Dentuman musik yang begitu kencang lagi-lagi menjadi tempat persinggahan Jévgas di kala merasa gundah.
Di temani sebotol vodka, dan juga para jalang yang tak henti-henti menggodanya, ia terdiam melamun memikirkan segala hal yang membuat dirinya merasa aneh.
"Go away! I don't need you, right now" ucap Jévgas mengusir para jalang yang sedari tadi menggodanya.
Mereka pun menurut, daripada mereka berakhir mengenaskan seperti salah seorang temannya kemarin.
"Still the same, because of her?" tanya bartender itu, yang sialnya sangat tepat sasaran.
Jévgas hanya diam tak menjawab. Tangannya terulur mengambil vodka di hadapannya dan menenggaknya.
"Kali ini kenapa?" Bartender itu berusaha membuat Jévgas menceritakan kejadiannya.
"She saw me kissing Amber" jawab Jévgas.
"Then? She angry with you?"
Jévgas yang mendengar itu terkekeh.
"No, dia natep gue biasa aja dan ngga ada amarah sama sekali di matanya. But that's what scares me"
"Gue kejar dia. Setelah berhasil, gue tangkep dia, terus gue buat pingsan. Then i took her to stay at my house until morning"
"Stupid!" umpat bartender itu kesal akan perilaku Jévgas yang seenaknya.
"Pantes aja lo jadi gini, orang sikap lo ke dia aja ngga bener"
"Dan lo tau? When she asked to go home, i didn't let her. Then she was determined to escape with the help of his friend" lanjut Jévgas dengan kekehannya.
"Bahkan kata bodoh ngga cukup buat mewakili perilaku lo Jévgas" ujar bartender itu kelelahan dengan sikap Jévgas.
"Kemaren gue liat sekilas lo gendong cewek itu. Gue kira itu Amber. Tapi kemarin Amber make dress warna maroon, sedangkan cewe yang lo gendong make dress warna item"
"Gue juga liat sekilas mukanya. And yeah, i know why you're so crazy about her"
Jévgas terkekeh seraya menenggak minuman di hadapannya hingga habis tak bersisa.
"Jévgas"
Jévgas langsung saja memusatkan pandangannya pada sang bartender.
"Arah jam 3"
Ia langsung saja memutar kepalanya ke arah jam 3 seperti yang bartender itu bilang.
Di sana, orang yang sedang memenuhi pikirannya tengah bercanda ria dengan pria yang sama saat membantunya untuk kabur kemarin.
"Isn't that girl driving you crazy?"
Ucapan bartender itu tak di gubris oleh Jévgas, karena perhatiannya kini hanya berpusat pada seorang perempuan dengan dress hitam yang di balut oleh jaket kulit.
"Don't be crazy Jévgas, you're drunk right now" peringat sang bartender saat melihat Jévgas hendak menghampiri perempuan itu.
"Persetan"
Tanpa menghiraukan bartender yang memanggil-manggilnya, dengan langkah sempoyongan ia menghampiri perempuan yang saat ini memenuhi pikirannya.
"Alea"
Mendengar suara tak asing, orang itu menghentikan obrolannya dengan sang teman dan menoleh pada sumber suara.
Orang itu terlihat sedikit kaget ketika Jévgas menghampirinya dengan langkah sempoyongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...