Menarik sebuah koper berwarna hitam dengan ukuran besar membuat Haruto mengeluarkan keringat di pagi hari yang cerah ini.
Junkyu yang melihat itu hanya bisa tersenyum jahil sambil menenteng beberapa totebag yang diambilnya dari dalam mobil pemberian Hyunsuk.
Mereka berdua kini memasuki halaman rumah berlantai satu yang dikontrak oleh Haruto sebagai tempat tinggal mereka nantinya.
Keduanya sepakat untuk hidup sederhana dan mandiri meski kedua orang tua Junkyu maupun Haruto sama-sama hendak membantu.
"Kyu, tolong bukain pintunya dong, ini kuncinya" titah Haruto pada istrinya
Junkyu mengangguk cepat dan segera memerima kunci rumah baru mereka.
Dengan segera wanita cantik itu membuka pintu, agar sang suami bisa dengan mudah memasukan koper besar milik mereka berdua.
"Makasih sayang"
"Sama-sama"
Keduanya segera memasuki rumah, melihat-lihat kondisi rumah tersebut dan tentu saja langsung mengadakan hometour dadakan
"Enakan pakai kamar yang mana ya Kyu?" Tanya Haruto yang baru saja mengecek kondisi kamar mandi
"Kyu mau yang di kanan Haru. Disana jendelamya lebih luas dan lebih terang" Ucap Junkyu yang memang menyukai ruangan dengan pencahayaan alami yang baik
"Yaudah, kamar di kiri kita jadiin kamar tamu"
Junkyu mengangguk setuju
Cuaca semakin terik bersamaan dengan meningginya sang surya hingga tepat di atas kepala.
Kegiatan membereskan barang yang dilakukan pasangan suami istri inipun sudah hampir selesai
"Kyu, aku laper"
"Eumm? Ya makan Haru" jawab Junkyu yang masih sibuk menumpuk handuk berbagai warna di lemari
"Ya kamu masak dong Kyu, kan kamu istri aku sekarang"
"Emamg bahan masakannya ada?"
"Udah, tadi aku beli beberapa sayur di pasar sekalian beli sapu dan alat pel"
"Haru.."
"Hmm"
"Kyu.. ga bisa masak"
"HAH? Kamu kan cewek, bisa masak itu harus Kyu.. nanti anak suami kamu ini makan apa coba?"
"M-maaf Haru, tapi Kyu belum bisa saat ini"
"Ck.. rumus aja kamu hapal, perkara masak aja gabisa. Yaudah beresin dulu semuanya biar aku cari makan diluar" final Haruto dengan wajah kesalnya
Junkyu hanya bisa menunduk sedih, ia telah mengecewakan sang suami.
Namun dalam hati Junkyu bertekad, ia harus bisa memasak
--------
Haruto berlajan santai dengan langkah panjang ketika menelusuri jalanan di komplek perumahannya.
Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku jaket yang ia kenakan dan kedua mata indahnya sibuk mencari warung atau mungkin stand makanan yang bisa ia beli untuk dirinya dan juga sang istri
Hingga tak lama kemudian, sebuah warung bakso yang berada di kiri jalan terlihat olehnya
Dengan segera pria jakung itu melangkah mendekati tempat tersebut
"Cari apa dek?" Tanya sang ibu penjual bakso
"Beli baksonya dua bu ya. Yang satu pedes, yang satunya engga. Terus ga pakek kol" pinta Haruto
"Siap dek, silahkan tunggu dulu ya" ujar si ibu yang langsung menyiapkan pesanan Haruto
Pria itu kemudian mengeluarkan ponselnya, sekedar membuka sosial media untuk menghilangkan rasa bosan ketika menunggu.
"Buk bakso satu ya, bungkus!"
"Siap neng cantik"
Mendengar suara yang terasa familiar membuat Haruto melirik ke arah pelanggan yang baru saja hadir
Dan netranya membulat ketika keduanya saling beradu pandang
"Yera/Haruto" keduanya sama-sama terkejut, tak menyangka akan berjumpa lagi setelah berpisah cukup lama
"Lo kok bisa disini?" Tanya Yera, karena setaunya tempat tinggal Haruto berada di daerah lain
"Iya, gue baru aja pindah kemarin. Lo sendiri emang tinggal disini?"
"Iya, rumah gue ada di depan sana."
"Ga nyangka gue bisa ketemu lo lagi. Semenjak lulus SMP lo hilang aja kayak ditelan bumi"
"Dih lebay lo ah, lo juga semenjak SMA ga ada kabar. Tiap reunian ga pernah dateng. Sok sibuk lo"
"Ya emang gue sibuk"
"Sibuk apa? Sibuk ngebucin?"
"Hehe iya"
Keduanya tertawa riang, meski sudah hampir tiga tahun tak berjumpa, nyatanya tak membuat mereka merasa canggung.
"Lo lanjut kuliah dimana?" Tanya Yera yang kini mengganti topik
"Belum tau, dimana aja deh yang mau nerima gue" jawab Haruto
"Pasrah amat tuh muka. Kenapa lo ga daftar di kampus yang sama kayak gue? Nanti bisalah dibantu sama om gue"
"Seriusan? Gue bego lho Ra. Lo pasti milih kampus terbaik kan?"
"Tenang aja, the power of orang dalam mah santuy."
"Orang dalam terus, kapan maju Indonesia. Tapi ga apa-apa gue ga mau ribet soalnya"
"Dih, malu-malu anjing lo mah"
"Dek, ini pesanannya ya"
Haruto dan Yera menghentikan percakapan mereka ketika suara ibu penjual bakso menginterupsi
"Oh iya bu, ini uangnya" Haruto menyerahkan dua lembar uang 10 ribu-an yang langsung diterima oleh si ibu. Tak lupa disertai ucapan terimakasih
"Yera, mau bareng?" Tanya Haruto pada Yera
"Emm.. boleh deh"
"Oke, gue tunggu"
---------
Merebahkan tubuhnya yang kian membesar, Junkyu menatap langit-langit kamar baru milik dirinya bersama sang suami.
Perutnya menggerutu lapar, namun ia tidak bisa memasak sesuatu untuk ia makan.
"Ini Haruto beli makan di Paris kali ya? Lama banget" gerutunya
Junkyu mengelus perutnya yang mulai membuncit
"Sayang, bentar ya nanti papa pasti pulang kok. Dedek juga laper kan kayak mama? Tapi dedek harus sabar, okay? Katanya orang sabar disayang Tuhan dan mama pengen dedek disayang sama Tuhan"
Hati Junkyu rasanya meneduh. Berbicara dengan sang anak yang mungkin saja masih berbentuk gumpalan darah itu membuat ia merasa bahagia.
Junkyu bahagia memiliki Haruto disisinya dan ia juga bahagia akan segera memiliki buah hati yang tak lain adalah buah cinta mereka berdua.
Hingga tak lama, Junkyu mulai masuk ke alam mimpi
.
.
.
.
.
.
.
.
.850 word
Hellow aku balik lagi nih..
Udah denger kabar kan kalau Yoshi, Hyunsuk, Mashi sama Junkyu positif ?
Huhu ayo kita doa sama-sama buat mereka 🤧
Tapi katanya ga boleh khawatir, tapi khawatir juga 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat Me Better, Please (GS)✅
Romance"Lo emang yang pertama, tapi bukan berarti lo satu-satunya Kim Junkyu" "Tolong perlakukan gue dengan baik, setidaknya untuk terakhir kali, Watanabe Haruto" . . . . WARNING : Gender Switch (GS) Dimohonkan untuk menjadi pembaca yang bijak 8 Janua...