46 < Taman Hiburan.

567 31 0
                                    

Tak terasa, hari libur telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa, hari libur telah tiba. Niat Michella yang akan bermalas-malasan seharian, terpaksa hilang karena Jévgas tiba-tiba saja mengajaknya pergi jalan-jalan.

Entah ada apa dengan laki-laki itu sehingga ia ingin mengajak dirinya pergi.

Dan kini, Michella tengah mematut dirinya di sebuah cermin kamarnya.

Pakaian yang ia gunakan hari ini adalah, sebuah croptop berwarna hitam, serta celana panjang berwarna hitam pula.

Rambut merahnya sengaja ia biarkan terurai.

Setelah merasa puas, ia segera menggaet tas selempangnya dan juga ponselnya.

Ting.

Ia melirik layar ponselnya sebentar yang terdapat sebuah notifikasi dari Jévgas.

Tanpa berniat membalasnya, dengan cepat Michella bergegas turun, takut sang empu terlalu lama menunggunya.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Begitu selesai mengabari Michella, Jévgas melangkahkan kakinya memasuki teras rumah pujaan hatinya itu.

Tangannya terangkat untuk memencet bel yang berada di sana.

Ting nong.

Hanya butuh waktu beberapa detik, sebelum pintu itu terbuka dan menampilkan salah seorang pembantu yang berkerja di sana.

Ceklek.

"Nyari siapa den?" tanya Bibi itu.

"Michella Bi" jawab Jévgas sedikit tersenyum sopan.

Jévgas teringat dengan perkataan Daffa semalam, sebelum ia berangkat ke sini.

"Nih ya bro, di depan keluarga pacar-"

"Ekhem, ralat calon pacar. Jadi lo itu harus membangun image baik"

"Mau itu sodaranya, pembantunya, supirnya, intinya lo senyum aja dah. Karena, yang namanya first impression itu penting banget cuy!"

Lamunannya seketika buyar saat Bibi itu bersuara.

"Ini den... gas?" raut wajahnya berubah menjadi bingung.

"Eh, Sep siapa ya tadi...?"

"Aduh, Bibi lupa lagi namanya" ujarnya sambil menggaruk kepalanya bingung.

"Kalo ngga salah, nama dia mirip sama si Jepri tapi ada gas-gas nya" tuturnya sambil berpikir keras.

"Maksut Bibi, Jévgas?" tanya Jévgas.

"Nah iya!" katanya senang.

"Jépgas!'

"Iya Bi" jawab Jévgas, Lagi-lagi dengan senyuman sopan yang terukir di bibirnya.

"Lagian kamu punya nama susah amat" tuturnya sedikit kesal.

Dan Jévgas hanya bisa terkekeh canggung.

JÉVGAS [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang