DF : Oddity

5.4K 410 13
                                    

Selasa siang menuju jam makan siang, pekerjaan Seungcheol sudah selesai sehingga dia kini bisa duduk berleha-leha dimeja kerjanya sembari membuka galeri ponselnya yang penuh dengan foto-foto Chan.

Pria 30 tahun itu terkekeh gemas melihat putra kecilnya yang begitu polos dan banyak tingkah. Seungcheol banyak mengabadikan keseharian Chan diponselnya, sehingga kini ponselnya begitu penuh dengan segala hal tentang Chan.

Seungcheol bahkan sudah mengetahui segala hal tentang Chan, sampai pada hal yang sedetail mungkin. Seungcheol sungguh telah jatuh hati pada sang putra. Chan dengan segala kepolosan dan kegemasannya telah menjungkir balikan kehidupan Seungcheol.

Kehidupannya yang dulu terasa abu-abu yang hanya dia habiskan dengan kerja, berjudi, balapan, dan bermain jalang. Kini hidupnya jauh lebih berwarna dan terasa sangat cerah. Pagi hari saat dia membuka mata, dia melihat Jeonghan yang tidur disampingnya atau kadang Chan ikut tidur bertiga disana. Kebiasaannya kini, setelah memberikan kecupan selamat pagi diwajah cantik Jeonghan, Seungcheol akan segera beranjak menuju kamar Chan. Membangunkannya dan memandikannya, lalu memakaikannya baju dan mengajaknya bermain sebelum dia berangkat kerja.

Seungcheol menertawakan dirinya yang telah menjilat ludahnya sendiri. Kalimat tentang anti pernikahan dan anak, kini justru malah berbalik. Seungcheol sangat bucin pada anak dan ibu dari anaknya. Ya, meskipun Jeonghan masih bersikap sok jual mahal tak mau menerima lamarannya. Oke, tak apa-apa, Seungcheol sedang belajar bagaimana mengungkapkan cinta pada seorang wanita.

Hhgg~ kenapa Jeonghan tidak datang sejak dulu, dan kenapa Seungcheol membatalkan perjodohan mereka dulu. Tapi kejadian itu rupanya memberikan hikmah sendiri untuk Seungcheol. Mungkin jika dulu dia tak bertemu dengan Jeonghan dan melakukannya malam itu, mungkin juga sekarang Chan tak akan ada disini dan Seungcheol akan tetap pada kehidupan abu-abunya.

"Bye, love you baby." Seungcheol mematikan sambungan video callnya dengan Chan, lebih tepatnya melalui Jeonghan.

Namun, senyuman kebahagiaannya setelah menelepon sang anak seketika berubah saat Serenity memasuki ruangannya. Bukan pada Serenity, tapi hanya pada Vernon.

Dia mendesis melihat adik ipar kurang ajarnya itu. Ingin dia menghajar Vernon, tapi dia tak mau diamuk Jeonghan dan Seungkwan.

"Seingatku aku tak mengundang siapapun hari ini." sindir Seungcheol menatap kelima sahabat karibnya yang tanpa permisi masuk lalu duduk disofa ruangannya.

"Jangan sok jual mahal, aku tahu kau butuh tempat untuk bercerita." sahut Seokmin merebahkan tubuhnya disofa, akhir-akhir ini dia seperti ibu hamil yang mudah kelelahan dan sering merasa lemas akibat mual yang masih sering menyerangnya dipagi hari.

Seungcheol berdecak, tapi Seokmin benar, dia memang sedang ingin bercerita mengenai permasalahan asmaranya. Tapi sayang, akan percuma jika Seungcheol meminta saran pada Serenity, toh mereka juga sama-sama amatir dalam urusan asmara. Tak ada yang bisa diandalkan, saran mereka pasti tak akan jauh dari cara-cara kotor penuh kelicikan.

"Oh astaga, sebenarnya aku ingin sekali menghajar adik iparku, tapi sayangnya anakku mampu mengurungkan niatku itu." ujar Seungcheol melangkah duduk disamping Vernon sambil menggeplak keras punggung pria itu.

Vernon meringis mengelus pundaknya. "Itu hanya salah paham astaga, aku tidak pernah one night stand ataupun seks bebas lagi semenjak bersama Seungkwan." bantah Vernon.

"Lalu apa yang kau lakukan kemarin di pesawat huh? Main catur?!" seru Seungcheol.

"Pramugari itu yang menggodaku, dia yang menawarkan diri-"

"Lalu kau makan?" potong Soonyoung.

Vernon segera menggelangkan kepalanya. "Tentu saja tidak, mana mau aku bermain dengan wanita lain selain istriku."

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang