41. Pengelabuan?

5.6K 471 31
                                    

Mohon dukungan vote komen ya temen-temen, thankyou

⚠️Novel REVAZKAR ready di shope, bonus ekstra part⚠️

HAPPY READING

41. PENGELABUAN?

Rega menghela nafas sebelum memutuskan untuk menjelaskan secara detil. "Jadi sebenarnya, Abangnya Loveetta itu.." Belum sempat Rega menyelesaikan kalimatnya, Zayn sudah menyela ucapan Rega. 

"Udah, udah, lo nggak perlu jelasin apa pun, gue percaya sama lo." Zayn tidak ingin menggunakan waktu berkencannya hanya untuk mendengarkan penjelasan Rega. Zayn percaya dengan sahabatnya. Ia sambil menarik kursi di depan Loveetta. Kemudian menempatinya. 

"Thanks udah anterin Loveetta, lo bisa kembali sekarang," ujar Zayn, tersenyum, menyebalkan bagi Rega. 

Rega mengutuk Zayn lamat-lamat, padahal ia ingin menjelaskan siapa Kakak Loveetta, namun gagal. Ia beranjak dengan tidak ikhlas. Tatapannya beralih pada Loveetta. 

"Gue pulang dulu ya," pamit Regas, sambil beranjak.

Loveetta mengangguk sambil tersenyum. "Thanks, ya."

Rega balas tersenyum lalu beranjak dari kafe. 

Zayn dan Loveetta kini bertatapan. Zayn tersenyum canggung, menyadari kesalahannya pada kencan pertama. "Lov, maaf ya, tadi gue ada urusan, jadi terlambat jemput lo. Maaf juga tadi gak kabari."

"Gapapa, kok." 

"Gapapanya cewek itu biasanya kebalikannya. Gue udah ngerti kok, soalnya Zoline kalau jawab gapapa itu kelihatan dari ekspresinya yang menjelaskan bahwa dia kesal."

"Hm." Loveetta menanggapinya singkat.

"Ke mana aja tadi? Gue kirim pesan nggak ada balasan." Loveetta bersidekap dada. 

Zayn terkekeh canggung. Tangannya mengacak rambut bagian belakang. "Ada urusan yang benar-benar nggak bisa gue tinggal. Maaf tadi cuma baca pesen lo, kalau gue balas makin kelamaan, lebih baik gue samperin lo langsung." Ia menyengir.

Hanya melihat senyuman manis Zayn, cukup membuat hatinya luluh. Padahal ia berencana ingin mengambek dengan Zayn, tapi gagal. 

Loveetta tidak terlalu penasaran dengan urusan yang dimaksud Zayn, karena dasarnya ia memang tidak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. 

Zayn kemudian memanggil seorang pelayan, lalu memesan beberapa menu. Tidak butuh waktu lama setelah kembalinya pelayan itu ke belakang membawa catatan berisi pesanan, makanan dan minuman  mereka pun dihidangkan. 2 piring steak dan 2 gelas coppucino. Mereka mengambil pesanan masing-masing kemudian menyantapnya.

Zayn menyengir setelah menyesap coppucino, memperlihatkan creamy yang membekas di sisi bibir bagian atasnya. Loveetta terkekeh melihat tingkahnya. 

Zayn memotong steak miliknya kemudian mengarahkan pada mulut Loveetta. Lantas Loveetta terjengit. 

"Apaan sih, Zayn? Malu!" Loveetta enggan melahap suapan Zayn. Ia hanya merasa malu karena belum pernah diperlakukan begitu di khalayak umum. 

Zayn menaik turunkan garpunya. "Ngapain malu sama pacar sendiri?"

"Maksud gue, malu di sini ramai, Zayn!" desis Loveetta.

Zayn justru tertawa. "Gak usah malu segala ah! Aaa.." Zayn memaksa Loveetta menyambut suapannya. 

Pipi Loveetta merona dibawah lampu kafe yang terkesan romantis, ditambah musik romansa klasik yang diputar, menciptakan momen manis untuk setiap pasangan. Ia menyergap cepat, sebelum ada yang melihatnya. Zayn tertawa geli dengan tingkah malu-malu gajah, Loveetta.

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang