Dengan langkah penuh keraguan serta kehati-hatian, Junkyu mendekati suaminya yang sedang duduk sambil mengeringkan rambut di pinggir tempat tidur.
Junkyu kemudian duduk di sebelah suaminya dengan tangan yang saling meremat pertanda kegugupannya
"Haru..." panggil Junkyu yang langsung mendapat atensi dari suaminya itu
"Hmm" jawab Haruto sekenannya
"Itu.. uang.. buat bayar kontrakan, udah kamu bayarin belum?" Tanya Junkyu dengan nada selembut mungkin, agar sang suami tak kembali marah seperti biasanya.
"Oh uang itu. Belum Kyu"
"Kok gitu? Haru tau kan kalau ini sudah jatuh tempo untuk bayar?"
"Iya aku tau Kyu, tapi masalahnya tadi ada tugas mendadak yang emang perlu iuran. Aku ga punya uang lagi kan, ya udah aku pinjem uang itu"
"Haru beneran kan?" Tanya Junkyu memastikan
"Ya iyalah Kyu. Emang kamu pikir aku tukang bohong apa?"
"Engga gitu, cuma tabungan Kyu udah mulai menipis. Mungkin hanya cukup sampai beberapa bulan kedepan. Kalau uang itu Kyu ambil lagi buat bayar kontrakan. Kita ga ada simpanan lagi Haru"
"Terus kamu mau minta bantuan orang tua kamu? Atau engga aku bisa minta bantuan mama sama papa aku" tawar Haruto yang langsung mendapat gelengan dari Junkyu
"Jangan Haru. Kita kan udah berjanji untuk hidup mandiri. Ga akan minta selain di beri."
"Persetan lah sama janji Kyu. Kita ini lagi kesusahan, ga usah deh banyak gengsi"
"Bukan gitu Haru, kita kan masih bisa berusaha. Jadi ga ada salahnya kan kalau kita usaha dulu"
"Terus?"
"Kita kerja aja. Lagian selama ini, kita ga ada pemasukan juga kan?"
"Kamu mau kerja? Emang ada yang bakalan nerima perempuan hamil kayak kamu?"
"Ya kan namanya usaha Haru."
"Ya udah kalau itu mau kamu. Aku sih ga mau ngelarang ya Kyu. Cuma aku kayaknya ga bisa bantu banyak. Tugas kuliah makin banyak dan kesibukan aku juga bertambah"
"Iya ga apa-apa Haru. Kamu kuliah aja yang bener, biar nanti cepet lulus dan bisa cari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan keluarga kita"
"Ya udah sekarang kita istirahat aja ya, biar baby juga bisa istirahat" ujar Haruto sembari mengelus perut Junkyu
"Kamu ga ada tugas?" Tanya Junkyu
"Engga, udah aku kerjain tadi"
Junkyu mengangguk tanda mengerti dan segera merebahkan dirinya di sebelah Haruto.
.........
Entah sudah penolakan keberapa yang Junkyu terima hari ini. Namun wanita cantik itu masih terus bersemangat dengan senyum yang terus menghiasi
Langkahnya semakin jauh untuk menelusuri satu persatu tempat yang mungkin saja menerima karyawan.
"Sepertinya restoran itu terlihat baru saja buka. Kayaknya gue bisa coba lamar kerja disana deh" dengan segera Junkyu melangkah mendekati sebuah restoran besar yang terlihat baru buka itu.
"Selamat pagi ibu, ada yang bisa kami bantu?" Sapa seorang pegawai dengan ramah
"Oh begini mbak, saya mau melamar kerja. Apakah disini ada lowongan mungkin?" Tanya Junkyu
"Sebenarnya restoran ini belum membuka lowongan untuk posisi karyawan bu, tapi mungkin ibu bisa bertemu dengan manager kami. Beliau akan datang pukul 10 nanti" jelas pegawai perempuan yang terlihat seusia dengan Junkyu itu.
"Ah iya terimakasih ya, kalau begitu saya mohon izin untuk menunggu disini"
"Iya silahkan ibu, duduk saja disini. Kasihan ibu hamil jika berdiri lama, tidak baik kan?"
"Sekali lagi terimakasih ya"
Junkyu duduk dengan perasaan gugup. Mengingat ia yang sudah hamil 4 bulan lebih itu pastilah membuat orang-orang meragukan kinerjanya.
Namun jika tidak begini, ia harus bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa ia lakukan selain harus berkerja.
Mengandalkan Haruto? Bahkan pria itu sudah lupa jika pernah berjanji untuk bekerja keras demi keluarga kecilnya itu.
Tak lama pintu restoran terbuka dan memperlihatkan seorang gadis cantik dengan setelan jas rapi
"Selamat pagi Bu Mashiho" sapa pelayan tadi
"Selamat pagi, Yeji"
"Ibu, tadi ada seorang perempuan yang ingin melamar pekerjaan disini. Tetapi saya meminta untuk menunggu ibu terlebih dahulu"
"Oh ya? Di mana dia? Saya ingin berbicara langsung"
"Di sana buk, di meja yang ada di pojok"
"Ah baiklah, kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu"
Gadis manis itu kemudian menghampiri seseorang yang duduk memunggunginya
"Permisi, apakah anda yang ingin melamar kerja disini?"
Merasa diajak bicara Junkyu segera berbalik badan dan membulatkan matanya terkejut
"Mashiho?"
"Junkyu?"
"Bagaimana bisa?"
Keduanya sama-sama terkejut tak menyangka jika mereka akhirnya dipertemukan lagi setelah sekian lama.
Mashiho adalah teman masa kecil Haruto. Mereka bertiga dulu satu sekolah saat SMA, hanya saja berbeda kelas.
"Jadi yang akan melamar bekerja itu dirimu Kyu?" Tanya Mashiho yang kini mulai duduk di bangku yang berada tepat di hadapan Junkyu.
"Iya Mashi, aku benar-benar membutuhkan pekerjaan"
"Tapi, bukankah kau sedang hamil Kyu? Apakah itu tidak akan mengganggu kesehatanmu nantinya?"
"Tidak Mashi, aku bisa kok" ucap Junkyu meyakinkan
"Apa yang terjadi padamu sebenarnya Kyu? Di mana suamimu?"
Junkyu mengerucutkan bibirnya sedih
"Aku sudah menikah Mashi. Aku menikah dengan Haruto. Lalu, dia sedang menjalani kuliah tapi kami perlu uang, sehingga aku memutuskan untuk bekerja"
"Lalu Haruto mengijinkanmu?"
Junkyu mengangguk
"Wah, benar-benar manusia itu. Bagaimana mungkin dia setega ini padamu"
"Tidak Mashi, ini karena keinginanku"
Mashiho menghela nafasnya. Sekalipun ia tak terlalu dekat dengan Junkyu sebelumnya, namun ada rasa iba melihat kondisi Junkyu saat ini.
"Kalau begitu kau bisa bekerja disini Kyu. Kebetulan aku sedang mencari karyawan untuk bersih-bersih di dapur. Tidak apa-apa kan?"
Wajah Junkyu langsung berseri, akhirnya ia bisa mendapat pekerjaan
"Tidak apa Mashi, sekali lagi terimakasih"
"Sama-sama Kyu. Kalau begitu datanglah besok kemari untuk langsung bekerja"
"Baiklah Mashi, aku permisi"
"Iya hati-hati ya Kyu"
Junkyu segera pamit undur diri dan melangkah riang untuk kembali pulang.
Ia tidak sabar untuk bercerita pada suaminya.
----------
887 word
Kedepannya aku bakalan rajin update.. kemungkinan sehari sekali atau double up..
So check your library okay?
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat Me Better, Please (GS)✅
Romance"Lo emang yang pertama, tapi bukan berarti lo satu-satunya Kim Junkyu" "Tolong perlakukan gue dengan baik, setidaknya untuk terakhir kali, Watanabe Haruto" . . . . WARNING : Gender Switch (GS) Dimohonkan untuk menjadi pembaca yang bijak 8 Janua...