Sinar matahari pagi mulai menyelusup masuk kedalam kamar pasangan Lee yang masih tertidur lelap. Namun, sinar itu rupanya mampu membangunkan si kucing cantik dari tidurnya.
Jisoo bangkit lalu menyingkap selimut dan memakai gaun tidurnya, setelahnya dia memunguti pakaian mereka yang berserakan dilantai.
Begitu tiba di kamar mandi, tangan lentik Jisoo dengan ragu meraih sebuah testpack yang selalu dia siapkan disana, untuk jaga-jaga. Namun lagi-lagi kekecewaan menghampirinya. Hasil dari testpack itu masih negatif, padahal Jisoo sudah berharap lebih saat sudah hampir 5 hari ini dia terlambat datang bulan.
Mood paginya hancur lagi, kenapa dia belum juga positif hamil? Berbagai pikiran negatif mulai memenuhi kepalanya. Bagaimana jika Seokmin sangat menantikan bayi? Bagaimana jika Seokmin ingin segera memiliki anak? Bagaimana jika Jisoo nyatanya mandul? Bagaimana jika Jisoo tak bisa memberikan Seokmin anak? Dan yang terburuk bagaimana jika nanti Seokmin malah meninggalkannya karena dia tak bisa memberikan Seokmin anak?
Jisoo tak mau rumah tangganya berantakan hanya karena itu. Baginya dalam pernikahan hanya dilakukan sekali dan tak boleh ada orang ketiga dalam rumah tangganya. Tapi bagaimana jika nanti Seokmin malah membawa wanita lain jika Jisoo tak bisa hamil terus? Seperti di drama-drama yang pernah Jisoo tonton, astaga jangan sampai terjadi.
Jisoo menghembuskan nafasnya, menghilangkan pikiran-pikiran buruk itu dan mencoba berpikir positif. Dia akan segera hamil, ya dia akan segera hamil dan Seokmin tak akan pernah meninggalkannya.
"Kenapa kau lama sekali dikamar mandi?"
Begitu Jisoo keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar ditubuhnya, dia melihat Seokmin yang sedang menyandar pada kepala ranjang sambil memainkan ponselnya. Hhgg~ kenapa Jisoo jadi curiga.
"Kau sedang apa?" tanya balik Jisoo.
Seokmin bangkit setelah memakai celana pendeknya. "Hanya pekerjaan, aku ada rapat pagi ini dan harus segera bersiap."
Jisoo memandang sang suami curiga, biasanya Seokmin tak akan melewatkan morning kissnya, dan sekarang dia justru hanya berbicara sambil melewati Jisoo begitu saja.
Dengan kecurigaan yang melingkupi dirinya, Jisoo segera berpakaian dan menyiapkan pakaian untuk Seokmin. Saat dia sedang merapikan ranjang, ponsel Seokmin berbunyi menampilkan sang sekretaris yang meneleponnya.
Alis Jisoo bertautan hendak meraih ponsel itu, tapi tangan besar Seokmin lebih dulu mendapatkannya. Jisoo semakin curiga saat Seokmin menjauh untuk mengangkat telepon.
Tanpa memedulikan sang suami, Jisoo memilih mengambil jas dokter dan tasnya lalu keluar dari kamar. Meskipun dia sedang kesal pada Seokmin, tapi dia tetap melakukan kewajibannya. Menyiapkan sarapan untuk Seokmin.
"Jisoo aku buru-buru, aku akan sarapan di kantor, bye."
Jisoo hanya menatap kepergian Seokmin, pria itu melewatkan kebiasaannya. Kenapa Seokmin sangat mencurigakan pagi ini?
"Lee Seokmin!" panggil Jisoo membuat Seokmin berhenti dan berbalik.
Pria itu menaikkan alisnya. "Kenapa?"
"Kau selingkuh?" todong Jisoo.
"Apa maksudmu?"
"Apa maksudku? Kau pikir aku tak tahu?! Kau selingkuhkan dengan sekretaris centilmu itu?!"
"Aku tak selingkuh." bantah Seokmin
"Kau selingkuh! Kau mulai melupakan kebiasaanmu, kau bahkan tak pernah memberikan aku morning kiss lagi seminggu ini, kau menyentuh aku seperti kau menyentuh jalang tanpa cinta. Kau juga berubah, kau lebih mengutamakan sekretarismu itu daripada aku?! Kau mulai bosankan padaku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Flower
RomanceSiapa yang tak kenal dengan Serenity? Sebuah nama grup dari 6 CEO tampan, kaya tentunya, dan berkarisma. Mereka adalah pemimpin big 6 perusahaan terbesar di Korea Selatan. Namun jangan berharap bisa jadi sugar baby/pasangan hidup untuk mereka. Seba...