Suasana di kantin terdengar ricuh seperti biasanya. Terutama di meja yang berada di paling ujung. Dimana Jévgas beserta teman-temannya duduk.
Layaknya kemarin-kemarin, Jévgas istirahat di kantin di temani oleh kekasihnya. Gibran dan Rey nampak tidak keberatan dengan tindakan Jévgas selama ini, lagian ini menguntungkan Gibran juga. Karena ketika perempuan itu telah putus dengan Jévgas, maka ia dengan segera mendekatinya dan mengajaknya berpacaran.
Dan sudah jadi rahasia umum ketika Jévgas sudah bosan dengan kekasihnya, maka esoknya mantan kekasihnya itu sudah menjadi kekasih Gibran.
Saat ini Jévgas tengah mengobrol ringan bersama sang kekasih. Tangannya kini sudah bertengger manis di bahu si perempuan. Perempuan itu tampak malu-malu ketika mengobrol dengan Jévgas.
"Lo ngerasa ngga si, kalo Liam hari ini beda banget?" celetuk Rey tiba-tiba.
Jévgas yang tadinya asik bersama kekasihnya, seketika langsung saja mengalihkan atensinya pada Rey.
"Iya anjir, dia hari ini juga ngga ngobrol ama kita kan? Dia malah fokus ngintilin si Waketos kayak anak itik" sahut Gibran menimpali.
"Panjang umur. Baru aja di omongin udah muncul aja tuh orang" ucap Rey ketika melihat Liam baru saja memasuki kantin, bersama Michella tentunya.
Terlihat Liam selalu mengikuti kemanapun Michella pergi. Mulutnya pun tak berhenti berkicau walaupun tidak di tanggapi oleh sang empu.
"Liat geh si Liam, beneran kek anak yang lagi minta duit biar di beliin permen ama emaknya"
Gibran tak sempat menahan tawanya ketika melihat wajah Liam yang memelas menatap Michella. Seolah benar-benar meminta di belikan permen oleh Mamanya.
Namun tampaknya Michella hanya cuek dan mulai mengedarkan pandangannya mencari bangku yang kosong.
Hingga Rey tiba-tiba mengangkat tangannya, mengkode supaya duduk di tempatnya saja. Lagipula tempatnya masih muat 2 orang lagi.
Liam yang melihat itu langsung saja menarik Michella agar duduk di sana. Tangan kanannya membawa makanan yang ia beli, sedangkan tangan kirinya menarik tangan Michella.
Michella yang di tarik pun hanya bisa pasrah menatap Liam yang menariknya menuju meja Jévgas dkk.
"Duduk sini aja Tos, muat lah kalo cuma 2 orang" ujar Gibran mengajak Michella untuk duduk bersamanya.
Michella mengerutkan keningnya, namun tak ayal ia duduk di sebelah Gibran dan mulai memakan makanannya.
Sedangkan Liam hanya diam menatap Michella memakan makanannya.
Michella yang merasa risih pun menatap Liam yang berada di hadapannya.
"Ngapain liat-liat?!" kata Michella jutek.
Liam yang tertangkap basah, seketika mengalihkan pandangannya dan mulai menyantap makanannya dengan tenang.
Gibran dan Rey hanya diam menatap interaksi mereka berdua. Berbagai pertanyaan tersimpan di kepalanya mengenai hubungan Liam dengan Michella.
Tanpa di sadari, sedari awal Michella memasuki kantin hingga duduk di mejanya. Sepasang mata memperhatikan pergerakan nya selalu, ia adalah Jévgas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...