🐨Antara Disini atau Kembali

807 75 6
                                    

Ranjang berukuran sedang itu, terasa begitu dingin setelah sekian lama tak ditempati. Haruto merebahkan tubuhnya di atas ranjang bersebelahan dengan putrinya yang lebih dahulu merebahkan diri disana

“Papa..” ucap Eunsa, ketika merasakan kehadiran Haruto

Lho, belum tidur?” Eunsa menggeleng “Kangen Mama” lirihnya yang membuat Haruto menghela nafas

“Sabar ya sayang, nanti mama akan kembali kok sama kita” ucap Haruto seraya memeluk putrinya

Haruto sengaja mengajak Eunsa untuk kembali ke rumah lamanya bersama Junkyu, atas permintaan dari anak itu sendiri

“Dulu mama suka nangis setiap malam” ucap Eunsa yang membuat Haruto mengernyit heran, ia lantas memilih mendengarkan kelajutan cerita anaknya

“Mama selalu bilang gini ‘Haru, kamu kapan kembali? Aku kangen sama kamu. Waktu aku udah ga banyak lagi, Haru. Aku takut Eunsa akan sendirian’ setelahnya mama akan menangis sambil terisak” jelas Eunsa yang membuat Haruto terdiam. Kini ia mulai mengerti, mengapa Junkyu tak pernah mau meninggalkannya. Ternyata ia tau jika usianya tak lagi lama.
Haruto kian merasa bersalah, ah bahkan ribuan kalimat penyesalan rasanya tak akan mampu untuk menggambarkan seberapa menyesalnya ia.

“Mama juga selalu berdoa agar diberi umur panjang, sehingga ia bisa mengurus Eunsa hingga besar. Lantas mama akan mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya. Tangisannya semakin kencang, namun Eunsa tak bisa menolong mama, Eunsa takut mama akan marah jika tau Eunsa belum tidur ketika larut”

Dan pecah sudah pertahanan Haruto. Ia tak sanggup lagi dengan semua cerita ini. Di dekapnya sang anak semakin erat bersamaan dengan tetesan air mata yang terus mengalir deras. Tak perduli jika ia akan terlihat lemah di depan sang anak, karena nyatanya kini semua rasa itu tak dapat ia bendung lagi.

“Papa jangan nangis, Eunsa ga mau papa kayak mama” si kecil lantas mengusap pipi sang ayah yang lantas dikecupnya sekilas

“Engga sayang, papa ga akan ninggalin kamu. Sekarang kita tidur ya?”

“Tapi papa berhenti dulu nangisnya”

“Iya, papa berhenti nangis”

....

Menggandeng tangan sang putri, Haruto melangkah menelusuri lorong rumah sakit untuk menemui Junkyu. Sudah terhitung dua hari Haruto izin bekerja, beruntunglah Junghwan mau mengerti keadaannya saat ini.

Lho, ini pada kenapa kok nangis? Ma,pa kenapa?” tanya Haruto keheranan disaat seluruh keluarganya menangis di depan ruangan Junkyu

“Haruto..” Lisa lantas memeluk anaknya “Junkyu, tidak bisa diselamatkan lagi”

Tubuh Haruto membeku seketika, detak jantungnya kini terpacu cepat sedangkan otaknya memproses cukup lama “Ma, maksud mama apa, ma? Ga mungkin Junkyu meninggal kan?” seru Haruto cukup kencang membuat sang ibu kembali mendekapnya erat

“Haru, Junkyu sudah tak bernyawa. Sekarang dokter hendak melepaskan alat bantu yang menopang kehidupannya”

“ENGGA! Ngga boleh Ma, Junkyu masih hidup. Dia belum pergi ma”

"HARUTO!” Lisa berteriak memanggil nama anaknya, ketika sosok itu nekat menerobos masuk ke dalam ruangan Junkyu

“JANGAN ADA YANG MELEPASKAN SATU ALATPUN!”

“Haruto..” Yedam memandang wajah penuh kesedihan Haruto dengan iba, pasti pria itu sangat terpukul akan kabar tiba-tiba ini

“Yedam, gue mohon jangan cabut alat-alat ini. Junkyu pasti bisa selamat Yedam, gue mohon”

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang