🦋Let's Break

917 82 19
                                    

"Haruto..."

Merasa namanya dipanggil, pria jakung yang kini menenteng tas ransel itu kemudian menoleh ke belakang.

Ia kemudian menghela nafas kasar, ketika melihat siapa yang memanggilnya

"Kenapa?" Tanya Haruto, dingin

"Kamu kemana aja selama ini? Kenapa ga bisa dihubungin?" Seorang wanita menatapnya kesal, dengan wajah yang sengaja diimutkan

"Maaf aku sibuk. Aku juga kerja jadi ga punya waktu buat main hp"

"Kerja? Kerja apa kamu?" Tanyanya heran

"Jadi kuli"

"What? Kamu jadi kuli? Haruto, kalau kamu perlu uang kamu bisa bilang ke aku. Lihat tuh muka kamu jadi belang kayak gitu" ia lantas mendekap kedua pipi tirus si pria sembari ia gelengkan ke kiri dan kanan

"Terus?"

"Kok kamu jadi cuek gini sih?" Yera mengerucutkan bibirnya kesal. Setelah lama tak berjumpa bukankah seharusnya mereka berpelukan untuk melepas rindu?

Namun yang terjadi justru Haruto yang bersikap acuh padanya

"Maaf" Ucap Haruto pelan

"Ck, aku cuma mau bilang kalau besok aku mau ke Amerika nemuin mama. Mungkin juga aku akan tinggal disana untuk sementara waktu. Kamu bisa anterin aku ke bandara kan?" Pinta Yera dengan wajah memelas

"Jam berapa emangnya?"

"Nanti aku kabarin kamu jamnya"

"Hm"

"Ya udah sekarang kita ke kelas yuk sayang" ajak gadis itu seraya menarik lengan Haruto

Sedangkan Haruto hanya mengikutinya dengan pasrah

........

Seperti janjinya kemarin, hari ini Haruto telah berangkat ke bandara untuk mengantar kekasihnya itu.

Tentu saja, kepergiannya ini tanpa ijin dari sang istri yang tadi masih sibuk mengurus bayinya.

"Haru, makasih ya udah nganter aku.. Meski sebenarnya berat buat aku ninggalin kamu disini." Ujar Yera dengan ekspresi sedihnya

"Kamu baik-baik ya disana. Jaga kesehatan juga"

"Iya itu pasti. Kamu juga ya sayang"

"Hm" jawab Haruto sekenannya

"Haru..." Yera kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Haruto. Ia mendekatkan wajah mereka hingga tersisa jarak beberapa centimeter saja

"Aku mencintaimu" bisiknya pelan dan setelahnya Yera lantas mencium bibir Haruto dengan penuh cinta. Rasanya ia enggan sekali untuk pergi meninggalkan kekasihnya itu

Namun Haruto hanya terdiam, membiarkan Yera menciuminya tanpa ia balas sama sekali

"Kenapa?" Tanya Yera kebingungan. Tak biasanya Haruto mengacuhkannya begini

"Maaf Yera"

"Kamu sebenarnya kenapa sih? Dari kemarin kamu tuh aneh tau ga. Kamu berubah Haru"

"Aku mau kita mengakhiri semuanya" ucap Haruto tiba-tiba

"Maksud kamu?"

"Hubungan ini, ayo kita akhiri sampai disini"

Yera membulatkan matanya terkejut "Haruto, Kamu gila ya? Kamu kan udah janji kalau mau nikahin aku"

"Maaf, tapi aku ga bisa nyakitin Junkyu lagi. Kamu cuma kisah cinta masa lalu aku Yera. Maaf.."

"Gampang ya kamu bilang gitu." Air mata Yera luluh seketika, suaranya bergetar dan disertai dengan isakan

"Kamu brengsek Haruto.. kamu benar-benar lelaki terjahat yang pernah aku temuin. Setelah kamu mendapatkan kepercayaan aku, lalu dengan mudahnya kamu nyia-nyiain aku hah"

"Maaf.."

"Aku kecewa sama kamu Haruto"

"Yera, aku benar-benar minta maaf, ga seharusnya aku mempermainkan kamu"

"Bullshit.. makasih.. makasih karena membuatku menyia-nyiakan waktu untuk mencintai kamu"

Dihapusnya air mata itu dengan kasar, lalu segera ia menarik koper besar berwarna hitam itu.

Bahkan tanpa kata ucapan selamat tinggal, Yera segera melangkah pergi menjauh untuk memasuki pesawatnya.

Haruto hanya bisa terdiam. Ia benar-benar lelaki yang jahat hingga menyakiti dua wanita sekaligus.

Namun, ia berharap semoga saja keputusannya kali ini benar. Ia hanya ingin hidup bahagia dengan Junkyu dan juga Eunsa..

.........

Yera tak henti-hentinya menitihkan air mata selama perjalanannya menuju ke Amerika.

Ia benar-benar kecewa, ternyata Haruto telah menghianati dirinya. Setelah semua janji manis yang terucap, kini tinggalah ia dengan rasa sakit yang tak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata

Perih.. rasanya luka di hatinya benar-benar menyakitkan.

"Kenapa To.. kenapa lo milih ninggalin gue? Padahal cinta pertama lo itu gue. Gue yang harusnya jadi pendamping hidup lo.. bukan Junkyu" Yera memukul dadanya yang terasa sesak. Diusapnya juga air mata yang mengalir di pipinya dengan sedikit kasar, lantas ia menggertakan gigi dengan kuat

"Tapi lo pikir gue akan nyerah gitu aja hah? Setelah semua yang terjadi sama gue, ga akan gue lepasin lo gitu aja Haruto. Kalau gue ga bisa bahagia sama lo, maka Junkyu juga ga bisa. Setelah kembali nanti, gue akan ngasih perhitungan buat lo"

Yera menghapus air matanya kasar. Pesawatnya telah berlandas di bandara

Ia tak ingin bila ibunya melihat kondisinya yang tengah menangis. Bisa-bisa ia akan diintrogasi dadakan.

"Lihat aja nanti, Watanabe Haruto" ucapnya disertai seringaian
.
.
.
.
.
.

Kemarin aku bilang, mau ngasih part Uwu.. lah ternyata part selanjutnya ini, ga ada sweet moment nya xixi 🤣

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang