DF : Completely Over

5.8K 403 45
                                    


"CHANN."

"Hahhahhhaaa."

Jeonghan mengerjap, apa yang barusan terjadi? Chan? Chan masih hidup?

Dengan wajah linglung dia menatap Seungcheol yang baru melepas pelatuknya dan tertawa keras. Perhatiannya kembali teralih pada Chan yang bersimbah darah.

"MAMAAA, HWAAAA..."

Jeonghan terperangah mendengar jeritan sang anak. Jeonghan tanpa sadar bahwa kedua bodyguard itu sudah melepaskan tangannya. Dengan mata berkaca-kaca dan aliran air mata, Jeonghan segera berlari ke arah anaknya yang menangis semakin kencang.

Jeonghan mengambil Chan dari pria kekar yang menggendong Chan. Jeonghan memeluk sambil menangis dan menciumi anaknya itu. Lututnya terasa lemah hingga dia terduduk sambil memeluk Chan erat. Tubuhnya gemetaran hebat menyaksikan apa yang terjadi, otaknya masih belum bisa memproses kejadian barusan.

"MAAA,, HWAAA.. MAMA."

"Mama disini sayang, Mama disini." lirih Jeonghan, tubuh gemetarnya tak melepaskan Chan sedikitpun. Dia terus terisak sambil menciumi Chan.

"SURPRISE."

Jeonghan menengok ke arah sumber suara dengan tatapan seorang pemburu. Dadanya naik turun menahan amarah, matanya kemudian menangkap seekor kelinci mati yang tak jauh darinya.

Meskipun tubuhnya masih terasa lemas, tapi otaknya yang mulai mencerna apa yang terjadi membuat dia melupakan tubuh gemetar serta lututnya yang terasa lemas.

Dia menatap sinis pada Seungcheol, Jeonghan menenangkan Chan terlebih dahulu sebelum menghadapi pria itu.

"Apa maksudmu?" tanya Jeonghan tajam.

"Menghukummu." jawab Seungcheol enteng, pistol yang tadi dia gunakan untuk menembak kelinci didekat Chan, dia berikan pada bodyguardnya.

"Kau pikir ini lucu?" desis Jeonghan.

"Aku memang sedang tidak melucu, sayang."
"Aku sedang menghukummu." jawab Seungcheol.

"KAU PIKIR LUCU MENGGUNAKAN NYAWA ANAKKU UNTUK BAHAN BERCANDAMU?!" bentak Jeonghan.

Jeonghan berdecih lalu melihat pada Dangerous Flower dan Serenity lainnya yang berdiri mematung disana. Apa-apaan ini? Bukankah tadi para wanita itu terikat di kursi?

"Jadi kalian bersekongkol?"

Seungcheol terkekeh, dia melangkah dan dengan tanpa dosanya dia memeluk Jeonghan dan Chan. "Kejutan untukmu karena kau juga telah memberikan kejutan untukku."

Jeonghan berontak dan mendorong Seungcheol. "Jangan menyentuh anakku, sialan!"Jeonghan menatap Seungcheol begitu tajam dan sinis.

"Han, hei, aku hanya memberikanmu kejutan. Kau tahu, kau sudah bersandiwara padaku dan bukankah impas kalau aku juga memberikanmu sandiwara juga?" Seungcheol bertanya dengan entengnya.

Jeonghan ingin sekali mengeluarkan ratusan kata umpatan untuk Seungcheol, tapi dia sadar dan mencoba menahannya karena masih ada Chan digendongannya.

"Kau pikir kau hebat? Oh, kau memang berhasil memberikanku kejutan. Tapi jangan jadikan nyawa anakku sebagai taruhannya!" desis Jeonghan.

"Aku tidak mempertaruhkan nyawa Chan." bantah Seungcheol.

"Tapi dimataku kau hampir membunuh darah dagingmu sendiri." balas Jeonghan.

"AARGGHHH."

suara ringisan Seungkwan terdengar, membuat atensi mereka teralih pada ibu yang baru melahirkan itu. Seungkwan berdiri berjajar bersama yang lainnya disana, menonton acara perdebatan Seungcheol dan Jeonghan.

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang