Seungcheol mengikuti dan mengamati Jeonghan secara diam-diam, dia harus mendapatkan sampel DNA Chan untuk melalukan tes dengan dia. Dia harus membuktikannya sendiri jika Jeonghan tak mau memberikannya bukti.
Seungcheol terus mengikuti Jeonghan keluar dari aula hotel dan menyusuri koridor. Jeonghan masuk ke dalam lift dan Seungcheol pun ikut masuk.
Menyadari kehadiran Seungcheol, tapi Jeonghan tetap diam tak peduli. Dia harus segera menyusui putranya yang kini sedang rewel dan mengantuk. Chan yang sedang rewel pun tak menyadari keberadaan Seungcheol, sehingga bayi itu terus merengek mencoba membuka baju atas Jeonghan untuk mendapatkan susunya.
Jeonghan melangkah keluar saat lift terbuka, dia berjalan menuju salah satu kamar lalu membukanya. Namun, dengan tidak tahu malunya Seungcheol menerobos masuk ke dalam kamar itu dan menguncinya.
Jeonghan mendengus, dia sedang kelelahan sekarang apalagi Chan yang sedang rewel, dan ditambah lagi dengan kehadiran pria itu. Jeonghan rasanya ingin menangis sekarang, dia sungguh lelah dan ingin beristirahat.
"Keluar!" usir Jeonghan dengan suara dingin.
"Tidak." jawab Seungcheol duduk di single sofa yang menghadap ke ranjang.
"Keluar aku bilang!" Jeonghan masih bisa menahan amarahnya, tapi Seungcheol tetap tak bergeming, dia justru malah menyalakan rokoknya.
"Jangan merokok di dekat anakku, brengsek!" desis Jeonghan melempar Seungcheol dengan bantal didekatnya.
Seungcheol kemudian mematikan rokoknya.
"KELUAR!" bentak Jeonghan yang sudah kehabisan kesabaran, membuat Chan semakin menangis kencang.
"Anakmu menangis." ucap Seungcheol santai menunjuk Chan dengan dagunya.
Jeonghan mengatur nafasnya, dia duduk diranjang membelakangi Seungcheol lalu mengeluarkan payudaranya untuk menyusui Chan.
Chan mulai tenang setelah mendapatkan ASInya, bayi itu perlahan mulai terlelap dan membuat hati Jeonghan kembali menghangat. Amarah dan rasa lelahnya seketika hilang saat melihat wajah bulat tampan putranya.
"Rupanya dia benar anakmu." ucap Seungcheol saat melihat Jeonghan menyusui Chan.
Jeonghan tak menggubris ucapan pria itu, dia malah asyik mengusap kepala Chan dan memandangi wajah putranya.
"Apa dia hasil dari kegiatan panas kita malam itu?" tanya Seungcheol yang tak mendapat gubrisan lagi dari Jeonghan.
"Atau justru dia adalah hasil dari kegiatan panasmu dengan pria lain?" tanya Seungcheol lagi mencoba memancing Jeonghan supaya mau berbicara dengannya.
Jeonghan lagi-lagi tak menggubris Seungcheol, Jeonghan justru malah menciumi kening dan pipi gembil anaknya.
Seungcheol kesal ketika Jeonghan tak menggubrisnya sama sekali. Padahal dia ingin membicarakan masalah mereka dengan baik-baik, dia ingin membawa Chan untuk melakukan tes DNA dengannya.
"Aku akan melakukan tes DNA dengan dia." ucap Seungcheol lagi tak menyerah untuk mengajak Jeonghan berbicara.
"Untuk apa?" akhirnya Jeonghan menjawab ucapannya.
"Tentu saja untuk membuktikan bahwa dia adalah anakku atau bukan."
"Aku tak pernah memaksamu untuk percaya ataupun menerimanya." ujar Jeonghan.
"Tapi aku melakukannya untuk reputasiku." jawab Seungcheol.
"Reputasimu tak akan rusak, aku tak akan pernah mengatakan pada dunia tentang Ayah Chan. Aku takut anakku malu karena memiliki Ayah yang brengsek." ucap Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Flower
RomanceSiapa yang tak kenal dengan Serenity? Sebuah nama grup dari 6 CEO tampan, kaya tentunya, dan berkarisma. Mereka adalah pemimpin big 6 perusahaan terbesar di Korea Selatan. Namun jangan berharap bisa jadi sugar baby/pasangan hidup untuk mereka. Seba...