🐨Percaya

624 73 20
                                    

Pagi hari seperti biasa, Junkyu yang sedang mengandung 4 bulan mulai melakukan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga.

Ia kini sedang bersenandung kecil sembari menyiram tanaman yang tumbuh di halaman rumah kontrakannya.

"Baby, coba deh lihat bunganya. Cantik banget kan ya?" Ucap Junkyu pada anaknya yang kini masih berada di dalam perutnya.

"Nanti kalau baby udah lahir, mama akan sering ngajak baby ke taman. Nanti kita lihat bunga-bunga cantik disana" lanjutnya masih dengan wajah berseri

"Nak Junkyu"

Merasa namanya dipanggil Junkyu akhirnya menoleh ke arah gerbang

"Eh Bu Joy, ada apa ya buk?" Tanya Junkyu seraya menghampiri seorang wanita yang lebih tua darinya

"Ah begini nak Junkyu. Ini kan sudah tanggal 10, jadi sudah jatuh tempo untuk membayar uang kontrakan. Kira-kira uangnya sudah ada belum ya?" Ucap bu Joy

"Lho, memangnya Haruto belum bayar ya bu?" Tanya junkyu keheranan. Karena seingatnya ia telah memberikan suaminya uang untuk membayar uang kontrakan

"Engga ada nak, den Haru belum mebayarkannya"

"Oh begitu ya bu, ee untuk sekarang saya lagi ga ada uang buk. Jika boleh, saya ingin meminta keringanan. Nanti atau besok sepulang suami saya akan langsung saya bayarkan"

"Oh iya ndak apa-apa nak Junkyu. Begini saja, saya beri waktu seminggu dari sekarang. Kalau sudah satu minggu tapi nak Junkyu belum ada uang, maka mohon maaf dengan terpaksa nak Junkyu beserta keluarga harus meninggalkan kontrakan ini"

"Iya bu, saya akan usahakan. Sekali lagi terimakasih bu"

"Iya sama-sama, kalau begitu saya permisi dulu ya"

"Iya bu hati-hati"

Bu Joy kini mulai melangkah pergi meninggalkan Junkyu yang terdiam dalam kebingungan.

Apakah Haruto berbohong? Namun rasanya tak mungkin. Pasti ada alasan lain mengapa Haruto tidak membayar uang sewa kontrakan rumahnya. Junkyu merasa yakin dan percaya pada suaminya.

"Akan aku tanyakan hal ini nanti pada Haruto"

.......


"Serius nih lo mau ntraktir kita? Gue makannya banyak lho"

"Iya, sekali-kali"

"Udahlah Woo, bersyukur aja. Mumpung si Ruto lagi baik"

"Gue kan selalu baik" ujar Haruto penuh percaya diri

"Iyalah, siapa dulu. Pacarnya Yera" ucap gadis itu dengan bangga

Park Jeongwoo, teman satu kelompok dari dua orang ini memutar bola matanya malas, ketika harus melihat adegan uwu yang membuat matanya sakit. Maklum saja, dia kan jomblo.

"Kalau mau ngebucin jangan depan gue deh. Gue anti romantic soalnya "

"Bilang aja iri" ujar Haruto yang membuat Jeongwoo mendengus kesal.

"Gue mau ke kamar mandi dulu. Lanjutin dah ngebucin kalian" ujar Jeongwoo yang kini telah bersiap untuk melangkah pergi.

"Akhirnya peka" balas Haruto lagi disertai gelak tawa. Entahlah, sepertinya menjahili Jeongwoo adalah hobby barunya.

"Uang dari mana?" Tanya Yera pada Haruto ketika Jeongwoo telah pergi jauh

"Uang Junkyu"

"Wah, nekat juga kamu. Nanti kalau istri kamu itu tau gimana?"

"Ya ga akan tau sih. Junkyu kan bulol"

"Hahaha istri sendiri lho itu"

Haruto hanya terkekeh pelan membalas ucapan Yera

"Tapi serius deh, aku masih ga nyangka kalau kamu mau jadi pacar aku. Padahal kamu tau sendiri kalau aku udah punya istri"

Yera menatap Haruto dengan lekat, lalu tangan cantiknya meraih salah satu tangan Haruto

"Kamu tau kan, cinta itu ga perlu alasan. Mungkin aku terlihat gila, karena mau menjadi yang kedua. Tapi lebih baik jadi cadangan dari pada tidak sama sekali, Haru. Selain itu, aku udah siap sama semua resiko yang harus aku hadapi To."

"Harusnya aku nyatain perasaan aku dari lama. Seandainya aku belum jatuh ke lubang ini, pasti aku akan memilih untuk memilikimu Yera"

"Tidak perlu menyesal, karena sekarang, aku juga telah menjadi milikmu. Sekalipun kita belum bisa saling memiliki seutuhnya"

Yera menatap manik mata Haruto "Berjanjilah untuk memilihku, ketika anak mu telah lahir ya Haru. "

Haruto terdiam sejenak. Sesungguhnya ia masih merasa ragu. Ia tau semua ini salah, namun tak bisa ia pungkiri bahwa rasa yang dulu telah terkubur lama kini muncul kembali.

"Iya, aku berjanji"

Dan ucapan yang seharusnya tak ia katakan telah keluar dari mulutnya.

Seketika ada rasa bersalah yang Haruto rasakan, bahkan dadanya sedikit berdenyut ngilu setelah mengucapkan kalimat itu.

"Mengapa cinta dan takdir justru mempermainkanku" pikir Haruto dalam hati

Keduanya kemudian melanjutkan membuat tugas hingga tak lama Jeongwoo telah kembali.

.
.
.
.
.
.
.
.

Akhirnya bisa login ke akun ini lagi.. hehehe..

Pendek dulu ya... kedepannya akan sering update kok

Terimakasih ^^

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang