27. Perhitungan

6.2K 606 39
                                    

HAPPY READING

27. PERHITUNGAN 

Zayn masih setia menunggu Zoline sadar, ditemani Loveetta, yang tidak kalah cemas. Zoline ssempat menjalan operasi, namun sekarang sudah dipindahkn kamar rawat. Hingga pintu kamar terbuka, mengalihkan atensi Zayn dan Loveetta. Zayn tampak terkejut melihat seorang lelaki yang melangkah masuk, diikuti seorang wanita di belakang. 

"Mama, Papa?" Zayn beranjak dari duduk. Ia terkejut dengan kedatangan orangtuanya. Pasalnya mereka tidak memberi kabar, jika mereka akan pulang. 

Terlihat raut wajah khawatir pada mereka. 

"Bang, kenapa Zoline bisa jatuh?" tanya Zaka, Ayah Zayn. Mereka baru saja tiba di Indonesia. Begitu pulang, mereka mendapat kabar dari rumah, bahwa Zoline jatuh dari tangga. Lalu mereka langsung bergegas ke sini.

Zayn tidak tau kronolongi detil, namun ia tau karena ulah Arlan. Namun ia tidak mungkin memberitahu mereka. 

Saskia, Ibu Zayn mengelus kepala Zoline sambil menangis. Padahal mereka pulang, untuk merayakan ulang tahun Zoline. Tapi kenapa ini yang mereka dapat? 

"Abang, gak tau, Pa," jawab Zayn pelan. Namun masih bisa didenger oleh mereka. 

Mendengar jawaban itu dari Zayn, Saskia menoleh padanya. Ia memandang kecewa. "Gimana Abang bisa gak tau? Memangnya Abang gak di rumah?" tanyanya.

Zayn setengah menunduk. "Abang tadi lagi di luar, Ma."

"Lalu, kenapa Abang gak kabari Mama sama Papa? Kita kasih tanggung jawab kamu, untuk jaga Zoline. Bukan berarti kamu gak kabari, kalau terjadi sesuatu sama Zoline!" 

Zaka mengode Saskia, agar tidak memarahi Zayn.

"Abang minta maaf, Ma, Pa." Zayn hanya bisa mengatakan itu. Memang salah Zayn, ia tidak bisa menjaga adiknya.

Loveetta merasa kehadirannya menganggu mereka. Memang lebih baik ia pulang saja. Sebenarnya tadi Zayn hendak mengatar pulang, tapi ia ingin di sini. 

Pandangan Zaka dan Saskia mengarah Loveetta. 

Loveetta sudah berdiri sejak mereka masuk. 

"Ini, siapa Bang?" tanya Zaka.

"Temen Abang, Pa."

Loveetta menunduk sopan. "Perkenalkan saya Loveetta, Om, Tante." Ia menghampiri mereka kemudian menyalimnya. 

"Halo, Loveetta." Zaka tersenyum ramah.

Saskia juga tersenyum pada Loveetta. "Cantik," ungkapnya.

Loveetta kini tersenyum salah tingkah. 

"Ini udah malam, kenapa kamu gak pulang?" tanya Zaka, tidak bermaksud mengusir. Hanya saja memang benar sudah larut, tidak baik untuk seorang gadis, berada di luar saat ini. 

"Saya cuma pengin tunggu Zoline sadar, Om." 

Zaka tersenyum dengan tulus, ia merasa berterima kasih pada Loveetta. "Terima kasih, Loveetta. Tapi gapapa, Om sama Tante di sini, biar kita yang jaga Zoline. Kalau udah sadar, Om sama Tante akan kabari." 

"Bang, antar teman kamu pulang," ujar Zaka. "Kamu pulang sama Zayn aja ya, gak baik pulang sendirian." Zaka beralih pada Loveetta.

Loveetta bertatapan dengan Zayn, yang mengangguk menyetujui usulan Zaka, untuk mengantar Loveetta pulang. Tanpa Zaka usul sekali pun, Zayn akan mengantar Loveetta. 

Kemudian, Loveetta mengangguk pelan. Ia pamit pada Zaka dan Saskia, begitu pula dengan Zayn. 

Saskia menatap sendu pada Zoline, betapa perih hati Saskia. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang