Mata indah dengan bulu mata yang lentik itu perlahan-lahan terbuka. Alisnya pun mengerut ketika merasakan bahwa ini bukan di kamarnya.
Otaknya seketika berusaha memutar ulang kejadian beberapa waktu lalu.
Ah dia baru ingat, saat itu dia sedang menghindari Jévgas yang terus mengejarnya. Mungkin Jévgas tak senang ketika orang memperhatikannya saat ia sedang bercumbu. Hingga akhirnya ia mengejar Michella karena telah mengganggu kesenangannya, begitu pikirnya.
Namun saat sedang berlari, dengan mudah Jévgas menangkapnya lalu membuatnya pingsan dengan memukul titik lemahnya.
Saat sedang melamun, ia merasa ada sesuatu yg melingkar di pinggangnya. Dirinya seketika parno. Langsung saja ia menyibakkan selimut yg menutupi tubuhnya.
Ternyata hanya sebuah tangan yang besar dan berurat.
Hah, tangan? Matanya pun menelisik arah tangan itu. Dan ternyata itu tangan Jévgas yang sedang tidur dengan nyamannya.
Dirinya tiba-tiba merinding dan segera melepas pelukan Jévgas pada pinggangnya.
Kakinya perlahan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci muka.
"Anjing" umpat Michella ketika melihat bekas yang Jévgas tinggalkan pada lehernya.
"Nanti kalo ada yang nanya gimana, bangsat" gumam Michella kesal.
"Terpaksa..."
Tangan Michella bergerak melepas kunciran yang mengikat rambutnya dan menata sedemikian rupa agar menutupi bekas kemerahannya.
Setelah dirasa tertutup, Michella segera keluar dari kamar mandi dan menuju ke dapur karena perutnya sudah benar-benar lapar.
Matanya menulusuri meja makan yang hanya tersedia buah-buahan, tentu saja itu tidak dapat mengenyangkan perut Michella.
Oleh karna itu Michella memutuskan untuk memasak makanannya sendiri, daripada ia mati kelaparan karena tak ada makanan.
"Non mau ngapain?" tanya salah satu maid yang baru saja datang dan membuat Michella terkejut.
"Bikin makan Bi" jawab Michella.
"Ngga usah Non, biar Bibi aja" ucap maid itu, yang diketahui Bi Nia.
Michella pun menganggukkan kepalanya menurut, "Oke, tolong bikinin nasi goreng ya"
"Siap"
ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ
"Eungh..."
Seseorang berwajah tampan bak dewa yunani itu baru saja terbangun dari tidurnya.
Tangannya meraba tempat disampingnya.
Jantung seketika berhenti berdetak ketika tempat disebelahnya kosong. Ia yakin bahwa semalam itu bukan hanya sekedar mimpi.
Wajahnya seketika memerah padam saat menyadari bahwa tawanannya telah kabur.
Dengan segera ia memencet tombol yang berada di dekat nakas.
"Cari cewek yang gue bawa semalem ke seluruh penjuru rumah! Kalo sampe dia berhasil kabur, siap-siap kepala lo semua jadi jaminannya!" perintah Jévgas dengan urat-urat leher yang tercetak jelas.
"ARGHHH" Ia mengacak ngacak rambutnya prustasi.
Tit tit.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...