45 < Tobat?.

705 38 0
                                    

Keesokan paginya raut wajah Michella masih sama seperti kemarin, yaitu muram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya raut wajah Michella masih sama seperti kemarin, yaitu muram.

Jévgas tak bisa menebak apa yang terjadi dengan Michella kali ini. Yang bisa Jévgas lakukan hanya diam tak mengusik Michella barang sedikitpun.

Di balik helm fullface nya, Jévgas sibuk berperang dengan pikirannya yang memikirkan 'ada apa dengan Michella pagi ini?'.

Tak seperti biasanya. Tanpa ia suruh, Michella sudah melingkarkan tangannya di pinggangnya dan menyenderkan kepalanya di punggung tegap Jévgas.

Hal itu tentu membuat perut Jévgas seperti terkelitik geli, bahkan wajahnya kini tengah memerah malu jika saja tidak tertutup helmnya.

"Kamu ngga papa?" tanya Jévgas seraya mengusap tangan Michella yang melingkar di pinggangnya.

Michella pun hanya mengangguk lemah sebagai balasan.

Sepertinya Michella hari ini sedang tidak enak badan, pikirnya.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Bel istirahat baru saja berbunyi, tetapi Jévgas sudah standby di depan kelas Michella seraya menenteng sebuah kantung plastik yang ukurannya cukup besar.

Setelah guru yang di dalam kelas Michella keluar, dengan cepat Jévgas menyelonong masuk ke dalam kelas itu dan berjalan menuju ke bangku Michella.

Beruntung, teman sebangku Michella mengerti dan segera pergi menuju ke kantin bersama temannya.

"Masih sakit perut?" tanya Jévgas saat tiba di sebelah Michella.

Dengan lemas, Michella menganggukkan kepalanya yang berada di atas meja.

Jévgas pun tampak mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik yang ia bawa itu.

"Mau es krim?" ujar Jévgas dengan tangan yang mengangkat sebuah es krim cup rasa coklat yang ia bawa.

Terlihat sedikit binar di mata Michella. Ia mengangguk sebagai jawaban.

Jévgas perlahan membuka tutup kemasan es krim tersebut.

"Say 'A' " titah Jévgas seraya menyodorkan sesendok es krim tepat di depan bibir Michella.

Michella membuka sedikit mulutnya membiarkan es krim dingin itu menyapa lidahnya.

Ia mengubah posisinya menjadi duduk tegap saat merasakan kepalanya mulai pegal.

Michella kembali membuka mulutnya saat Jévgas sudah bersiap dengan sesendok es krim di tangannya.

Kedua matanya tertutup menikmati rasa dingin yang di timbulkan es krim tersebut.

Kepalanya lagi-lagi bersender di bahu Jévgas tanpa ia perintah.

Jévgas pun hanya diam tak menolak. Ia sibuk menetralkan perasaannya yang sibuk di huni oleh ribuang kupu-kupu yang berterbangan.

"Jévgas"

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang