Matahari bersinar dengan cerah. Sama cerahnya dengan wajah seseorang yang kini tengah berada di parkiran bersama dengan teman-temannya.
"Pake skincare apa lo Jév? Muka lo hari ini agak cerah, ngga suram kayak kemaren-kemaren" Entah itu sebuah pertanyaan atau justru sindiran yang Gibran lontarkan.
Teman-temannya sontak memutar wajahnya menatap Jévgas. Dan benar saja, hari ini wajah Jévgas tak semuram yang kemarin-kemarin.
"Paling udah baikan dia sama Michella" sahut Daffa.
"Iya kah? Kok Michella mau ya maafin bocah redflag kayak Jévgas gini" kata Rey.
Jévgas langsung saja menatap orang yang baru bersuara dengan tatapan tajam.
"Apa? Bener kan?" Tantangnya tengil.
Sang empu hanya menghela nafasnya, hari ini ia tak ingin merusak mood bagusnya dengan menanggapi celotehan teman-temannya itu.
"Nah, itu dia yang di tunggu-tunggu" seru Gibran saat melihat kedatangan Michella.
Mereka langsung saja menatap ke arah gerbang, di sana Michella baru saja datang dengan seorang laki-laki di sebelahnya.
What, Laki-laki?!!.
Jévgas sontak menajamkan penglihatannya menatap seorang laki-laki yang berjalan bersama Michella.
Pantas saja Michella menolak ajakannya untuk berangkat bersama, rupanya dia ingin berangkat bersama dengan laki-laki lain.
Jévgas memainkan lidahnya di dalam mulut. Sepertinya Michella mulai menganggap remeh dirinya.
Menurut pandangan Jévgas, laki-laki yang bersama Michella adalah laki-laki cupu. Terlihat dari pakaiannya yang rapih, kacamata yang ia gunakan, serta pandangannya yang selalu saja menunduk tak berani menatap orang-orang.
Diam-diam ia mengikuti kemana Michella pergi bersama laki-laki itu.
Teman-temannya hanya mampu memutar bola matanya malas saat melihat itu.
Dengan langkah sepelan mungkin, Jévgas membuntuti Michella.
Hingga Michella berhenti tepat di sebuah ruang kelas.
10 MIPA 4.
Ia tersenyum miring melihatnya. Rupanya laki-laki itu masih kelas 10.
'bocah' -batin Jévgas masih dengan senyuman miringnya.
Setelah memastikan Michella masuk ke dalam kelasnya dengan selamat, ia segera berbalik pergi.
Sepertinya membolos tidak buruk, untuk hari ini.
ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ
Bel istirahat baru saja berbunyi. Dengan cepat Jévgas segera mengambil sesuatu di dalam tasnya.
"Widih, sejak kapan seorang Jévgas suka bawa bekel?" heran Daffa saat melihat sesuatu yang baru saja Jévgas keluarkan dari dalam tasnya.
"Sejak kemaren" sahut Rey malas.
"Pasti Michella" tebak Daffa.
"Of course" Setelahnya Jévgas berlari kecil untuk memasuki area sekolah.
Dengan wajah yang sumringah, Jévgas melewati koridor yang di penuhi murid berlalu-lalang.
Para murid yang melihat itu terheran-heran.
Apakah hari ini akan terjadi hujan badai? Di karenakan wajah Jévgas yang tak seperti biasanya itu, terutama dengan kotak bekal yang berada di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...