DF : Surprised

5.7K 410 40
                                    

Dengan wajah lelah, Jun memasuki Penthousenya. Dia baru kembali dari Singapura setelah 5 hari lamanya dia melakukan perjalanan bisnis, sekaligus menghindar dari Myungho. Jujur, dia masih sangat kecewa dengan wanita itu.

Jun langsung melengos masuk ke dalam kamarnya tanpa menyapa Myungho yang sedang duduk disofa ruang tengah. Wanita itu pun terkejut dengan kedatangan Jun. Maklum saja, Jun sekarang sangat dingin bahkan tak pernah lagi mengabarinya.

Myungho yang awalnya akan memasukan satu potong biskuit ke dalam mulutnya pun urung begitu melihat Jun dengan sikap barunya. Mungkin dulu Myungho risih dengan sikap Jun, tapi kini wanita itu merindukan sikap Jun yang dulu. Myungho tak nyaman dengan sikap dingin Jun.

Dia ingin protes, tapi Myungho sadar diri bahwa perubahan sikap Jun pun disebabkan oleh keegoisannya juga. Myungho yang salah, seharusnya dia sadar bahwa Jun telah berkorban banyak untuknya, tapi Myungho justru malah terus memanfaatkannya.

Dia kebingungan bagaimana caranya memperbaiki hubungannya dengan Jun. Sama seperti Mingyu, Myungho juga tak berpengalaman dalam hubungan yang baik. Kaka beradik itu sama-sama memiliki ego yang tinggi, sehingga mereka seolah tak ingin terlihat bersalah dan meminta maaf, meskipun nyatanya yang salah adalah mereka.

Myungho ingin menghubungi Mingyu untuk meminta bantuannya, tapi dia urung ketika mengingat bahwa Mingyu juga tengah memiliki masalah dengan Wonwoo.

Myungho menunduk, haruskah dia mengakuinya sekarang?

Mengakui bahwa dia sudah jatuh cinta pada Jun. Apakah dengan cara itu Jun akan memaafkannya? Setidaknya Myungho mau mencoba.

Wanita itu beranjak dengan optimis memasuki kamar Jun, pria itu sepertinya masih berada didalam kamar mandi. Myungho mencoba untuk menjadi wanita yang baik, sehingga dia melangkah menuju walking closet untuk menyiapkan pakaian untuk Jun.

Jun sepertinya masih lama di kamar mandi, sehingga Myungho beranjak menuju dapur untuk membuatkannya teh manis hangat. Jun kelihatan sangat lelah tadi, jadi setidaknya itu bisa membantu Jun untuk lebih rileks.

"Kenapa Jun sangat lama?" gumam Myungho meremas ujung kaos kebesarannya.

Dia duduk dengan gelisah diranjang sambil sesekali melihat pada pintu kamar mandi yang masih tertutup. Dia gugup karena hari ini dia akan mengalahkan egonya. Dia akan segera jujur pada Jun, dia akan mengatakan cinta pada pria itu terlebih dahulu.

Myungho tak peduli lagi dengan gengsinya, sekarang dia tak boleh kehilangan seseorang yang sudah banyak memperjuangkannya. Jun telah masuk kedalam daftar orang yang berharga untuk Myungho, karena itulah Myungho tak boleh kehilangannya.

"Tapi kenapa Jun sangat lama." rengek Myungho ketika jantungnya semakin berdebar kencang.

Dia seperti sedang menunggu giliran ujian lisan, tangannya berkeringat dingin, bahkan perutny terasa mulas. Dia tak tenang dalam duduknya, kedua kakinya pun terus mengayun.

Ceklekk

Pintu kamar mandi terbuka, jantung Myungho semakin berdetak kencang. Oh astaga, Myungho belum siap.

"Myungho-"

"Kak Jun, maafkan aku, aku tahu aku egois. Aku terlalu gengsi untuk mengatakannya, maaf, jangan bersikap dingin lagi padaku. Aku mohon, aku janji tak akan mengulanginya lagi, aku janji akan membuang semua pil itu. Maafkan aku." Myungho langsung menyerbu Jun saat pria itu keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar dipinggangnya.

"Myu-"

"Aku tahu aku terlalu gengsi, seharusnya aku berani untuk mengakui ini, tapi aku terlalu bodoh. Aku menyukai Kak Jun, aku mencintai Kak Jun. Semenjak Kakak selalu ada untukku, dan membuat aku tersadar aku sungguh mulai jatuh cinta pada Kakak." potong Myungho segera.

Dangerous FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang