30. Kronologi

6.3K 582 13
                                    

Part ini panjang huhu, please banget komen ges

HAPPY READING

30. KRONOLOGI

Sore itu, Zoline baru saja pulang dari sekolah, bersama Ella dan Gege. Mereka tidak langsung pulang setelah bel pulang berbunyi. Mereka mengerjakan tugas bersama, walaupun tugas Zoline berbeda dari mereka. Mereka bisa membantu Zoline jika kesulitan. Karena biasa Zoline pulang bersama temannya, maka kali ini ia pulang sendiri. Rumah Zoline ke rumah cukup jauh, namun Zoline tidak menggunakan angkutan umum. Ia memilih berjalan kaki, karena memang senang berjalan kaki. Lagipula ia tau, jalan tikus mana saja yang bisa membawanya pulang dengan jarak lebih dekat. Kebetulan Ella dan Jingga saat itu mampir ke salah satu toko buku terdekat. Mereka jalan bertiga, dengan tujuan berbeda.

Zoline kemudian memisahkan diri, begitu sudah sampai di sebuah gang, yang tidak terlalu kecil, namun sepi karena jarang terdapat perumahan. Ella dan Jingga melanjutkan langkah, begitu pula dengan Zoline. 

Namun di ujung jalan menuju jalan pintas lainnya, Zoline menghentikan langkah, begitu melihat Arlan berdiri di depan sambil menyandar body mobil. Ia kemudian tersenyum menyapa Arlan. Namun senyuman Zoline luntur, begitu tidak mendapat balasan senyumannya, justru tatapan tajam nan menusuk yang diberikan. 

Perasaan Zoline jadi tidak enak. Ia terdiam dengan bingung, jantungnya berdegup cepat ketika Arlan mendekat. Tatapan Arlan mengerikan, seperti akan menghabisinya. 

Zoline masih berusaha berpikir positif, hingga Arlan mencengkram pergelangan tangannya kuat, membuat Zoline tersentak dan meronta. Namun tenaga Arlan lebih besar. Zoline tidak mampu melawan, ketika Arlan mulai menyeretnya ke mobil.

"Kak! Lepasin! Kak Arlan kenapa?!" Zoline tidak pernah berpikir Arlan jahat, selama ini Zayn dan Arlan berteman baik. 

Zoline berupaya melangkah berlawanan arah, Arlan masih terus menyeret. 

Sementara di sisi lain..

Gege menepuk jidatnya, begitu melihat ponsel di tangan. "Ya ampun! Ponsel Zoline ke bawa sama gue!" Ia merutuki diri sendiri, karena ponsel mereka sama, Gege tidak sengaja mengambil ponsel Zoline, padahal ponsel Gege di ransel.

"Temenin gue samperin Zoline yuk! Moga belum jauh!" 

Gege dan Ella berlari ke arah tadi. Berharap Zoline masih belum jauh. 

Mereka masuk ke jalan yang dilalui Zoline. Hingga sampai di ujung jalan, mereka melotot kaget, melihat Zoline ditarik paksa lelaki tidak dikenal. 

"Gue bakal balas perbuatan Kakak lo!" sarkas Arlan emosi pada Zoline. 

"Maksud Kakak apa?!"

Ella dan Gege tidak tinggal diam. Mereka mendekati dengan waspada, Arlan sedang membuka pintu mobil, bagian belakang, hendak memaksa Zoline masuk. Ella menyerang Arlan dari belakang, lelaki itu lengah, ketika Ella menendang lutut bagian belakang, membuat Arlan hampir bertekuk lutut. Dalam kesempatan itu, Ella dan Gege membawa Zoline berlari. 

"KALIAN GAK USAH IKUT CAMPUR!" bentak Arlan. Ia merasa marah sekali, melihat kedua gadis menyelamatkan Zoline. 

Mereka berlari, tentu Arlan mengejar mereka. Namun otak Arlan berpikir jauh. Kemungkinan ia gagal menculik Zoline, lalu 2 gadis tadi mungkin akan melapor ke polisi. Bila ia berhasil menculik Zoline sekali pun, rencananya kurang mulus, karena 2 gadis itu ia yakini melaporkan ke polisi. Maka, Arlan lebih menargetkan salah satu dari 2 gadis itu. Bisa dibilang menyandera, sebagai ancaman bagi mereka. Ia akan membuat rencana baru, yang akan ia pikirkan dengan matang.

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang