DF : Over

5.8K 401 30
                                    

Wonwoo sungguh tak mengerti dengan tingkah Mingyu akhir-akhir ini. Setelah pengakuan cintanya kemarin, Mingyu berubah menjadi pria yang berlagak sok romantis pada Wonwoo. Meskipun terkesan manis, tapi jujur Wonwoo merasa geli? dengan tingkah pria itu.

Namun terlepas dari itu, Wonwoo setidaknya bisa bersyukur karena Mingyu mau menunjukkan itikad baiknya. Setelah membuat Wonwoo sakit dan ketakutan, Mingyu mau datang dan meminta maaf padanya. Wonwoo bahkan terkejut saat Mingyu meminta maaf sambil menangis dipelukannya.

Itu adalah pertama kalinya Wonwoo melihat Mingyu menangis. Mungkin jika keadaan Wonwoo sedang tidak berduka, dia akan memanfaatkan tangisan Mingyu kemarin. Namun, Wonwoo tersadar bahwa ucapan Mingyu kemarin terasa begitu tulus dan menyentuh hatinya.

Jujur Wonwoo terbuai dengan pernyataan cinta Mingyu kemarin, tapi Wonwoo tetaplah Wonwoo yang tak bisa menerima itu dengan mudah.

Pagi ini, Mingyu memanggil Wonwoo ke kantornya. Katanya ada pembaharuan kontrak kerja mereka, padahal Mingyu bisa membicarakan itu dirumah karena jujur Wonwoo sedang malas bepergian kemanapun. Tubuhnya terasa lemas sekarang.

"Selamat siang tuan Kim." sapa Wonwoo saat dia memasuki ruangan pria itu.

Wonwoo harus bersikap profesional karena ini adalah lingkungan kerja.

Mingyu yang awalnya sedang mengetikkan sesuatu di komputernya, langsung beralih dan mempersilakan Wonwoo untuk duduk.

"Apa ini?" tanya Wonwoo ketika Mingyu memberikan sebuah dokumen padanya.

"Kontrak baru." jawab Mingyu seraya melonggarkan dasinya sambil memperhatikan Wonwoo yang sedang fokus membaca kontrak itu.

"Apa maksudnya ini?" Wonwoo mengernyitkan keningnya.

Mingyu dengan seringaian khasnya menatap Wonwoo. Meskipun kemarin dia menangis dan memohon ampun pada Wonwoo, tapi Mingyu tetaplah Mingyu. Jiwa licik dalam dirinya tak bisa dihilangkan meskipun pada wanita yang telah menjatuhkan hatinya.

Cintanya pada Wonwoo tak lantas membuat Mingyu insyaf. Sikap Wonwoo yang terlihat biasa saja setelah dia mengutarakan cintanya, membut Mingyu tak bisa membiarkan itu. Mingyu sudah jatuh cinta pada Wonwoo itu artinya Wonwoo juga harus jatuh cinta pada dia.

"Tapi kau hanya mengubah satu poin?"

Mingyu mengangguk, dia melepaskan jasnya dan berpindah duduk disamping Wonwoo. "Ya, hanya poin itu yang aku ubah. Sehingga kau memiliki dua pilihan sekarang."

Wonwoo menaikkan alisnya, menunggu ucapan Mingyu selanjutnya.

"Pertama, tetap pada kontrak awal yang jika berakhir kau akan menjadi jalangku. Atau kedua, kau menyetujui pembaharuan kontrak itu yang jika berakhir pun kau mendapat keuntungan."

"Menikah denganmu?" desis Wonwoo.

"Hem, bukankah itu jauh lebih menguntungkan daripada kontrak yang pertama?" Mingyu meletakkan bolpoin di meja, disamping berkas kontrak itu.

Wonwoo berdecih, Mingyu tetap dengan kelicikannya meskipun kemarin dia bersikap manis menggelikan.

"Oke aku akan menandatangani kontrak yang baru." ucap Wonwoo sebelum menandatangani kontrak baru itu membuat Mingyu tersenyum menang.

"Dengan satu syarat." ujar Wonwoo.

"Apa itu?"

"Saat kontrak itu berakhir dan aku menjadi istrimu, itu artinya separuh hartamu harus menjadi milikku." jawab Wonwoo, wanita itu kembali dengan wajah angkuhnya.

Mingyu mengusap bibirnya. Cho Wonwoonya telah kembali, dan itu membuat Mingyu senang bukan main.

"Tentu, kau boleh memiliki selaruh hartaku, asal kau juga menyerahkan dirimu seutuhnya hanya padaku."

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang