19. Leon & REVAZKAR

6.9K 631 82
                                    

Terimakasih yang sudah baca, vote dan komen, hingga sekarang hehe

HAPPY READING

19. LEON & REVAZKAR

Zayn kembali menghampiri Loveetta dengan minuman di tangannya. Ternyata gadis itu berpindah posisi. Zayn memandangi Loveetta dari samping, tampaknya Loveetta tidak menyadari keberadaan Zayn. Loveetta terlalu fokus memandang foto.

"Lihat apa sih sampai segitunya?" tanya Zayn, matanya melirik foto yang dipegang Loveetta.

Loveetta terlonjak pelan. Ia menoleh mendapati Zayn. Ia menaruh foto ke posisi semula. Merasa lancang sudah memegang barang Zayn. "Sori.."

Zayn menyodorkan minuman pada Loveetta, yang kemudian disambut gadis itu. "Thanks," ujar Loveetta.

"Ngomong-ngomong, kenapa lo sembunyikan identitas lo, sebagai Abang Zoline?" tanya Loveetta.

Zayn bersidekap dada, kemudian menyandarkan diri pada meja. "Simple. Lo juga tau sendiri, gimana posisi gue di sekolah? Gue cuma gak mau Zoline jadi di posisi sulit. Lo bayangi aja gimana kalau Zoline yang kena imbas jika mereka tau gue Abangnya? Zoline bisa ikut tertuduh."

Loveetta mengangguk mengerti.

"Gue butuh bantuan lo lagi." Zayn menoleh, memandang Loveetta dengan lekat.

"Apa?" tanya Loveetta.

"Lo cari tau masalah Zoline."

"Sama Ella?"

Zayn mengangguk.

"Bahkan sampai sekarang, gue masih gak percaya," balas Loveetta menggeleng.

"Lo percaya atau gak, bukti udah jelas Lov."

Loveetta terdiam beberapa detik kemudian berujar, "Tapi, belakangan ini Ella emang aneh. Kayak ada sesuatu yang dipikirin. Ella jadi lebih diam. Ella juga gak mau cerita, biasanya dia selalu cerita kalau ada masalah."

"Gue yakin Ella takut ketahuan."

"Kenapa lo bisa pikir kayak gitu? Ella belum cerita tentang apapun."

Zayn tertawa miris. "Ya udah jelas, memang Ella pelaku teror itu. Sikap Ella aneh karena takut ketahuan." Ia kekeuh dengan pendapat sendiri.

"Lo gak bisa simpulin sesuatu sembarangan." Loveetta meneguk minuman di gelas. Ia merasa malas bersilat lidah.

"Lo coba buktiin sendiri. Lo hubungi nomor telepon itu, pas lo bareng sama Ella."

***

Zayn tidak perlu terkejut dipanggil ketika ia dipanggil ke ruang BP. Ia sudah bisa menerka tujuannya, tentu mengenai kericuhan kemarin.

"Zayn, tolong jelaskan pada saya, apa yang telah kamu lakukan?" pinta Bu Ema.

Zayn menghela nafas berat kesekian kali. Wajahnya memelas memandang Bu Ema. "Bu, saya sudah bilang sama Ibu, saya tidak tau apapun soal Kanya."

"Zayn, tolong jangan mengelak lagi, yang melaporkan kamu tidak hanya satu, bahkan Ayah Kanya juga melaporkan kamu." Penjelasan Bu Ema kali ini, cukup mengagetkan Zayn.

Zayn menganga tak percaya. "Apa?" Ini gila! Apa maksud Ayah Kanya melaporkannya? Bahkan mereka belum pernah bertemu.

"Tolong Zayn jangan mempersulit masalah. Kasus ini masih di sekolah, Ayah Kanya bisa saja melaporkan kamu ke polisi. Akui apapun kesalahan kamu, Ayah Kanya masih kasih kamu kesempatan."

Zayn mengusap wajahnya dengan gusar. Kepalanya terasa seperti menghantam batu besar. Ia tersulut emosi dengan ini. Ia tidak melakukan kesalahan apapun. Apa yang perlu Zayn akui?

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang