15 < Sagara.

1.9K 67 0
                                    

Sebuah kelas kini terdengar begitu berisik akibat suara yang di timbulkan oleh para penghuninya.

Mulai dari para laki-laki yang asik bermain game online, dan para perempuan yang asik mengobrol ria.

Semua suara itu bercampur menjadi satu kesatuan dan menimbulkan suara yang sangat berisik.

"Woi Jévgas di cariin cewe lo tuh" ujar salah satu teman sekelasnya yang baru saja kembali dari toilet.

Jévgas yang sedari tadi menelungkupkan kepalanya kini memandang orang itu dengan pandangan bertanya.

"Gue ngga kenal, dia cuma bilang kalo dia cewe lo"

Ia segera bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu dengan malas.

"Hai Jévgas!!" sapanya riang saat melihat kedatangan yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.

Jévgas menaikkan sebelah alisnya, malas berbasa-basi.

"Sebentar lagi istirahat, jadi aku bawain kamu bekel" ujarnya dengan tangan yang memberikan sebuah kotak bekal berwarna kuning.

Karena tak ada balasan dari sang empu, ia pun berinisiatif untuk meletakkan kotak itu tepat di tangan sang empu.

"Sengaja aku kasihnya sekarang, soalnya nanti aku ada rapat Pramuka"

Cup.

"Bye, aku pergi dulu"

Setelah memberikan kecupan manis di pipi Jévgas, orang itu pergi berjalan menjauh menuju kembali ke kelasnya.

"Siapa?" tanya Gibran yang baru saja tiba.

"Vanya, anak 11 MIPA 1, wakil ketua Pramuka" Bukan Jévgas yang menjawabnya, tapi Rey.

"Cewe lo banyak amat buset" celetuk Gibran.

"Nih makan, biar mulut lo ngga ngomong mulu" ucap Jévgas seraya memberi paksa kotak bekal yang barusan Alinka kasih.

"Serius cuy?"

Jévgas tak menjawab, ia justru kembali masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya.

Hingga perkataan Liam, berhasil membuat Jévgas memutar badannya menghadap sang empu yang asik memainkan ponselnya.

"Anak Bazix ngajak ketemu pas pulang sekolah"

"Lo tau kan maksut dari kata 'ketemu' itu?"

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Dengan telinga yang di sumpal earphone, Michella melangkahkan kakinya menjauhi area sekolah yang sepi. Jalanan pun entah mengapa terasa begitu sepi dari biasanya.

Ia sengaja berjalan kaki untuk menuju ke rumahnya. Saat lelah nanti, barulah ia memesan ojek online.

Kakinya melangkah dengan riang, diiringi oleh bibirnya sesekali bersenandung ria mengikuti irama musik yang ia putar di ponselnya.

Langkahan kakinya tiba-tiba berhenti, matanya memicing saat melihat kerumunan yang berada tak jauh dari posisinya kini.

"Oalaa tawuran" gumamnya setelah menelisik kerumunan itu.

Ia pun memutuskan untuk duduk di bawah salah satu pohon rindang yang berada di sekitar sana seraya menunggu aksi tawuran itu selesai.

Guna menghilangkan bosan, ia menyalakan ponselnya dan mulai asik dengan dunianya sendiri.

Tanpa di sadari, salah satu anggota lawan diam-diam memperhatikan dirinya.

Merasa Michella tengah asik dengan dunianya, orang itu berjalan mendekat tanpa menimbulkan suara sedikitpun.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang