🐨Izin

531 66 14
                                    

Menyesap secangkir teh hangat buatan istrinya, nampak Haruto sedang berfikir keras.

Cerita Junkyu soal kedatangan debcolector tadi membuat pikirannya tak tenang.

Ia takut, ia juga khawatir bila sesuatu akan terjadi pada istri dan juga anaknya.

Namun, pria itu sadar jika semua ini adalah salahnya. Ia dengan pikiran dangkalnya telah memilih untuk meminjam uang pada rentenir disaat ia memerlukan uang untuk biaya kuliah dan juga kehidupannya.

Niat hatinya tentu saja agar tidak merepotkan Junkyu dan salah satunya ia tak ingin terlihat mengenaskan jika terus meminta uang pada istrinya itu.

Namun apalah daya, kini hal tersebut justru menjadi boomerang bagi keluarganya. Pinjaman sedikit demi sedikit itu kita telah membengkak menjadi 100jt. Uang dari mana untuk melunasinya? Bahkan orang tuanya mungkin tak akan dapat membantu banyak.

"Haru.." panggil Junkyu yang baru saja keluar dari kamar setelah menidurkan Eunsa

"Iya?"

"Aku ingin bekerja mejadi guru les untuk adiknya Hyunsuk. Lagi pula pekerjaan itu tidak terlalu berat, dan Hyunsuk juga tidak keberatan jika aku mengajak Eunsa"

"Tapi Kyu.."

"Haru, tolong jangan membantahnya kali ini. Aku hanya ingin membalas budi atas kebaikan Hyunsuk pada kita"

"Kyu.. aku khawatir akan kondisi Eunsa"

"Haru, aku mengajar di rumah Hyunsuk. Jadi itu tempat yang aman bukan? Dan juga, untuk hutang kita.. serahkan saja mobil pemberian Hyunsuk untuk melunasinya Haru"

"Apa? Tapi kan-"

"Dalam jangka waktu sekian tidak mungkin bagi kita untuk melunasi semuanya Haru. Karena itu, aku akan bekerja pada Hyunsuk. Semoga saja ia mau mengerti akan kondisi kita"

Haruto nampak terdiam dan hanyut dalam pikirannya. Semuanya terasa semakin runyam. Bukan tanpa alasan mengapa Haruto tak memberi izin bagi sang istri untuk bekerja pada teman masa SMA nya itu.

Haruto hanya posesif. Apalagi ditambah Hyunsuk adalah seorang laki-laki. Ia khawatir bila nanti ada hal yang tidak diinginkan seiring dengan seringnya pertemuan mereka nantinya.

"Aku akan mengijinkanmu Kyu. Namun satu yang aku minta darimu"

"Apa itu?"

"Jaga hatimu Kyu"

"Hanya itu?"

"Iya, hanya itu yang aku khawatirkan Kyu"

"Hahaha oh ayolah Haru. Hyunsuk itu miliknya Jihoon. Kami hanya sebatas teman sejak SMA."

"Aku hanya takut Kyu"

"Baiklah suamiku, istrimu ini akan mejaga hatinya hanya untuk dirimu dan putri kita tercinta"

"Good girl"

"Hahaha tentu saja. Memangnya aku dirimu?"

"Hey apa maksudmu?"

"Tidak ada. Lupakan saja"

Junkyu beranjak dari sofa dan bersiap melangkah menjauh, sebelum suara Haruto menginterupsinya

"Mau kemana?"

Junkyu berbalik menghadap Haruto

"Mau ke kamar mandi sebentar" ucap Junkyu yang mendapat anggukan dari Haruto





.......



Memasuki halaman rumah mewah nan luas itu, Junkyu tak henti-hentinya berdecak kagum.

Desain arsitek rumah serta penempatan tanaman hias juga dekorasi benar-benar perpaduan yang pas.

Junkyu menyukai suasana tempat ini

"Kak Junkyu.."

Junkyu segera menoleh ke sumber suara dan tersenyum lembut setelahnya

"Doyoung.. apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa"

"Aku baik-baik aja. Kakak gimana? Eh ini anak kakak?" Tunjuk Doyoung pada seorang bayi yang terbaring di kereta bayi itu.

"Kakak juga baik. Iya, ini anak kakak. Namanya Watanabe Eunsa"

"Watanabe? Kakak nikah sama kak Haruto?"

Junkyu mengangguk

"Dih, harusnya kakak tuh nikah sama aku aja. Kak Ruto mah playboy"

Junkyu hanya terkekeh mendengar penuturan dari laki-laki yang dua tahun lebih muda darinya itu.

Memang bukan hal aneh jika doyoung begini, pria berwajah imut ini memang sering sekali menggoda Junkyu ketika sekolah dulu. Tak masalah, itu hanya bercandaan biasa

"Lho, Junkyu udah dateng ternyata. Kok ga diajak masuk sih Dob?"

Hyunsuk menghampiri mereka setelah ia selesai memarkirkan mobil. Dengan fashion yang selalu saja keren, pria itu menurunkan kaca mata hitam yang tadi bertengger di wajahnya.

"Baru juga kak Kyu dateng" jawab Doyoung membela diri

"Dari mana Suk?" Tanya Junkyu

"Tadi ke kampus bentar, bawain file nya Jihoon. Lo sendiri udah tadi?"

"Belum kok, baru aja sampai"

"Eh ini Eunsa? Ya ampun udah besar aja ya ponakan om, sini gendong dulu sama om yuk!"

Hyunsuk segera mengambil alih Eunsa dari kereta bayinya

"Lucu banget sih kamu.. kayak ibunya. Tuh pipinya gembil banget jadi penget gigit"

Junkyu tertawa gemas. Hyunsuk dengan dandanan layaknya preman itu terlihat begitu menggemaskan ketika bertemu dengan anak kecil. Mereka berdua, terlihat seumuran. Ah ingatkan Junkyu, jika Hyunsuk sensitif soal usia. Apalagi jika ia dikatakan bayi.. ah benar-benar merusak harga dirinya sebagai cowok manly

"Kak Jun, masuk yuk! Eunsa biar dijagain sama kak Suk aja."

"Iya deh. Suk, aku masuk dulu ya, takut nanti malah kesorean pulangnya"

"Oh iya Kyu. Nanti Eunsa gue bawa masuk. Masih gemes banget soalnya sama dia.. mau gue ajak jalan-jalan dulu"

"Sip, nanti kalau dia nangis.."

"Kasih ASI lo aja bang" celetuk Doyoung memotong ucapan Junkyu

"LO PIKIR GUE COWO APAAN!"

Junkyu hanya bisa tertawa lepas ketika melihat kelakuan dari kakak beradik ini. Sepertinya memang seru jika memiliki saudara. Tidak akan ada waktu kesepian ketika kedua orang tuamu bepergian.

Junkyu jadi ingin memiliki saudara untuk Eunsa. Mungkin nanti ia akan membicarakan ini dengan Haruto.

Mungkin, mereka akan produksi anak kedua

.
.
.
.
.
.

Update spesial hari keramat (senin)

Mau nanya, abis vaksin boleh bepergian ga sih? Aku tadi abis vaksin dan sore ini harus ke kota buat kerja, padahal mau goleran aja wkwkw

Kalian jaga kesehatan ya... lagi musim ujan juga nih kayaknya

Have a nice day all 

Treat Me Better, Please (GS)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang