22. Penyusup

6.6K 602 109
                                    

Ada yang nungguin ga nih? 

Jika komentar tembus 100+, aku akan triple up hehe

HAPPY READING

22. PENYUSUP

Karel hanya bisa menunggu Zayn kembali, di atas jok motor, di depan supermarket. Ia kehilangan jejak Zayn saat menyusul. Jadi ia memutuskan untuk menunggu, tidak mungkin Zayn meninggalkan motornya. Benar saja, tidak lama kemudian Zayn kembali. Melangkah dengan tak berdaya sambil menunduk. Buru-buru ia turun dari motor, kemudian menghampiri Zayn. Ia menepuk pundak Zayn, sontak lelaki itu mendongak.

"Lo habis kejar siapa sih?" tanya Karel.

"Jasmin."

Karel menganga seketika. "Jadi yang gue lihat beneran Jasmin?" Ia memang yakin tidak salah lihat.

Zayn mengangguk pelan. "Tapi, gue kehilangan jejak." Ia menggeleng pelan, merasa kecewa dengan diri sendiri. 

Karel memiringkan kepala. "Jasmin lari dari lo? Kenapa?" Karel memandang bingung pada Zayn. Begitu pula dengan Zayn, tidak kalah bingung. Berbagai pertanyaan melintas di kepala, namun tidak mendapat jawaban. 

"Ini benar-benar aneh." Karel mengusap dagu dengan jemari. Ia sedang memikirkan berbagai dugaan. Ia rasa ada yang memanipulasi semua. 

***

Nauval memarkirkan motor depan rumah Ella. Beberapa waktu lalu, Ella mengirim pesan mengatakan bahwa, ia sedang sendirian di rumah, kebetulan ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Maka Nauval bersedia ke rumahnya. Mengenai status mereka hingga saat ini, hanya sebatas teman dekat, padahal Nauval sudah menyadari perasaannya, bahwa mereka saling tertarik.

Nauval mengetuk pintu depan rumah Ella. "Ella!" sapanya.

Nauval mengetuk beberapa kali, namun tidak ada sahutan dari dalam. Padahal Ella mengatakan ia di rumah, tidak mungkin Ella keluar tanpa mengabari. Nauval mencoba membuka knop pintu, ternyata tidak terkunci. Apa Ella ada di dalam? Entah kenapa perasaan Nauval tidak enak. Ia mendorong pintu hingga terbuka setengah. Suasana di dalam cukup sepi, seperti tidak ada tanda adanya kehidupan. 

"Ella?" panggil Nauval sambil menyembulkan kepala. 

Beberapa detik kemudian, karena tidak mendapat sahutan, ia memberanikan diri melangkah masuk. Bukannya ia tidak sopan, hanya saja merasa cemas pada Ella. 

Nauval melangkah menuju ruang tengah, hingga melihat pintu kamar yang terbuka. Ia menuju arah pintu itu. Mungkin saja Ella di dalam. 

Begitu sampai depan pintu kamar, Nauval cukup terkejut melihat Ella.

Ella berdiri mematung dengan ternganga shock. Bahkan, air mata Ella mengalir begitu saja. Pandangan Nauval beralih pada benda tajam yang tergeletak di lantai. Ia tidak berpikir, bahwa Ella mencoba bunuh diri. Mengerti Ella sedang shock, Nauval melangkah mendekat tanpa izin, ia mendekap tubuh Ella. Seketika Ella runtuh dalam dekapan Nauval.

Nauval mengelus punggung Ella perlahan, berupaya membuat Ella merasa lebih baik. Hingga Ella bisa menyadarkan dirinya. Ia melepas dekapan Nauval perlahan. 

"La, lo kenapa?" panik Nauval. 

Ella masih terlihat sedikit shock. Tatapannya tertuju pada pisau itu. Nauval seakan mengerti dengan maksud Ella. "Apa yang udah terjadi?" Nauval memegang lengan Ella.

Ella tergagap. Ia ingin mengatakan namun tertahan. 

"Gapapa, gue di sini," timpal Nauval. Ia berusaha membuat Ella merasa aman.

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang