32. Dendam

5.8K 570 21
                                    

Tetap next walaupun gak sampai target, mengsad🥲

Baku hantam zone🫂

Jangan jantungan sama plot twistnya

Tolong bantu vote komen✨

HAPPY READING

32. DENDAM

Zayn tiba di depan gedung kosong, lebih tepatnya bangunan setengah jadi, alias hanya terdapat pondasi. Ia turun dari motor kemudian memandang layar ponsel, memastikan ia tidak salah lokasi. Tapi posisi Zayn kini persis dengan lokasi yang dikirim Arlan. 

Alis Zayn menukik tajam, ia memandang setiap sudut mencari sosok Arlan. Emosi Zayn sudah siap meledak. Akan ia selesaikan masalahnya hari ini juga. 

Sekeliling Zayn sepi, hanya ada pepohonan, lagipula ia berada di jalan buntu. Ya, gedung ini berada di ujung jalan. 

"ARLAN KELUAR LO!" teriak Zayn meluapkan emosi. 

Zayn masih mengendarkan pandangan, hingga suara tidak asing menyapa telinganya dari belakang, lantas ia membalikkan badan. 

Arlan keluar dari bangunan itu dengan senyuman sinis. "Pengecut!"

Tidak perlu ditanya bagaimana ekspresi Zayn, tentu menahan emosi bukan main. Tampak dari matanya yang menyala. Tangannya terkepal di sisi tubuh. Arlan sudah berdiri di depan mata, ia benar-benar tidak sabar memberikan pelajaran padanya. 

Tapi Zayn masih berusaha bicara baik-baik. "Apa yang lo lakukan ke adik gue?! Lo gila?!" hardik Zayn.

Arlan berdecih sambil memandang arah lain. "Cuma gue lecetin sedikit." 

Tangan Zayn semakin terkepal, emosinya kian menggebu. Tampak dada Zayn naik turun dengan cepat. 

"Apa tujuan lo?!" balas Zayn.

Arlan perlahan melangkah mendekat. "Tujuan gue?" 

Zayn sulit membaca ekspresi Arlan. Lelaki itu pandai menyembunyikannya. Arlan seolah bersikap santai, ekspresinya datar. 

Hingga dua langkah di depan Zayn, Arlan mendadak melayangkan bogeman mentah padanya, membuat Zayn yang belum siaga hampir terjengkang. Ia terkejut bukan main dengan perlakuan Arlan. Sialan!

Kini Zayn baru bisa melihat ekspresi Arlan yang baru saja ditunjukkan. Matanya menyala, urat-urat di leher dan kepala menegang seketika. Arlan tampak emosi sekali, tidak kalah dengan Zayn. 

'BUGH!'

Tanpa basa-basi Zayn membalas bogeman Arlan. Tapi itu tidak berarti apa-apa untuk Arlan. Ia kembali menghantam Zayn dengan bogeman. Ia menahan kerah baju Zayn, dengan sebelah tangan yang menghajar wajahnya berkali-kali.

Zayn benar-benar tidak menyangka dengan Arlan. Lelaki itu seperti kesetanan. Zayn tidak tinggal diam, ia menahan kepalan tangan Arlan yang hampir saja mengenai hidungnya yang sudah mengeluarkan darah segar, kemudian sebelah tangan Zayn balas membogem Arlan dengan kuat. 

Arlan mundur selangkah, ia mengusap sesuatu yang mengalir dari hidung, darah. Sialan!

Arlan menendang tubuh Zayn hingga lelaki itu terjatuh ke belakang. Kesempatan itu ia gunakan membalas perbuatan Zayn. Arlan duduk di atas tubuh Zayn, tangannya menghajar wajah Zayn berkali-kali. Zayn sudah berupaya menahan, namun Arlan kembali menghajar dengan sebelah tangannya yang bebas. 

Wajah mereka sudah tak karuan, babak belur, keringatan. 

Zayn bergerak menahan tinjuan Arlan, ia kini lebih peka, tangannya yang sebelah lagi pun menahan tangan Arlan. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang