"Pak berhenti!"
"Kenapa?" Yera menatap heran pada Haruto yang tiba-tiba menghentikan mobil taxi yang mereka tumpangi
"Aku mau bicara empat mata sama kamu"
Haruto lantas menyerahkan beberapa uang kepada sopir taxi, lalu segera ia beranjak keluar yang langsung diikuti oleh Yera.
Keduanya kini melangkah beriringan menelusuri taman kota yang cukup ramai sore ini.
Banyak anak kecil berlalu lalang bermain kejar-kejaran, serta sekumpulan anak muda yang berolahraga bahkan para orang tua tak mau kalah untuk hidup sehat
"Mau bicara apa Haru? Serius banget kayaknya" Tanya Yera saat mereka tiba di sebuah kursi taman yang kosong
"Duduk dulu" jawab Haruto seraya mendahului duduk
Pria tinggi itu kemudian menghela nafas kasar, mau tidak mau ia harus mengatakan ini. Keputusannya benar-benar sudah bulat
"Aku akan bertanggung jawab pada anak kita, tapi aku tidak bisa memilihmu Yera" ucap Haruto hati-hati
"Maksudmu?" Tanya Yera dengan keheranan
"Aku memilih Junkyu, aku akan mempertahankan dia. Sekarang aku sadar Yera, wanita yang aku cintai adalah Junkyu. Sedangkan kamu, kamu hanya masalalu yang masih terus membayangiku"
"Tunggu, jadi kamu ga akan nikahin aku?"
Haruto terdiam
"Haruto jawab! Kamu akan nikahin aku kan? Iya kan Haruto.."
"Yera maaf.."
"GA.. kamu harus nikahin aku Haruto. Kamu udah janji kalau kamu akan memilih aku ketika anak kamu lahir. Mana? Mana pembuktian dari janji manismu hah.."
"Yera... aku akan bertanggung jawab atas anak kita. Aku akan merawat dia dan membesarkannya. Namun aku benar-benar tidak bisa bila menduakan Junkyu"
"Kau gila? Disini aku yang rugi Haruto. Apa kata orang jika aku hamil tanpa suami, tolong Haruto, gunakan otakmu untuk berfikir. Pikirkan aku juga dan nasib kehidupanku"
Haruto mengusak rambutnya frustasi. Semua menjadi lebih rumit dari yang ia pikirkan.
Yera menghela nafas berat. Ia mulai mengatur emosinya sebelum ia mulai berujar
"Haruto, aku tau kau mungkin lebih mencintai Junkyu dari pada aku. Aku sendiri sebenarnya sudah merelakan kamu untuk dia. Aku sadar, aku hanyalah seorang wanita perebut yang dibutakan cinta. Aku egois karena berpikir untuk merebutmu. Tapi sekarang, aku tengah mengandung anakmu juga Haru.. tak mengapa jika aku tak mendapat cintamu. Tapi tolong, nikahi aku agar anak ini, tidak terlahir tanpa sosok ayah. Kumohon Haruto.."
Yera menggenggam telapak tangan besar milik Haruto, dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipi
"Sepertinya aku telah kalah bahkan sebelum berperang Haru. Junkyu adalah pemenangnya. Dia pemilik hatimu yang sebenarnya. Akan tetapi bisakah aku meminta satu hal ini? Tolong resmikan hubungan kita Haru, demi calon anak kita nanti. Ia tak bersalah.. ku mohon" lirih Yera yang kini semakin terisak, air mata terus mengalir deras dari kedua matanya.
Haruto segera memeluk Yera, mendekapnya erat seolah menyalurkan rasa maaf tanpa diucapkan
"Haru.. ku mohon" ucap Yera yang terdengar seperti gumaman
"Yera.. maaf karena aku telah menyakitimu. Aku memang lelaki bodoh yang hanya bisa menyakiti perempuan-"
"Cukup katakan jika kau akan menikahiku Haru. Hanya itu yang ingin aku dengar"
"Kamu tidak perlu khawatir Yera.. aku akan menikahimu. Maaf soal ucapanku tadi, aku hanya terlalu kalut akan semua masalah ini"
Dielusnya pucuk rambut sang wanita dengan penuh kasih sayang, sedangkan Yera masih setia menangis di dalam dada bidang Haruto.
"Terimakasih Haru.." ucapnya lirih
........
"Arggggghhhhh sial... "
Yera mencoba mengatur nafasnya ketika emosi mulai menguasai dirinya
Kamarnya kini begitu berantakan, barang-barangnya jatuh tergeletak sembarangan, bahkan beberapa ada yang pecah
Ya, Yera menyalurkan emosinya pada benda-benda itu. Seolah mereka adalah Kim Junkyu yang ingin ia lempar jauh hingga hancur berkeping-keping
"Kenapa...kenapa harus Junkyu yang lo pilih Haruto.. Kenapa harus dia... " Yera kembali menangis, matanya sudah bengkak akibat terlalu banyak menangis. Namun kini ia kembali harus menitihkan air mata
Dielusnya perut besarnya itu, bahkan meski ada calon anaknya di dalam sana, tak mampu membuat Haruto kembali padanya seperti sebelumnya.
Katakanlah Yera terobsesi pada Haruto. Namun, kata orang cinta pertama itu sulit dilupakan, dan itu terjadi padanya saat ini.
Yera mencintai Haruto, sangat-sangat mencintai pria itu. Bahkan ia rela menjadi yang kedua demi bisa terus berada di sisi Haruto. Namun apa yang ia dapatkan? Pria itu justru berniat meniggalkannya setelah semua yang telah berlalu
Seharusnya Yera kecewa pada Haruto.. seharusnya pula ia membenci pria itu. Namun, apa yang kini terjadi padanya? Ia justru semakin gencar untuk mendapatkan Haruto.
"Lo pikir gue akan nyerah gitu aja hah? Ga.. kalau gue ga bisa milikin lo.. maka Junkyu juga ga bisa Haru.."
Yera menatap foto dirinya dan Haruto yang tengah tersenyum bahagia.. rasanya baru kemarin momen itu terjadi, namun kini semua telah berubah
"Haruto.. lo cuma boleh jadi milik gue!"
.
.
.
.
.
.
.Hai... masih ada yang nunggu lanjutannya? Xixi
Maaf aku jarang update, kerjaan minta banget dikerjain
KAMU SEDANG MEMBACA
Treat Me Better, Please (GS)✅
Romans"Lo emang yang pertama, tapi bukan berarti lo satu-satunya Kim Junkyu" "Tolong perlakukan gue dengan baik, setidaknya untuk terakhir kali, Watanabe Haruto" . . . . WARNING : Gender Switch (GS) Dimohonkan untuk menjadi pembaca yang bijak 8 Janua...