16. Dalang

6.8K 636 80
                                    

Jangan lupa vote komen hihi💙

HAPPY READING

16. DALANG

Nauval mengerjapkan mata beberapa kali, berharap ia hanya salah lihat. Namun detik kesekian, tulisan di layar komputer tidak berubah sedikitpun. "Gak mungkin, Ga. Gue gak mungkin salah." Nauval menggeleng pelan.

Rega memandang dengan alis bertautan. "Memang alamat siapa?" 

"Ella," gumam Nauval. 

Rega mengingat-ngingat nama Ella. Apa Ella teman Loveetta yang dimaksud? Untuk menyakinkan Rega bertanya pada Nauval. "Cewek yang lo taksir itu?"

Nauval menoleh. "Iya."

"Jadi, maksud lo, Ella yang udah neror Zoline?" tanya Rega, tidak percaya. 

"Gue juga gak tau jelasnya. Tapi posisi nomor telepon itu ada di lokasi rumah Ella. Gue baru aja pulang dari sana, Ga." Nauval memperjelas. Ia cukup terkejut begitu tau lokasi yang sama persis. Ia yakin tidak salah ingat. Ia baru saja pulang dari rumah Ella, karena pulang sekolah tadi mereka membatalkan janji untuk bertemu.

Rega mengernyit kemudian memiringkan kepala. Alasan apa sampai Ella melakukannya? Yang ia tau dari Zayn, bahwa mereka berteman baik. 

Nauval terdiam, ia memijat kepala yang mendadak berat. Sementara Rega masih berdiri di samping, sambil mengusap dagu. Hingga ponsel Nauval berdenting, membuyarkan aktivitas mereka yang percuma.

Nauval meraih ponsel di atas meja. Rega bergerak mendekat ke arah Nauval. Zayn mengirim pesan. 

ZaynGibasta
Val, gimana?
20.15

Nauval dan Rega mengerti benar apa yang dimaksud Zayn. Tentu Zayn menanyakan soal penyelidikan mereka. Lalu mereka harus jawab apa? Tentu saja Ella. Tapi apa Nauval tega melakukannya? Zayn tentu akan marah, begitu ia mengetahui dalang teror tersebut. 

Nauval belum membalas pesan Zayn. Sepertinya Zayn tidak sabaran di seberang, hingga beberapa detik kemudian, Zayn menelepon. Nauval sempat ragu untuk mengangkat. Namun, Rega mengode Nauval untuk mengangkatnya.

Nauval mengusap tombol hijau di layar, kemudian menyalakan speaker ponsel, agar Rega dapat mendengar suara Zayn. 

"Val, lo masih bareng Rega? Gimana? Kalian udah berhasil lacak nomornya?" tanya Zayn. 

Nauval diam kemudian memandang Rega. Ponsel Nauval kini diambil oleh Rega yang seakan tau apa yang dipikirkan Nauval. Temannya bingung ingin menjawab apa. Maka, Rega akan bicara dengan Zayn.

"Kita udah berhasil lacak nomornya," jawab Rega. 

Rega melangkah mendekati ranjang Nauval, kemudian menduduki diri di tepi ranjang. 

"Siapa? Siapa yang teror adik gue?!" balas Zayn dengan berapi-api.

Rega melirik Nauval yang termenung. Tau bahwa Nauval masih tidak percaya.

"Zayn, tapi lo jangan emosi dulu," ujar Rega. 

"Gimana gak emosi Ga?! Please lo kasih tau gue! Siapa? Kalau bisa gue habisi sekalian!"

Rega berdecak. "Dia cewek, Zayn!"

"Hah?" Suara Zayn terdengar memelan. Terdengar jelas bahwa Zayn terkejut. 

"Zayn, lebih baik kita bicarain besok," celetuk Rega.

Terdengar Zayn menghela nafas berat. "Gue gak bisa tunggu sampai besok!"

"Zayn, please, lo ademin dulu kepala lo. Kita bicara besok." Rega memutuskan sambungan telepon begitu saja. Tidak peduli jika Zayn marah. Ia melangkah menghampiri Nauval kembali. Ponselnya ia letakkan di atas meja. Ia menepuk pundak Nauval. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang