58 < Asing.

483 38 12
                                    

Semenjak Jévgas mendapat pesan itu, hidupnya tak lagi tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak Jévgas mendapat pesan itu, hidupnya tak lagi tenang. Ia selalu terpikirkan akan Michella.

Jika dahulu, ia akan acuh dan menganggap pesan itu hanya iseng semata. Tetapi sekarang berbeda, orang itu dengan berani membawa-bawa nama sang pujaan hatinya.

Ia sudah berusaha untuk melacak nomer tersebut.

Namun sayang, sang pelaku ternyata cukup cerdik. Sehingga nomer itu kini sudah tak aktif lagi.

Dan karena hal itu pula, Jévgas menjadi overprotective terhadap Michella.

Bahkan setiap menit Jévgas tak pernah absen mengirimi Michella pesan.

Michella sampai di buat jengah olehnya.

Seperti yang di lakukan saat ini.

Jam istirahat sudah berbunyi daritadi, tetapi Jévgas hanya terduduk diam di bangku sebelahnya.

Kakinya kini berada di pangkuan Jévgas, sang empu terlihat asik memijit kaki jenjang Michella.

"Masih sakit?" tanya Jévgas.

"Engga, cuma masih ngilu aja kalo buat lari" jawab Michella.

Beberapa minggu yang lalu, Michella sudah tak memakai kruk dan gips nya pun sudah di lepas.

Ia sudah bisa berjalan seperti biasanya, walau masih sedikit kaku persendiannya.

"Yaudah ngga usah lari"

"Lagian mau ngapain lari-lari? Orang aku ada di samping kamu terus" sambungnya dengan tersirat sedikit gombalan.

"Apasih" Michella menampar pelan bahu Jévgas.

"Besok kamu terapi kan?" Jévgas kini beralih menatap Michella yang tengah menyender di tembok.

"Iya"

"Aku temenin ya"

"Iyaa Jévgas"

"Semalem kamu ngapain?"

Alis Michella menaut.

"Ngga ngapa-ngapain, cuma nugas doang" balas Michella dengan sedikit keheranan.

"Terus, kenapa kamu bales chat aku 5 menit setelahnya?"

Iris hazel Michella memutar dengan malas saat mendengar pertanyaan tak berbobot Jévgas.

Ini nih, hal yang sekarang menjadi rutinitas Jévgas sehari-hari.

"Aku ke kamar mandi Jévgas..." Michella menekan nada bicaranya dengan kesal.

"Lagian cuma 5 menit" gerutu Michella.

"Cuma 5 menit kamu bilang?!"

"Kamu ngga tau kalo–"

Blablabla.

Selalu begini.

Setelahnya pasti Michella harus menyiapkan kuping untuk mendengar berbagai ocehan yang keluar dari mulut Jévgas.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang