🦋The Day🐨

605 72 8
                                    

Siapa yang tidak sakit ketika melihat laki-laki yang kau cintai kini tengah memasangkan cincin di jari manis wanita lain?

Diiringi oleh tepuk tangan dari mereka yang hadir membuat hati Junkyu semakin terluka.

Tak pernah barang sekalipun ia membayangkan jika akan seperti ini takdir pernikahannya.

Memulai semua atas dasar cinta, menikah karena cinta lalu kini ia terluka karena cinta pula.

Mengapa? Mengapa perjalanan hidupnya begitu berat? Sejahat apa dirinya dahulu sehingga di kehidupan sekarang ada begitu banyak luka yang harus ia terima

Air mata mengenang di pelupuk mata Junkyu. Suaminya kini telah resmi menikahi wanita itu. Mereka terlihat tersenyum bahagia dan begitu serasi di atas sana.

Junkyu mendekap erat bayinya yang tertidur di gendongannya. Hanya karena malaikat kecilnya itulah Junkyu bertahan, mengeyampingkan rasa perih di dada demi kebahagiaan ia yang tercinta.

"Junkyu.."

Wanita itu segera menoleh dan mendapati Lisa yang tersenyum miris di sebelahnya

"Mama?"

"Maafkan Haruto ya nak, dia sudah terlalu banyak menyakiti kamu, bahkan ia dengan bodohnya menyia-nyiakan wanita sebaik kamu nak" Lisa mengelus rambut menantunya dengan mata berkaca-kaca

Sungguh, ia tak menyangka jika putra sematawayangnya itu akan berbuat seketerlaluan begini.

Ia kecewa, tentu saja. Disaat para orang tua lain membanggakan putranya lalu apa yang bisa ia ucap atas anaknya, Haruto? Menikah di usia muda karena kecelakaan? Memiliki dua istri di usia dewasa? Bukankah hal itu sudah cukup bagi orang untuk mengecap putranya sebagai laki-laki brengsek..

Hendak tak perduli, namun semua itu adalah kenyataannya. Fakta bahwa ia gagal menjadi seorang ibu yang baik, ia gagal mendidik anaknya membuat Lisa merasa kecewa akan dirinya sendiri.

"Mama ga perlu minta maaf, Junkyu udah iklas kok ma kalau Haru menikah lagi. Apalagi sudah ada calon bayi di dalam perut Yera" ujar Junkyu dengan lembut membuat Lisa semakin terluka

"Junkyu..." Lisa mendekap Junkyu dengan air mata yang luruh juga dari kedua matanya.

Ia benar-benar tak enak hati akan menantunya yang berhati malaikat ini

"Kenapa kamu masih bertahan dengan Haruto nak? Kamu berhak, kamu pantas mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik.."

"Ma.. Junkyu udah janji untuk menemani Haru sehidup semati. Lagi pula, kasihan Eunsa. Dia yang tak tau apa-apa akan menjadi korban dari keegoisan kami nantinya"

Lisa melepaskan pelukannya lalu menatap Junkyu dengan intens

"Mama akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu Kyu"

"Terimakasih Ma.."







.......





Junkyu berjalan mendekati Haruto dan Yera yang tengah menyalami tamu yang hendak kembali pulang

Sambil mendorong kereta bayi, ia menghampiri sang suami dengan suasana yang baginya cukup canggung

"Haru.. "

Mendapati namanya dipanggil, Haruto segera menoleh dan memberi atensi penuh pada Junkyu

"Iya Kyu?"

"Setelah ini langsung pulang kan?"

"Iy-"

"Iya, langsung pulang. Tapi bukan ke rumah kalian Junkyu" sela Yera yang membuat Junkyu menatapnya heran

"Lalu?" Tanya Junkyu pada Haruto, namun justru Yera yang menjawabnya

"Kami akan menginap di hotel. Aku sudah check in di sana"

"Yera, bukankah seharusnya kau membicarakan ini dulu denganku?" Protes Haruto karena ia benar-benar tak tau soal rencana dari istri mudanya itu

"Ck, baru menikah saja sudah seperti ini. Bagaimana seterusnya? Bisa-bisa kalian akan bertukar peran nantinya" cibir Junkyu

"Kau.." protes Yera tak terima

"Kenapa? Itu faktanya kan. Yera, ku harap kau masih ingat posisimu sebagai istri. Bukan majikan dari Haruto"

"Kyu udah, mendingan sekarang kamu pulang ya. Istirahat sekalian juga istirahatin Eunsa. Kasian dia tidur di kereta bayi terus. Aku kayaknya ga pulang ke rumah dulu" ujar Haruto menengahi perdebatan dua wanita itu

"Tuh denger kan? Haruto aja ga keberatan sama ide aku. Kamu aja yang terlalu lebay"

"Yera cukup! Kamu jangan memperkeruh suasana."

"Cabein aja mulutnya, biar tau rasa!" Imbuh Junkyu

"Lo.."

"Kyu..Yera.. ah.. kalian berdua bikin pusing tau ga sih"

Haruto segera melenggang pergi meninggalkan Yera dan juga Junkyu yang sedang bersitegang

"Haru.. harutoo" panggil keduanya namun sama sekali tak di gubris oleh Haruto

Meninggalkan gedung tempat berlangsungnya acara tadi, Haruto memilih untuk duduk di tangga darurat sembari memijat pelipisnya yang terasa berdenyut hebat

Para tamu undangan sudah pergi tadi. Menyisakan beberapa kerabat dekat dari kedua belah pihak

"Bisa mati muda gue kalau lama-lama begini" gumam Haruto

"Ya nasib sih To"

Haruto segera menoleh ke belakang, dan mendapati dua teman seperbodohannya disana

"Ck, pusing gue"

"Sabar aja sih kalau kata gue To. Lagi pula semua juga terjadi karena ketololan lo" ujar Jeongwoo seraya duduk di sebelah Haruto

"Ga usah ngatain bisa ga sih, lagi pusing gue" protes Haruto dengan wajah kesalnya

"Ya nyatanya begitu"

"Udah-udah..malah pada ribut lo berdua. Saran gue ya To. Lo lebih tegas lagi jadi kepala keluarga. Kalau mau nentuin keputusan tuh yang mutlak, jangan mudah goyah. Kalau engga lo bakalan pusing sendiri" ujar Jaehyuk yang kini ikut bergabung

"Nah iya, apalagi lo punya dua bini yang kayak air sama minyak. Beuh ga kebayang sih gimana kalau kalian tinggal serumah"Jeongwoo memijat pelipisnya, seolah-olah ia adalah Haruto yang tengah pusing

"Iya sih.. gue kayaknya terlalu lemah. Cuma yang gue pikirin juga..." Haruto menggantungkan ucapannya sembari menatap kedua temannya itu

"Apa?" Tanya Jeongwoo dan Jaehyuk bersamaan

"Ntar gue bagi jatahnya gimana ya?"

"Ya Tuhan mati aja lo Haruto!"

"Ga bener emang nih manusia, sesat"

Dan Haruto hanya bisa tertawa ketika melihat wajah masam dari kedua temannya

Setidaknya, ia bisa terhibur disaat kondisi dirinya sedang terpuruk saat ini.

Namun tanpa ia sadari, jauh di belakang sana, di lorong yang berada di dekat tangga darurat terdapat seorang wanita yang menatapnya dengan tatapan tajam

"Ck, santet masih guna ga sih?" Gumam wanita itu saat melihat Haruto yang sedang tertawa terbahak-bahak
.
.
.
.
.
.
.
.
.
900 word

Yah.. Junkyu dimadu 

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang