21. Kecewa

6.9K 582 43
                                    

HAPPY READING

21. KECEWA

Seusai ekstrakulikuler futsal, Zayn menghampiri supermarket terdekat dari sekolah yang ditemani Karel, kebetulan Karel perlu membeli sesuatu. Mereka memisahkan diri begitu masuk ke dalam supemarket. Zayn menuju lorong paling ujung, tempat pemajangan produk kewanitaan seperti pembalut. 

Dengan langkah penuh percaya diri, Zayn masuk ke lorong gondola pembalut. Matanya mengendar, mencari pembalut biasa yang Zoline beli. Hingga ia menemukan pembalut softex. Namun ia tidak menemukan pembalut wing. Ia mencoba untuk meneliti satu persatu. Namun memang tidak ada. Zayn menoleh untuk mencari karyawan supermarket, lalu ia menemukan seorang gadis berada di gondola sebelah, membelakangi Zayn. 

"Mbak, pembalut merk ini yang sayap ada?" tanya Zayn.

Gadis yang merasa dipanggil, walaupun tidak begitu yakin, ia menoleh dengan reflek. 

Namun, begitu melihat wajah gadis itu, alis Zayn seketika bertaut tajam. Mulutnya sedikit ternganga. "Jasmin?!"

Gadis yang Zayn kira karyawan, ternyata adalah Jasmin yang hilang kemarin. Ia membulatkan mata melihat Zayn. Ekspresi shock tak bisa dipungkiri. Buru-buru ia berlari menjauh dari Zayn. Sontak Zayn menyimpan pembalut itu asal, lalu bergegas mengejar Jasmin. Bagaimana Jasmin bisa di sini? Ia tidak boleh kehilangan jejak Jasmin. 

Beberapa pengunjung supermarket sedikit risih, karena melihat Zayn dan Jasmin berlari. 

Jasmin keluar dari supermarket, begitu pula dengan Zayn. 

Karel yang hendak mencari Zayn, tidak sengaja menemukan Zayn berlari keluar. Ada apa dengan Zayn? Kenapa berlari begitu cepat? Apa yang sedang Zayn kejar? Maling? Yang benar saja.

Karena penasaran sekaligus khawatir dengan Zayn, Karel menaruh asal barang dari tangannya. Kemudian berlari mengejar Zayn. 

Jasmin masih terus berlari cepat, sesekali menoleh ke belakang. Ia sudah berada di trotoar. Ia tidak boleh sampai bertemu Zayn. 

"HEI! BERHENTI!" teriak Zayn masih berusaha mengejar. Entah kenapa Jasmin berlari begitu cepat. Zayn sampai kewalahan mengejar Jasmin. Namun ia masih berusaha mengejarnya. Jasmin berlari menyebrang jalan raya. Zayn baru saja hendak menyebrang, namun lampu lalu lintas berganti hijau, membuat ia hampir saja terserempet. Zayn mundur selangkah, kemudian lanjut mengayunkan langkah dengan cepat. Beberapa pengendara terkejut Zayn mendadak melintas, beberapa di antara mereka memaki Zayn. Tapi, tidak Zayn hiraukan sedikit pun. 

Jasmin menoleh arah belakang sesekali, berharap Zayn tidak mengerjar lagi. Hingga Jasmin tidak melihat jalan depan, ia terkejut dan langsung menoleh, ketika menabrak seseorang cukup kuat.

"Maaf, maaf," ujar Jasmin. 

"Lo kenapa?" tanya Loveetta, gadis yang ditabrak. Loveetta memandang gadis berseragam SMA ini, dengan khawatir. Ekspresi gadis itu terlihat begitu ketakutan, ia berlari dari siapa?

"Lo dikejar sama siapa?" tanya Loveetta. Ia hendak menunggu angkuutan umum, namun kini terurungkan. Atensinya beralih pada Jasmin kali ini.

Loveetta sambil mengendarkan pandangan, berupaya menjadi siapa yang mengejar Jasmin. Hingga Loveetta menemukan sosok Zayn. Ia mengernyit seketika, Zayn celingak-celinguk layaknya mencari seseorang, tampak nafas Zayn yang tersenggal. Ia duga Zayn habis berlari. Apa gadis itu dikejar Zayn?

Loveetta menatap gadis di depannya. Jasmin juga sedang memandang arah Zayn. 

Zayn yang berada di ujung jalan, kebingung mencari arah lari Jasmin.

REVAZKAR (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang