48. Penyesalan

7.3K 530 195
                                    

Absen dong dari kota mana aja?

⚠️Novel REVAZKAR ready di shope, bonus ekstra part⚠️

Untuk part ini mau bikin target ah, 50 votes 100 comment, bisa ga? Bisa dong masa enggak? Di next kalau udah sampai target

HAPPY READING

48. PENYESALAN

Di ruangan yang penuh dengan suara monitor pendeteksi detak jantung Leon yang terbaring tak berdaya, dihiasi dengan tangisan Loveetta yang tertahan. Ia tidak ingin menganggu Leon, namun kondisi memaksanya untuk demikian. Leon berhasil melewati masa kritis namun belum siuman. 

Loveetta mau tidak mau memberi kabar ini kepada orang tuanya. Lantas mereka shock bukan main, kini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. Sementara Rega, ia masih menunggu di luar.

Loveetta setia berjaga di sebelah ranjang Leon sambil menggenggam tangannya. Ia tidak ingin Leon kenapa-napa, ia ingin Leon segera siuman. Loveetta benar-benar marah sekali pada Zayn. Lelaki itu jahat sekali, tidak seperti yang ia duga elama ini. Zayn ternyata punya sisi buruknya. Jika sampai Leon kenapa-napa, ia tidak akan memaafkan Zayn. Membuat Leon terluka saja sudah cukup membuat ia benci pada Zayn. Tidak salah ia memutuskan hubungannya. Loveetta telah salah menilai seseorang. 

"Bang Leon bangun..." lirih Loveetta. 

"Bang Leon kuat kok, Bang Leon harus bangun sekarang.."

Hanya suara mesin pendeteksi jantung yang menyahut ucapan Loveetta. Hal itu membuat Loveetta semakin hancur. 

"Lovee sayang sama Abang. Lovee mohon bangun Bang." Air mata Loveetta mengalir mulus di pipinya. 

Loveetta tidak sanggup melihat kondisi Leon yang wajahnya penuh lebam akibat ulah Zayn. Andai saja sejak dulu ia menuruti Leon untuk tidak berhubungan dengan Zayn, jika Leon tau, ia akan sangat kecewa padanya. Loveetta belum bisa jadi adik yang penurut.

Hingga beberapa menit kemudian, orang tua mereka tiba. Loveetta tidak berniat menceritakan siapa yang memukul Leon hingga seperti ini. Ia hanya memberitahu klonologinya secara singkat. 

***

Hari Minggu. Zayn sore itu mengajak Kanya untuk mencari udara segar. Hal itu baik untuk Kanya yang sedang proses penyembuhan. Kali ini Kanya sudah jauh lebih baik, Kanya sudah mampu mengendalikan pikirannyan sendiri, ia juga sudah cukup lancar berkomunikasi dengan orang sekitar, ia tidak terlalu takut pada keramaian. Hal itu membuat Zayn senang. 

Zayn menghentikan mobil di parkiran taman. Ia menoleh pada Kanya. 

"Kenapa, Nya?" tanya Zayn melihat Kanya menunduk. "Kamu pikirin apa?"

Zayn mendekat ke arah Kanya. "Hei, jangan pikirin yang enggak-enggak," tuturnya lembut.

Kanya mendongak menatap Zayn. "Gimana kalau aku ketemu dia?" tanyanya. Orang yang dimaksud Kanya adalah lelaki bajingan yang telah merenggut masa depannya. Kanya sudah ingat sedikit bagaimana wajah orang itu. 

"Maksud kamu?"

"Aku udah sedikit ingat wajahnya. Dia bukan temen Kakak." Kebetulan memang baju Leon dan Karel sama. Sehingga membuat Kanya sempat menduga bahwa Karel pelakunya, di saat ia belum bisa mengingat wajah lelaki tersebut.

Zayn sedikit terkejut. "Kamu inget?" Asal Kanya tau saja, orang itu sudah Zayn beri pelajaran. 

"Kamu enggak bakal ketemu dia. Jangan khawatir ya, aku di sini." Zayn mengenggam Kanya dengan lembut.

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang