38. Milik Zayn

6.8K 538 18
                                    

Hai, boleh bantu aku jawab pertanyaan ini ga? 

Sejauh ini pendapat kamu terhadap REVAZKAR gimana? Lalu alasan kamu masih baca cerita ini kenapa?

Terimakasih hehe

HAPPY READING

38. MILIK ZAYN

Loveetta berdiri di depan swalayan sambil menunggu hujan reda. Ia telah mengirim pesan pada Zayn, ia juga sempat mengirim titik lokasi, namun lelaki itu hanya membaca saja. Loveetta jadi tidak yakin Zayn akan menjemputnya. 

Hampir setengah jam Loveetta menunggu sia-sia, karena hujan tetap mengguyur kota dengan antusias. Loveetta kemudian menggerutu sendiri, terlebih Leon tidak juga membalas pesannya. 

"Kapan sih hujannya berhenti? Masa iya gue basah-basahan pulangnya? Mana nggak ada angkot yang lewat!" Loveeta sebenarnya belum sempat pulang ke kosan, alias masih mengenakan seragam sekolah. Setelah dari rumah Jingga tadi karena suatu keperluan, ia langsung ke swalayan. Lalu berakhir dengan terjebak hujan.

"Pulang sama gue aja," ujar seseorang mengagetkan Loveetta dari samping.

Sontak Loveetta menoleh ke sebelah. Ia terlonjak kaget karena mendapati Zayn tersenyum sambil membawa sebuah payung berwarna krim. Ia celingak-celinguk, membuat alis Zayn bertautan. 

Loveetta sedang berpikir, dari arah mana Zayn datang? Ia benar-benar tidak menyangka. Ia tidak mendapati motor Zayn di pandangannya. 

"Tunggu apalagi? Ayo, pulang!" ajak Zayn. Ia bergerak merangkul Loveetta yang masih cengo. Kemudian membawanya menuju mobil yang ia parkir di sebelah swalayan. 

Loveetta tersentak kecil saat Zayn berhenti dan membuka pintu mobil jok penumpang bagian depan. Ia berpikir Zayn membawa motor. 

Zayn memayungi Loveetta hingga masuk ke dalam mobil. Setelah itu, ia memutari bagian depan mobil menuju jok pengemudi. Mereka sudah berada di dalam mobil. Suara hujan yang nyaring tadi kini teredam. Mendadak ia merasa canggung dengan Zayn di dalam mobil seperti ini. 

Zayn meletakkan payung yang masih basah itu ke bagian belakang mobil, kemudian memasang safety belt-nya. Begitu pula dengan Loveetta. Sebelum Zayn menjemput Loveetta, ia mengantar Kanya pulang. Beruntung Arlan tidak banyak bicara. Sepertinya masih terkejut karena ia berhasil membawa Kanya keluar dari rumah. 

Zayn tidak mungkin menolak permintaan Loveetta. 

"Gue pikir lo bawa motor," ujar Loveetta memecahkan keheningan. 

Zayn menoleh. "Masa gue bawa lo pakai motor sambil hujan-hujanan? Bahaya." Ya, walau pun alasan sebenarnya adalah ia membawa Kanya, sangat tidak mungkin bila ia menggunakan motor. 

"Eh, lo masih pakai seragam?" Zayn baru tersadar dengan pakaian sekolah Loveetta yang masih dikenakan. 

Loveetta mengangguk. "Gue tadi dari rumah Jingga, belum sempet pulang."

Zayn meng-oh-kan pernyataannya. 

"Btw, thanks banget udah jemput gue. Maaf jadi repotin lo, gue merasa gak enak hati, karena bersikap seenaknya aja, lo kan bukan sopir gue."

Zayn terkekeh kecil. "Ya ampun. Gak usah sampai segitunya kali, Lov. Memang salah membantu sesama teman?" Ia merasa aneh dengan ujung kalimatnya sendiri. Teman?

Loveetta hanya membalas kekehan kecil. Seketika ekspresi Zayn berubah, entah lah apa yang ia pikirkan. 

Setelah itu tidak ada yang bersuara, Zayn mulai menyalakan mesin mobil kemudian bergabung dengan kendaraan lain di jalan raya. Ia membawa mobil dengan kecepatan di bawah rata-rata, karena kondisi yang tidak memungkinkan, demi keselamatan lalu lintas. Zayn memandang fokus ke arah jalan yang terhalangi deras hujan. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang