Hyunsuk terbangun ketika merasakan tepukan pelan di pipinya. Ia membuka mata dan langsung berhadapan dalam jarak yang cukup dekat dengan wajah sang adik
"Heh lo ngapain?" Ucap Hyunsuk terkejut seraya mendorong adiknya agar menjauh
"Lo mau ngelecehin gue ya" ujar Hyunsuk ngawur membuat Doyoung menatapnya jijik
"Najis asu.. " Doyoung kemudian menjauhkan tubuhnya dan kemudian duduk tegap di sisi ranjang
"Kak gue cuma mau nanya"
"Apaan?"
"Lo berantem sama kak Jihoon?"
"Engga. Emang kenapa?"
"Tadi kak Jihoon kesini buat nengokin elo. Eh beberapa jam kemudian dia malah keluar sambil nangis-nangis. Mana gue dikacangin lagi" jelas Doyoung yang membuat Hyunsuk heran
Rasanya hubungan mereka baik-baik saja. Hyunsuk tak berbuat macam-macam yang membuat Jihoon marah padanya.
"Kayanya kita ga ada masalah apa-apa deh"
"Oh gitu. Gue kira kalian berantem. Eh btw, meja belajar lo tumben berantakan"
Deg..
Hyunsuk menatap meja belajarnya yang sedikit berantakan dan sebuah laci yang terbuka
Nafasnya terasa tercekat, ketika buku diary yang ia sembunyikan kini telah tergeletak di atas meja.
Apakah Jihoon membacanya?
"Dob, gue harus pergi"
Hyunsuk segera bangkit dari ranjangnya. Rasa sakit kepala dan demam yang menyerangnya tadi seketika menghilang, dikala rasa panik dan khawatir mulai mendominasi
"Lah mau kemana kak? Lo kan belum sembuh bener" ujar Doyoung, namun tak mendapat respon dari Hyunsuk yang sudah berlalu keluar
"Ck, nih couple emang suka banget ya ngacangin gue. Heran pangeran"
.....
"Jihoon buka pintunya. Aku mau bicara sama kamu."
Entah sudah berapa kali Hyunsuk mengetuk puntu kamar kost Jihoon, namun gadis itu tak juga membukakan pintu untuk dirinya.
"Jihoon aku tau kamu denger aku kan!"
"Pergi! Aku ga mau ketemu kamu" terdengar suara balasan dari dalam sana yang membuat Hyunsuk menghela nafas kasar.
"Ji please, dengerin aku dulu. Jangan kayak anak kecil. Kita bisa bicarain ini baik-baik" Hyunsuk masih tak mau menyerah untuk membujuk kekasihnya
Tak lama pintu kemudian terbuka, dan memperlihat si pemilik kamar dengan kodisi yang tidak baik-baik saja.
Mata Jihoon terlihat sembab, rambutnya berantakan serta pakaiannya yang tidak dibenahi dengan benar, membuat Hyunsuk meringis melihatnya
"Ji.." Hyunsuk hendak memeluk kekasihnya, namun Jihoon langsung menghindar
"Masuk!" Ucapnya ketus
Hyunsuk kembali menghela nafas sebelum kedua kakinya melangkah masuk
Baru saja berdiri di ambang pintu, Hyunsuk merasa nafasnya tercekat, ketika didapatinya kamar Jihoon yang begitu berantakan. Banyak barang-barang berjatuhan serta bantal yang berada di tempat tak seharusnya
"Duduk Suk, maaf kamar aku berantakan" ucap Jihoon yang mendahului duduk di sofa
"Ji.. aku minta maaf sama kamu"
"Untuk?"
Hyunsuk menatap lekat tepat di sorot mata Jihoon. Tergambar jelas kekecewaan di matanya
"Maaf karena membuat kamu kecewa"
"Bukan itu yang ingin aku denger Suk.. aku butuh penjelasan. Kamu..masih mencintai Junkyu kan?" Tanya Jihoon dengan lirih. Air mata kembali jatuh. Ia benci akan dirinya yang begitu lemah. Padahal Jihoon adalah wanita yang kuat selama ini.
Hyunsuk menggenggam tangan Jihoon. Ia terdiam beberapa saat seolah tengah berfikir keras akan jawaban yang harus ia sampaikan pada Jihoon
"Suk.. jawab! Kalau kamu diem aku jadi mikir kalau kamu beneran masih ada rasa sama Junkyu.." tangis Jihoon semakin kencang, ia benar-benar berharap jika Hyunsuk akan membantah ucapannya
"Ji.. maaf.. tapi-"
"Tapi apa hah?"
"Tapi aku memang masih mencintai Junkyu"
"APA? Jadi selama ini aku ini apa Suk? Wanita pengganti, iya?"
"Ji, kamu jangan salah faham. Aku udah coba buat cinta sama kamu. Aku perlu waktu untuk melupakan Junkyu dan menerima kamu. Jadi-"
"Satu tahun Suk.. satu tahun kita bareng dan cuma aku yang ada rasa? Dan apa tadi kamu bilang? Kamu berusaha cinta sama aku dan lupain Junkyu? Lo tau ga sih Suk. Gue kaya orang bego yang begitu mencintai seorang laki-laki yang jelas-jelas suka sama sahabat gue sendiri?"
Hyunsuk menatap Jihoon terkejut. Bahkan Jihoon menggunakan kata lo-gue?
"Ji, aku ga bisa menyembunyikan hal ini lagi. Aku ada rasa sama Junkyu sedari lama. Sekeras apapun aku berusaha untuk melupakan dia, tapi aku ga bisa. Aku udah nyoba untuk nerima kamu dalam hidup aku, tapi aku cuma bisa merasakan nyaman sama kamu. Ji, aku tau kalau aku ini jahat banget. Tapi.. aku ga bisa bohongin kamu lagi. Nyatanya, aku belum bisa berdamai dengan perasaan aku sendiri"
"Okay Suk.. aku faham. Kamu ga cinta aku kan? Karena hati kamu masih dimiliki oleh Junkyu, iya kan?"
Hyunsuk terdiam
"Kalau gitu gue mau kita putus"
"Ji.."
"Buat apa kita bertahan kalau cuma gue yang berjuang Hyunsuk? Gue capek, gue capek perjuangin lo. Tapi semuanya sia-sia. Gue cuma buang-buang waktu buat orang yang sama sekali ga cinta sama gue"
"Maaf.."
"Mendingan lo pulang Suk, gue perlu waktu sendiri"
"Ji, sekali lagi aku minta maaf"
"Suk, pulang!"
Dengan berat hati Hyunsuk bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan keluar dari kamar kost Jihoon
"Aku pamit" ucapnya pelan sebelum ia benar-benar meninggalkan area kost Jihoon
Sepertinya ia akan merindukan tempat yang sudah setahun ini sering ia kunjungi.
Menghabiskan hari bersama wanita yang begitu tulus mencintainya.
Bisakah ia menyebut dirinya bodoh? Menyia-nyiakan wanita tulus demi mempertahankan perasaan pada wanita lain yang telah bersuami?
Namun, masalah hati memanglah rumit. Ia tak bisa terus-terusan membohongi perasaannya dan juga Jihoon.
Semoga saja, ini keputusan yang paling tepat. Jihoon pantas mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dan tentunya mencintai wanita itu dengan tulus.
"See you.. Park Jihoon"
.
.
.
.
.
.
.
870 wordSukhoon karam huhu..
Akhir" ini aku lebih condong ke Hoonsuk deh. Ji itu type suami idaman banget ga sih huhu 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat Me Better, Please (GS)✅
Romance"Lo emang yang pertama, tapi bukan berarti lo satu-satunya Kim Junkyu" "Tolong perlakukan gue dengan baik, setidaknya untuk terakhir kali, Watanabe Haruto" . . . . WARNING : Gender Switch (GS) Dimohonkan untuk menjadi pembaca yang bijak 8 Janua...