Jadi Selama Ini

626 73 4
                                    

Jihoon melangkah memasuki sebuah rumah dengan tergesa-gesa.

Wajahnya terlihat begitu panik, dan ia terlihat begitu khawatir

"Doy, dimana Hyunsuk?"

"Di kamarnya kak. Tadi aku udah panggil dokter Yoshi untuk kesini "

"Syukur kalau sudah diperiksa. Kakak masuk dulu ya"

"Iya kak"

Jihoon segera melangkah menaiki anak tangga untuk tiba di kamar kekasihnya

Dengan hati-hati ia membuka knop pintu dan mendapati Hyunsuk yang tengah tertidur lelap dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya hingga ke leher

Jihoon tersenyum menatap kekasihnya itu. Ia kemudian melangkah masuk dan duduk di kursi meja belajar milik Hyunsuk

Ia memandangi kekasihnya itu dengan tatapan penuh kasih sayang, seolah ia telah memberikan semuanya untuk pria yang begitu ia cintai itu.

Namun, lama-lama Jihoon merasa bosan. Hendak bermain ponsel namun ia takut jika hal itu akan mengganggu Hyunsuk. Sehingga yang ia lakukan kini hanyalah melihat-lihat benda-benda yang terdapat di atas meja pria itu

"Rapi banget dah, ga kayak meja belajar gue" gumam Jihoon

Ia membuka satu persatu buku-buku yang tertata rapi di atas meja hyunsuk. Berulang kali ia berdecak kagum, karena tulisan rapi dari pria itu

Merasa tak ada hal menarik lagi di atas meja, Jihoon mulai beralih pada laci-laci meja.

Terlihat tak sopan memang, namun Jihoon rasa dirinya tak perlu ijin sekedar untuk melihat-lihat barang-barang kekasihnya itu.

"Apa nih?" Jihoon menemukan sebuah buku kecil bersampul hitam yang terlihat begitu menarik untuk diambil

Jihoon menatap buku itu dengan ragu. Bolehkah ia membukanya? Entah mengapa Jihoon merasa ragu. Ia takut entah karena apa

"Engga apa-apa kok. Lagi pula dalam sebuah hubungan tuh ga boleh ada yang saling ditutupi kan. Lagian juga gue udah menerima Hyunsuk luar dalam" ujarnya meyakinkan diri

Dengan hati-hati Jihoon membuka lembaran pertama dan langsung saja ia disambut oleh tulisan rapi sang kekasih

____
Seorang gadis manis, dengan terang-terangan menunjukan gelagat ketertarikannya sama gue.

Ia yang setiap hari perhatian bahkan dengan sukarela nolongin gue dikala susah membuat gue merasa spesial.

Wajahnya terlihat begitu cantik ketika terdiam, namun akan mengerikan ketika ia mulai tersulut emosi.  Hahaha menggemaskan

Namanya Park Jihoon. Ya kami satu kelas sejak kelas 10. Entah sejak kapan dia suka ke gue, gue juga ga tau.

Namun, gue masih belum bisa membalas cintanya. Gue mengagumi dirinya namun hati ini, belum sepenuhnya terukir namanya
_____

Jihoon mengernyit heran, ternyata Hyunsuk suka menulis diary juga rupanya.

Namun tak bisa ia bohongi, ia merasa senang ketika dia adalah orang pertama yang ditulis di lembaran pertama buku diary kekasihnya

Gadis itu kemudian melanjutkan membaca halaman selanjutnya yang ia yakini akan jauh lebih menarik

______
Tak tau lagi, entah berapa kali gue harus mengucapkan terimakasih pada seorang gadis berhati malaikat itu.

Jika bukan karenanya, mungkin gue udah berakhir membersihkan kamar mandi menjijikan di lantai tiga.

Oh ayolah, gue tuh benar-benar lupa kalau bu Taeyon ngasih tugas minggu lalu. Beruntunglah ada dia yang nolongin gue

Dengan mudahnya ia menyerahkan buku tugas miliknya dan meminta gue untuk menyalin segera

Dari sana, gue merasakan ada getaran yang berbeda di hati. Sebuah debaran jantung dan riuhan kupu-kupu yang terasa menjalar di perut.

Bukankah gue terlihat menyukainya? Ah sepertinya iya.

Sepertinya, gue telah jatuh.. jatuh ke dalam hati si gadis berhati baik, Kim Junkyu namanya
_____

Bola mata Jihoon membelalak terkejut ketika nama sahabatnya tertulis dengan jelas disana.

Tunggu, apakah selama ini kekasihnya menyukai Junkyu? Ini seperti kemustahilan bukan

Kini jantung Jihoon berdebar kencang. Bukan karena ia sedang jatuh cinta. Namun fakta mengejutkan ini membuatnya khawatir dan ragu untuk membuka halaman selanjutnya

Jihoon menarik nafas dalam "Ga apa-apa Jihoon, kalau lo ga baca semua. Lo ga akan tau gimana kisah selanjutnya kan?"

Dan lembaran selanjutnya kembali terbuka..

____
Ah.. seharusnya gue gerak lebih cepet. Kalau aja gue bisa deket sama Junkyu lebih dulu. Pasti bukan si Haruto itu yang akan jadi cowoknya Junkyu.

Ngeliat mereka pacaran tuh bikin enek tau ga sih. Mana bucin banget lagi. Kan gue kesel ya.

Sumpah deh, gue harus bisa dapetin Junkyu. Gimanapun caranya itu
____

____
Hari ini kelulusan, selama ini gue berjuang, namun hasil yang gue terima ga sesuai sama ekspetasi.

Junkyu, cuma nganggep gue sebagai teman, ga lebih. Dan fakta itu cukup membuat gue terluka. Entah kenapa gue ngerasa yakin, kalau Haruto itu ga pantes buat cewek sebaik Junkyu.

Hari ini juga, Jihoon nembak gue. Dia menyatakan perasaanya disaat hati gue terluka.

Dan gue dengan mudahnya langsung menjawab iya. Gue kalut saat itu. Gue kesel karena Junkyu ga pernah ngelirik gue sedikitpun

Gue tau, ga seharusnya gue ngelakuin ini. Karena nantinya, gue bisa aja nyakitin Jihoon. Tapi, gue juga perlu sandaran. Dan Jihoon ada di saat yang tepat
___

____
Apa yang gue takutin kini terjadi. Haruto dan Junkyu akan segera menikah dan itu karena kesalahan yang udah mereka perbuat.

Dari awal gue yakin kalau Haruto laki-laki brengsek. Tapi gue bisa apa? Junkyu suka sama Haruto. Mereka saling mencintai. Sebesar apapun cinta gue ke Junkyu, tahap akhir dari cinta gue adalah mengiklaskan

Gue iklas kalau Junkyu akan bersama Haruto. Lagi pula, ada Jihoon di sisi gue. Meski belum sepenuhnya gue cinta sama dia. Tapi gue akan berusaha, untuk menerima hadirnya di hati gue
____

Jihoon menitihkan air matanya. Ia tak sanggup menahan kesedihan yang kini ia rasakan.

Apakah Hyunsuk tak mencintainya? Apakah ia hanya menjadi wanita pengganti disaat yang utama tak dapat dimiliki?

Jihoon kesal akan dirinya yang terlalu bodoh. Hingga tak menyadari jika perhatian Hyunsuk akan Junkyu bukan sekedar dari rasa pertemanan, namun juga cinta yang tergambar di sorot matanya.

Ia benci mengakui ini. Namun ia benar-benar telah mencintai Hyunsuk. Fakta bahwa ia hanya dijadikan pelarian membuatnya sakit luar biasa.

"Jadi selama ini, aku cuma pengganti ya Suk"





.....



Jihoon menuruni anak tangga dengan tergesa. Air mata masih setia mengalir di kedua pipinya meski sudah berulang kali ia hapus

Tujuannya kini hanya satu. Pulang, lalu menangis sejadi-jadinya

Melihat kepergian Jihoon membuat Doyoung mengernyit heran. Ada apa dengan calon kakak iparnya itu? Mengapa ia menangis

"Kak Jihoon" panggil Doyoung dari arah dapur, namun sama sekali tak di gubris oleh Jihoon. Ia hanya terus berjalan lurus menuju pintu utama. Hingga wanita itu akhirnya benar-benar keluar dari kediaman Hyunsuk

"Mereka berantem ya?" Gumam Doyoung yang kini berdiri mematung di ambang pintu dapur

.
.
.
.
.
.
.
.
1027 word

Pesan moral : Jangan menulis diary wkwkwk

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang