🦋Bertengkar

688 66 4
                                    

Haruto terkejut luar biasa, ketika begitu banyak paket dengan bungkus ukuran beragam berdatangan ke rumahnya.

Ia merasa tak pernah memesan apapun di toko online, lantas siapa yang mengirim ini semua?

"Yera.. ini paket siapa?" Tanya Haruto pada istrinya yang baru saja datang ke ruang tengah

"Ini? Semua ini paket pesenan aku"

"Kamu beli apa emangnya?"

"Oh, aku cuma mesen beberapa baju, kosmetik, alat dapur sama tas branded"

"Hah?" Haruto mendelik terkejut. Bisa-bisa ia tak tau sama sekali akan semua ini?

"Yera, kamu harusnya diskusi dulu sama aku. Aku ini suami kamu lho"

"Haru, aku tau kamu suami aku. Tapi ini kan belanjaan aku, jadi ya ga perlu bilangan ke kamu kan?"

"Apa? Yera, kamu membeli semua ini dengan uang kita, inget! Uang kita Yera. Kamu ga mikir ya, bentar lagi baby akan lahir dan kamu malah foya-foya dengan membeli barang-barang yang sebenarnya ga kamu butuhin?" ujar Haruto dengan tegas

"Sayang dengerin aku ya, aku tuh lagi hamil. Muka aku pucat, jelek jerawatan. Aku perlu make up, aku perlu skincare untuk merawat diri aku. Biar apa? Biar kamu ga kegatelan nyari perempuan lain!"

"Aku nerima kamu apa adanya Yera"

"Alah, waktu sama Junkyu juga kamu bilang dia jelek"

Haruto terdiam

"Udah deh sayang, mendingan sekarang kamu bantuin aku bawa semua ini ke dalam ya" pinta Yera yang membuat Haruto mendengus kesal







......



Haruto menatap sebuah rumah yang sudah lama tak ia kunjungi. Ia menghela nafas kasar dikala ia mengingat apa yang sudah terjadi.

Pria itu kemudian melangkah hati-hati mendekati pintu utama. Ia rindu, ia benar-benar ingin bertemu dengan sosok yang begitu ia cintai

Diketuknya pintu kayu itu beberapa kali hingga tak lama suara langkah terdengar dari dalam

"Lho Haruto?" Jisoo terkejut ketika melihat menantunya berdiri di ambang pintu dengan wajah lelah.

"Malam Ma.." ucap Haruto seraya mencium punggung tangan Jisoo

"Masuk dulu To" Dengan ramah Jisoo mempersilahkan Haruto untuk masuk

"Junkyu ada Ma?" Tanya Haruto sesaat setelah ia duduk di sofa ruang tengah

"Untuk apa menanyakan anak saya lagi Haruto"

Keduanya langsung menoleh ke arah tangga, dimana Suho kini berdiri seraya menatap tajam Haruto

"Pa.. malam"

"Masih punya muka kamu untuk datang kesini?" Bukannya menjawab sapaan Haruto, Suho justru kembali melayangkan pertanyaan untuk menantunya itu

"Pa, maaf"

"Sebelumnya saya sudah memperingatkan kamu untuk menjaga putri saya Haruto. Tapi apa yang kamu lakukan hah? Kamu justru hanya bisa memberi luka untuk anak saya Junkyu."

"Pa tenang dulu, duduk dulu ya kita bicarain baik-baik"

Jisoo segera menuntun suaminya untuk duduk di ruang tengah yang langsung berhadapan dengan Haruto.

Wajahnya nampak mengeras, seolah ia tengah berusaha keras untuk menahan amarahnya

"Pa, Maafin Haru ya. Haru emang salah selama ini."

"Ya.. kamu memang salah, bahkan sangat salah di mata saya Haruto"

"Tapi saya dan Junkyu saling cinta Pa. Semua ini, karena ke khilafan semata"

"Ke khilafan semata kamu bilang? Haruto, ini bukan sekedar khilaf. Semua sangat fatal pada akhirnya dan kamu mengatakan jika semua hanya ke khilafan semata? Wah.. kamu benar-benar tidak punya malu ya Haruto"

"Pa, Haru kesini mau minta maaf ke papa dan mama. Maaf karena Haru cuma bisa nyakitin Junkyu. Maaf karena haru ngecewain kalian. Tapi Haru mohon, tolong maafkan Haru dan biarkan Haru menebus semua kesalahan Haru pada Junkyu"

"Setelah semua yang terjadi kamu kira saya akan mengijinkan kamu untuk bertemu putri saya? Tidak Haruto. Bahkan jika bisa saya akan membawa Junkyu pergi jauh agar dia bisa hidup lebih baik"

"Tapi kami saling mencintai Pa"

"Cinta macam apa yang kamu maksud Haruto? Cinta seperti apa yang kamu punya sampai begitu mudahnya bagimu untuk berkhianat hah?"

"Pa..." Jisoo mengelus bahu suaminya dengan linangan air mata. Ia tak menyangka jika semua akan serunyam ini

"Jujur sama saya Haruto.. kamu, terpaksa kan menikahi Junkyu"

Nafas Haruto terasa tercekat ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut mertuanya

"Haru.."

Suara lembut yang terdengar lirih itu kini mengalihkan pandangan mereka.

Kini, tampaklah seorang Kim Junkyu yang berdiri di tangga, dengan Eunsa yang ada di dalam gendongannya

"Junkyu.." mengabaikan tatapan dari ayah mertuanya, Haruto segera berlari menghampiri Junkyu

Pria itu kemudian mendekap istri pertamanya dengan erat

"Kyu aku kangen" bisik Haruto

"Aku juga kangen kamu Haru" balas Junkyu

"Kamu sama Eunsa apa kabar?" Tanya Haruto seraya melepaskan pelukannya

Sudah terhitung sebulan lamanya mereka tak berjumpa. Haruto sangat sibuk kuliah dan bekerja sehingga, ia lebih sering pulang ke rumah Yera yang jaraknya lebih dekat.

"Baik kok. Kamu sendiri gimana? Kok kurusan sih?" Tanya Junkyu seraya mengelus pipi suaminya

"Aku juga baik kok"

Suho dan Jisoo yang melihat mereka berdua hanya bisa menghela nafas.

"Junkyu.." panggil Suho yang membuat anak perempuannya itu menoleh cepat

"Kemari dulu nak" lanjut Suho

Junkyu menatap Haruto begitu pula sebaliknya, hingga akhirnya Junkyu mengangguk mantap

"Iya ayah?" Tanya Junkyu

"Kamu.. masih mencintai Haruto?"

Junkyu mengangguk mantap

"Kamu Haruto, apakah kamu masih mencintai anak saya"

"Tentu saja pa"

Suho kemudian memeluk putrinya

"Ayah tidak ingin memaksakan keinginanmu nak, jika memang kamu ingin bertahan dengan suamimu, maka ayah hanya bisa berharap yang terbaik untukmu, dan kamu Haruto.. tolong, kali ini saya minta kamu serius dalam menjaga putri saya. Dan ingatlah juga buat hati kalian yang sudah kamu telantarkan"

"Ayah.. terimakasih" Junkyu segera memeluk ayahnya dengan lengan kanannya sedangkan di sisi kirinya, ada eunsa yang masih setia ia dekap

Haruto kemudian tersenyum lega, setidaknya ia sudah kembali mendapat restu serta maaf dari mertuanya itu.

.
.
.
.
.
.

Kok Junkyu bucin banget sih? Padahal udh disakitin berkali-kali

See you on the next chapter

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang