Langit tampak masih gelap saat Michella keluar dari rumah yang semalam menjadi tempat peristirahatannya sementara.
Dengan langkah cepat, ia mulai meninggalkan tempat itu. Sengaja Michella pergi saat pagi-pagi buta, karena ia bukanlah manusia bodoh. Ia tahu diri atas tatapan Ibu Jévgas yang di berikan kepadanya saat pertama kali mereka bertemu. Tatapan itu seperti ia telah melakukan hal tak senonoh pada anaknya, padahal tidak!.
Michella seketika merasa menyesal telah menolong Jévgas semalam. Andai ia semalam tidak menolong Jévgas, pasti ia tak akan terjebak pada situasi menyulitkan seperti ini.
Dengan bermodalkan sepasang kaki, uang, dan segenggam ponsel, ia nekat meninggalkan rumah itu disaat orang-orang masih pada tertidur. Tadi saja ia hanya berpamitan pada maid yang sedang berkerja.
Entah Michella sudah sampai mana, yang jelas ia sudah lelah. Ternyata jarak antara rumah Jévgas dan rumahnya sangatlah jauh.
Dengan posisi membungkuk, ia menetralkan nafasnya dan membiarkan otaknya kini yang gantian berkerja memikirkan 'siapa yang akan di jadikannya penolong pada saat seperti ini?'.
Hingga tiba-tiba sebuah nama terlintas di pikirannya.
"Lion!" serunya saat berhasil menemukan penolong yang tepat.
Dengan segera ia membuka ponselnya, dan menelpon orang tersebut.
Di dering ketiga, tampak orang itu mengangkat telponnya.
"Halo?"
Terdengar suara serak-serak basah khas orang baru bangun tidur menyapa indra pendengarnya.
"Lion"
"Hm?"
"Tolongin gue dongg"
Orang di sebrang sana tampak terdiam memikirkan permintaan tolong Michella.
"Apa?"
Michella yang mendengar itu langsung tersenyum cerah.
"Jemput gue pleasee"
"Dimana?"
"Nanti gue sharlock deh"
"Oke, gue mandi dulu"
"Cuci muka aja, lagi urgent soalnya!!"
"Ck iya iya, lagian lo ngapain sih subuh-subuh kelayapan?" heran orang itu.
"Adaa, nanti gue ceritain"
ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ
"Woi cuk, tumben lo bolos lagi setelah sekian lama" heran Gibran atas kedatangan Liam di tempat itu.
"Kesiangan" jawab Liam seadanya.
"Ternyata seorang Liam bisa kesiangan juga ya" celetuk Rey yang asik memakan kacangnya.
"Nyokap gue pergi, jadi hari ini ngga ada alarm pagi" balas Liam seraya menelungkup kan kepalanya di atas meja.
"Bwahaha pantes"
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Fiksi RemajaJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...