28 < Ti àmo.

1.3K 51 1
                                    

https://youtube.com/shorts/jc29YLcJEW8?si=IIvL_iSIQZQRyv_6

com/shorts/jc29YLcJEW8?si=IIvL_iSIQZQRyv_6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Pagi ini berbeda seperti kemarin. Wajah Jévgas yang kemarin sumringah, kini berubah kembali menjadi suram.

Ia pun kini tengah dalam mode senggol bacok.

Sorot matanya menatap tajam ke arah gerbang yang ramai akan murid yang baru saja datang.

Brumm.

Brumm.

Liam yang baru saja datang tentu saja di buat heran dengan perilaku temannya itu.

"Lo kenapa ego? Kasian murid yang baru dateng ketakutan gara-gara lo natepnya gitu" ujar Liam seraya melepas helmnya.

"Biasa, Michella" sahut Daffa.

Liam yang mengetahui hanya mampu menghela nafasnya.

Hingga akhirnya Michella pun tiba. Ia datang bersama dengan laki-laki yang sama seperti kemarin.

Mata Jévgas kian menajam saat seseorang berseragam TNI turut keluar dan membukakan Michella pintu.

Sial, ternyata benar apa yang di katakan Rey. Orang itu terlihat tampan dan juga gagah.

Untuk sejenak, Jévgas sedikit merasa minder saat melihatnya. Namun dengan cepat, Jévgas menepis rasa itu.

Hell?! Bahkan orang itu dengan beraninya mengacak-acak rambut Michella, dan Michella hanya diam saat menerima perlakuan tersebut.

Jévgas yang melihatnya segera bangkit, dan hendak menghampiri mereka. Namun teman-temannya dengan cepat mencegah.

"Jangan gegabah, Jévgas. Saingan lo sekarang bukan kaleng-kaleng, dia TNI" peringat Rey.

Sang empu terdiam, ia kembali duduk di atas motornya dan berusaha menetralkan emosinya.

Sebagai akhir, Michella menyalimi tangan orang itu, begitu pun dengan bocah laki-laki kemarin.

Michella pun memasuki area sekolah dengan tangan yang menggandeng si bocah cupu itu.

Bibirnya pun bergerak-gerak membicarakan sesuatu, dan di tanggapi orang itu dengan riang juga. Bocah itu seperti anak kecil, pikir Jévgas.

Ia mendengus melihatnya.

"Lo ngga nyari tau nama si cowo cupu itu?" tanya Daffa, setelah Michella hilang dari pandangan mereka.

"Buat apa?"

"Ya buat nyari tau identitas dia, anying!" jawab Daffa sedikit greget.

"Kalo lo tau namanya, kan lo jadi gampang nyari identitas nanti"

Jévgas mengangguk menyetujui. "Gibran, lo tanya nanti nama si bocah cupu itu" titahnya pada Gibran.

Gibran yang tengah asik tebar pesona, terpaksa menghentikan aktifitas favoritnya itu. Ia mendelik, "Yang butuh kan elo" kata Gibran.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang