Ketukan pintu yang terdengar seperti gedoran itu membuat seorang pria yang masih nyaman menggulung diri dengan selimut itu terpaksa bangun.
Ia mengucek matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamarnya.
Diliriknya jam dinding yang berada atas pintu. Pukul 8 pagi, tamu tidak sopan mana yang berkunjung sepagi ini?
"Sialan, padahal gue niatnya bangun siang" ujar pria tinggi itu sembari berjalan sempoyongan menuju ke ruang utama.
Dengan celana pendek sepaha dan baju kaos tanpa lengan ia segera menghampiri pintu rumahnya yang terasa akan ambruk akibat gedoran dari luar
"Lho sayang?" Pria itu terkejut, ketika membuka pintu ia justru mendapati wajah cantik kekasihnya, Kim Junkyu namanya.
"Haru, aku mau bicara" ujar gadis itu dengan nada sedikit bergetar
"Yaudah, ayo masuk" ajak pria tinggi bernama Haruto itu.
Kini keduanya duduk di ruang tamu. Haruto masih sibuk mengumpulkan nyawanya sedangkan Junkyu memilih bungkam sembari memainkan jemarinya.
"Jadi, kamu mau ngomong apa?" Tanya Haruro ketika keheningan menyelimuti mereka beberapa menit yang lalu.
"Kamu cinta kan sama aku?"
Haruto mengernyit heran mendengar pertanyaan yang terlontar dari kekasihnya itu
"Kamu kok nanya gitu? Ya jelas aku cinta sama kamu sayang" ujar Haruto yang kini mulai menggenggam tangan wanitanya
"Aku hamil Haruto"
Tubuh kurus haruto seketika menegang, nafasnya terasa tercekat dan jantungnya bergemuruh kencang.
Apa kekasihnya itu sedang bercanda?
"Junkyu, kamu jangan bercanda deh. Ini masih pagi lho" ujarnya sembari terkekeh
"Aku serius Haruto. Aku hamil dan sekarang aku ga tau lagi harus gimana. Aku belum siap, Haru" rengek Junkyu dengan genangan air mata yang siap jatuh membasahi pipi gembilnya kapan saja.
"Siapa? Siapa Junkyu?" Tanya Haruto dengan pandangan mengintimidasi
"Maksud kamu?" Tanya Junkyu tak mengerti
"Siapa ayahnya?"
Junkyu mendelik kaget, apa Haruto gila? Siapa lagi jika bukan dirinya
"Ya kamu lah, siapa lagi coba?"
"Kamu yakin kalau benih itu cuma punyaku? Bukan percampuran dari yang lain kan?"
Junkyu semakin terkejut dengan lontaran kata dari mulut Haruto. Apa kekasihnya itu tak percaya padanya? Pada kesetiaannya ini?
"Kamu kenapa sih? Ya jelas cuma kamu Haruto. Pria pertama dan satu-satunya yang menyentuh tubuhku cuma kamu. Apa kamu pikir aku semurahan itu, hah?" Junkyu meninggikan suaranya bersamaan dengan luluhnya air mata yang sedari tadi ia tahan
"Ma-maaf, aku cuma syok aja"
"Aku minta pertanggung jawaban kamu Haruto, nikahin aku secepatnya!. Aku ga mau anak kita lahir tanpa seorang ayah"
"Kalau begitu biarkan ia tak usah lahir ke dunia"
"Hah? Apa maksudmu Haruto?"
"Gugurkan kandunganmu. Aku belum siap menjadi ayah"
"APA? Haruto, dia buah hati kita. Buah cinta kita berdua, kenapa kamu tega ingin melenyapkannya?"
"Ya mau gimana lagi Junkyu. Kita baru saja lulus SMA, aku belum punya pekerjaan dan kamu pun belum bisa menjadi istri yang baik kan? Aku masih ada uang tabungan. Kita ke dokter untuk menggugurkan kandunganmu" ajak Haruto yang kini sudah bangkit dari sofa
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat Me Better, Please (GS)✅
Romance"Lo emang yang pertama, tapi bukan berarti lo satu-satunya Kim Junkyu" "Tolong perlakukan gue dengan baik, setidaknya untuk terakhir kali, Watanabe Haruto" . . . . WARNING : Gender Switch (GS) Dimohonkan untuk menjadi pembaca yang bijak 8 Janua...