Setelah menikah dengan Seokmin, tubuh Jisoo rasanya begitu remuk akibat suaminya gempur setiap malam dan pagi. Pasca Jisoo selesai dari masa menstruasinya, Seokmin langsung melepaskan apa yang selama ini dia sabar tunggu. Seokmin langsung mengurung istrinya seharian di rumah dengan sentuhan-sentuhan manja memabukan darinya.
Jisoo awalnya memaklumi, apalagi menurut Serenity, Seokmin masih perjaka dan belum pernah menyentuh wanita. Jisoo berpikir mungkin Seokmin pertama kali melakukan itu jadi dia ingin mencari kepuasan lebih. Namun rupanya, sudah hampir 1 bulan pernikahan mereka, Seokmin masih tetap pada kebiasaan pertamanya. Setelah makan malam Seokmin akan langsung bercinta bersama sang istri, begitu di pagi hari Jisoo membuka mata, Seokmin langsung mengajak morning seks sebelum pergi bekerja, yang sialnya Jisoo tak pernah bisa menolak untuk itu.
Semenjak menikah pula, Jisoo jadi sering memakai pakaian yang tertutup seperti turtle neck, bukan karena dia menutup tubuhnya dari pria lain. Namun leher dan bagian atas dada Jisoo sekarang sering dihiasi oleh bercak merah akibat perbuatan sang suami yang memiliki horman berlebihan.
"Ini sudah sore, Soo. Sebaiknya kau cepat pulang. Seokmin mungkin sudah pulang sekarang." ingat Jeonghan.
Jisoo kini tengah mengungsi ke apartemen Jeonghan sejak pagi. Dia sedang dalam mood yang buruk untuk melayani birahi suaminya. Bahkan Jisoo pergi sejak Seokmin belum membuka mata. Wanita itu menghindari kebiasaan rutin morning seksnya.
"Kau mengusirku? Jahat." Jisoo mencebikkan bibirnya.
Jeonghan terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. Awalnya Jisoo menceritakan bagaimana gagahnya Seokmin saat diranjang, tapi semakin lama Jisoo justru sering mengeluhkan kegagahan itu yang menggempurnya setiap malam. Jisoo bahkan sampai kehilangan suaranya akibat menjerit keenakan setiap malam karena ulah suaminya.
"Buka mengusir, hanya saja tak baik saat suamimu pulang tapi kau justru malah berleha-leha disini." nasihat Jeonghan. Wanita itu memang memiliki sifat yang begitu tenang dan dewasa, sehingga Jeonghan selalu menjadi Ibu sekaligus sahabat bagi Jisoo yang memang sudah tidak memiliki Ibu.
"Tapi, Han. Aku cape, habis ini Seokmin pasti langsung ngajak bercinta." rengek Jisoo.
"Kau mengeluh cape, tapi saat Seokmin menyentakmu kau mendesah keenakan." ledek Jeonghan.
Jisoo kembali mencebik. "Permainan Seokmin memang enak, tapi ya kalau dilakukan tiap malam kasian tubuhku."
"Tapi aku rasa kau akan segera terbiasa, Soo. Kau akan tertular hyperseks seperti Seokmin." ucap Jeonghan.
"Ma nen." si kecil Chan yang tadinya asyik bermain dengan balok-balok bergambar huruf dan angka pemberian Jisoo, merangkak ke arah Jeonghan saat bayi itu merasa haus.
Jeonghan tersenyum hangat lalu meraih tubuh mungil Chan dan memberikan apa yang pangeran kecilnya itu mau.
Jisoo melihat bagaimana bahagianya Jeonghan setiap bersama Chan. Jisoo kadang merasa iba pada Jeonghan, tapi rasa iba menghilang ketika melihat bagaimana Jeonghan dengan kuat menjalani kehidupannya yang menurut Jisoo sangatlah berat. Mungkin Jisoo sudah tiada sekarang jika seandainya dia mengalami hal yang sama dengan Jeonghan.
"Han, bagaimana rasanya menyusui?" tanya Jisoo penasaran.
"Sama seperti saat Seokmin menyusu padamu, tapi mungkin jauh berbeda? Chan menyusu karena haus dan karena memang itu sumber makanannya, sedangkan Seokmin-." jawab Jeonghan ringan.
Pipi Jisoo memerah panas, tangannya menyilang didada. "E-eii, bagaimana kau tahu Seokmin menyusu padaku."
Jeonghan tertawa melihat tingkah malu-malu kucing sahabatnya. "Kau sendiri yang sering bilang padahal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Flower
RomanceSiapa yang tak kenal dengan Serenity? Sebuah nama grup dari 6 CEO tampan, kaya tentunya, dan berkarisma. Mereka adalah pemimpin big 6 perusahaan terbesar di Korea Selatan. Namun jangan berharap bisa jadi sugar baby/pasangan hidup untuk mereka. Seba...