DF : Trapped

6.4K 415 32
                                    

Sore ini Jihoon baru menyelesaikan laporan penelitiannya di salah satu lembaga konservasi di Seoul. Jihoon menyusun laporan itu ke dalam sebuah map lalu memasukkannya ke dalam tas.

Setelah berpamitan kepada rekan kerjanya, Jihoon menyampirkan tasnya dibahu lalu melangkah menuju luar gedung. Namun, langkahnya terhenti begitu sampai dilobi sebab dua anak buah Soonyoung berdiri tegap disana menunggunya.

Jihoon mengernyit, dia mengenali dua orang itu karena mereka yang acap Soonyoung tugaskan untuk mengawalnya. Jihoon menaikkan bahunya tak peduli, mungkin Soonyoung juga sedang berada disana.

Gadis itu kembali melangkah tapi kedua anak buah Soonyoung itu dengan cepat menahannya.

"Ada apa?" tanya Jihoon mengernyit.

"Tuan Kwon menyuruh kami untuk menjemput Anda, Nona." jawab salah satunya.

Jihoon kembali mengernyit. "Kenapa tiba-tiba menjemputku? Apa terjadi sesuatu pada bayinya Woozi?"

Keduany menggeleng kompak. "Kami hanya diperintahkan untuk menjemput dan membawa Anda."

Jihoon sebenarnya tak ingin ikut, tapi dia penasaran kenapa tiba-tiba Soonyoung menyuruh anak buahnya untuk menjemputnya. Jihoon akhirnya mengikuti anak buah Soonyoung dengan pikiran yang berkecamuk penuh pertanyaan.

30 menit menempuh perjalanan, mereka sampai dirumah Soonyoung. Jihoon langsung dibawa masuk, dan diarahkan ke kamarnya Soonyoung.

Jihoon terkejut ketika di kamar Soonyoung kini ada sebuah meja rias lengkap dengan segala macam peralatan skin care dan make up. Jihoon masih terpaku dengan perubahan kamar Soonyoung hingga tak sadar bahwa anak buah itu pergi berganti Soonyoung yang sedang menyandar pada pintu yang sudah tertutup rapat.

Arah mata Jihoon beralih pada pintu walking closet yang terbuka. Dia mengernyit saat menemukan pakaiannya telah rapi berjajar disana.

"Kenapa barang-barangku ada disini?" gumam Jihoon membuka lemari disana dan menemukan pakaiannya.

"Kau akan tinggal disini."

Jihoon langsung berbalik begitu suara Soonyoung menyapa pendengarannya.

"K-kau? Kenapa barang-barangku bisa ada disini? Kau yang memindahkannya?" tanya Jihoon beruntun.

Soonyoung mengangguk santai lalu duduk diatas ranjang. Jihoon keluar dari walking closet menghampiri Soonyoung.

"Kau tak bisa melakukan ini! Apa maksudmu, eoh?! Kau memindahkan barang-barangku kesini tanpa seiizinku, tidak sopan!" protes Jihoon.

"Aku tak memerlukan izinmu." jawab Soonyoung kelewat santai dan angkuh.

Jihoon merotasikan bola matanya, pria itu sudah terlalu semana-mena padanya. "Silakan kalau itu maumu, kau boleh memindahkan barang-barangku kesini sesukamu, tapi kau tak bisa memaksaku untuk tinggal disini bersamamu."

"Kau bertanggungjawab atas tumbuh kembang anak-anak Woozi."

"Tapi bukan berarti harus tinggal disini!" bantah Jihoon.

Sebenarnya alibi tanggungjawab atas anak-anak Woozi hanyalah omong kosong Soonyoung, sebab alasan yang sebenarnya adalah untuk menjadikan Jihoon miliknya seutuhnya. Keinginan Soonyoung untuk melihat ekspresi ketakutan Jihoon pada satwa buasnya kini berganti dengan obsesi untuk memiliki gadis itu. Sekali menyentuh tubuh Jihoon sudah membuat Soonyoung ketagihan. Dia ingin melakukannya terus bersama Jihoon, sehingga dia membawa wanita itu ke rumahnya untuk bisa leluasa menyentuh wanita itu sepuasnya.

"Harus aku ingatkan bahwa kau bukanlah pihak yang bisa menolak apalagi menentang, Nona Min." desis Soonyoung yang mulai marah, dia tak suka dibantah apalagi dilawan.

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang