah yang akan mempercayainya.

"Tapi gimana bisa Kanya bilang gitu?" tanya Zoline memiringkan kepala.

Zayn membenarkan letak posisi ranselnya. "Abang juga bingung, Zoline." 

"Kalau gitu, Abang jelasin sama Zoline, kenapa Abang sama Kanya putus? Yakinkan Zoline kalau ini semua, gak berhubungan."

Zayn mengusap wajah dengan gusar. Apa ia perlu mengungkit masa lalu? Tapi demi meyakinkan Zoline. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang