DF : Dissapointed

5.6K 395 2
                                    

Dengan langkah yang ceria, pagi ini Seungkwan memakai gaun pink yang akhir-akhir menjadi kesukaannya. Dia memoles wajah cantiknya dengan make up tipis, tapi setelahnya wajah cantik itu justru malah cemberut.

Seungkwan bangkit lalu memperhatikan dirinya di standing mirror. Gendut. Satu kata yang ada dipikiran Seungkwan sekarang mengenai tubuhnya.

Usia kandungannya mulai memasuki trimester kedua, 5 bulan. Perutnya sudah mulai terlihat membesar, morning sickness sudah tidak dia rasakan lagi. Dan nafsu makan Seungkwan mulai meningkat semenjak dia tak merasakan mual dan muntah lagi. Itu menjadi salah satu penyebab berat badannya yang kini naik secara signifikan.

Ada perasaan takut dalam diri Seungkwan saat tubuhnya mulai terlihat gendut akibat kehamilan. Dia ingat dulu Vernon bahkan tak memandangnya sedikitpun karena bentuk tubuhnya. Dan sekarang tiba-tiba Seungkwan merasa takut Vernon akan berpaling karena dia merasa tubuhnya kembali menggemuk.

Entahlah, rasa khawatir dan berbagai macam pikiran negatif mulai membayangi Seungkwan. Apalagi ketika mengingat suaminya sering bolak-balik naik pesawat, dia takut suaminya akan berpaling pada pramugari yang melayaninya di pesawat.

"ck."

Seungkwan berdecak saat melihat timbangan, berat badannya naik lagi. Seharusnya itu bagus tapi Seungkwan takut dengan itu. Hhgg~ apakah ini adalah kerisaun para ibu hamil terhadap suaminya?

"Kak."

"Hem."

"Kau tak menempatkan pramugari cantik dan seksi untuk Vernon kan?" tanya Seungkwan pada Seungcheol disambungan telepon pagi ini.

"Kenapa? Kau takut Vernon berpaling? Hahha, waspadalah, hati-hati Vernon mencari yang lain karena kau sekarang jadi gemuk." ejek Seungcheol membuat Seungkwan merengut kesal.

"Kak Seungcheol!" bentakkan Seungkwan yang lebih terdengar seperti rengekan.

"Tenang saja, meskipun pramugarinya lebih cantik dan seksi daripada kau. Vernon tak akan tergoda dengan mereka. Meskipun sekarang tubuhmu gemuk, tapi Vernon akan setia padamu, percayalah padaku." ujar Seungcheol, perpaduan antara memberikan ketenangan tapi setengah mengejek.

Seungcheol jadi suka mengejek Seungkwan akhir-akhir karena Seungkwan terlihat gemuk. Dan itu menjadikan Seungcheol memiliki alasan dan bahan untuk terus mengejek dan menggoda adiknya.

"Kau mencoba menenangkan aku tapi kenapa aku justru malah kesal mendengarnya ya." Seungkwan berdecak sambil menggigit apel ditangannya.

"Hahaha, sudahlah jangan berpikiran negatif pada Vernon."

"Bukan aku yang berpikiran negatif, tapi anaknya." sanggah Seungkwan.

"Ck, ya anakmu khawatir ayahnya akan meninggalkan ibunya yang gendut itu. Hahaha."

"Oh aku menyesal sudah menghubungimu." dengus Seungkwan.

"Tentu saja kau harus merasa menyesal, kau mengganggu aktivitas reproduksi pagiku." sahut Seungcheol.

Seungkwan merotasikan bola matanya, tentu saja dia tahu maksud Seungcheol. Apalagi kalau bukan morning seks bersama ibu dari anaknya.

"Heol, masih pagi kau sudah olahraga? Astaga kenapa Serenity sungguh tak tahu waktu? Kalian sama saja, dasar kumpulan pria tua cabul berotak mesum." ejek Seungkwan.

"Eh, tapi kau berbeda deh dengan Vernon dan Kak Seokmin. Mereka melakukan seks kapanpun dan dimanapun dengan istrinya, tapi kau? Heol, kak kau tak memiliki niat untuk segera insyaf, eoh?" sindir Seungkwan, dia terkekeh saat mendengar decakan Seungcheol diseberang sana.

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang