40. Surat Untuk Bang Zayn

5.8K 476 12
                                    

Terimakasih untuk vote dan komen part sebelumnya, aku seneng banget jadi antusias buat next hehe. Jangan lupa vote komen lagi ya part ini biar aku makin mangats!

Yang belum peluk REVAZKAR versi novel, segera yuk ntar kehabisan🥹

HAPPY READING

40. SURAT UNTUK BANG ZAYN

Karel membalas tatapan mereka satu persatu dengan bingung. 

"Apa?" tanya Karel.

"Kenapa Kanya kelihatan takut sama lo?" tanya Nauval.

"Ya, mana gue tau?!" balas Karel.

"ARGHHH!! PERGI!!" teriak Kanya kian tak karuan.

Zayn buru-buru mendekapnya, menutupi wajah Kanya dengan dada bidangnya. Ia mengelus bahu Kanya, berupaya meredakan histerisnya. Ia mengoda pada teman-temannya agar segera pulang. Mereka pun setuju. Kini Zayn menyimpan sejuta pertanyaan pada Karel. 

Kenapa Kanya begitu ketakutan melihat Karel? Seperti.. melihat seseorang yang membuat Kanya menjadi seperti ini. 

"Kanya, kamu tenang ya, kamu aman di sini. Gak ada yang bakal jahatin kamu, Nya." Zayn mengelus punggung Kanya. Cukup lama ia berusaha membuat Kanya merasa lebih baik, hingga akhirnya jeritan Kanya berhenti, ia juga tak lagi berontak. 

Menyadari itu, Zayn buru-buru menutup pintu jok yang ditempati Kanya dan berlari memutari mobil menuju jok pengemudi. Ia memasang seat belt-nya. Dilihatnya Kanya mengangkat kedua kaki dan meringkuk seperti biasa. Ia menenggelamkan sebagian wajahnya. 

Zayn mengelus tangan Kanya lembut. "Kita pulang ya."

***

Rega, Nauval dan Karel berada di markas. Mereka duduk di kursi yang berbeda, kecuali Rega dan Nauval.

"Kenapa tadi Kanya bisa begitu?" tanya Nauval pada mereka.

"Dia lihat lo tadi kaya lihat setan tau nggak?"

"Ya, gue nggak tau Val. Kenapa lo kaya berprasangka yang enggak-enggak ke gue?" balas Karel. Jelas-jelas ia tidak melakukan apa pun yang membuat Kanya berteriak histeris seperti itu. 

Rega hanya diam tanpa berniat bergabung dalam obrolan mereka sedikit pun. 

"Ya.."

"Lagipula yang namanya depresi bisa kumat kapan aja. Bukan berarti gue yang melakukan itu pada Kanya," sela Karel.

Rega kini melihat ke arah Karel. Nauval menegapkan pungggungnya sambil bergerak menunjuk Karel dengan kepala sedikit dimiringkan ke kiri.

"Tunggu, tunggu, barusan lo bilang apa? Melakukan itu? Gue belum bicara apa pun loh, Rel."

"Karena gue udah tau ke mana arah bicara lo," jelas Karel, mendelik. 

Rega beranjak dari kursi, membuat atensi Nauval dan Karel tertuju padanya. 

"Gue pulang duluan," pamitnya tanpa menatap mereka, lalu melangkah keluar dari markas.

Rega menghiraukan teriakan Nauval. Ia kini menaiki motor dan menyalakan mesin motor. Setelah mengenakan helm, ia beranjak dari perkarangan dengan motornya. 

Kenapa semuanya menjadi runyam begini?

Belakangan suasana hati Rega benar-benar berantakkan. Sampai ia sendiri sulit mengerti dirinya sendiri. Di sisi lain, ia sedikit kecewa pada sahabatnya, Zayn. Namun ia tidak bisa melakukan apa pun. 

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang