JÉVGAS [On Going]

48 < Argue.

Jévgas sedari tadi di buat bingung oleh sikap Michella yang tiba-tiba saja menjadi pendiam. Hal itu sudah terjadi sejak kemarin mereka berdua keluar dari apartment.

Berkali-kali Jévgas mengalihkan pandangannya dari arah jalanan demi melihat Michella, padahal ia sekarang tengah menyetir.

"Alea, are you oke?" tanya Jévgas dengan menoleh ke arah Michella sejenak.

"Hm" jawab Michella singkat.

Jévgas menghela nafasnya, Michella tengah dalam mood yang buruk ya?

"Nanti pulang bareng aku ya" ucap Jévgas saat mereka sudah tiba di sekolah.

Lagi-lagi hal itu hanya di balas deheman oleh Michella. Setelahnya sang empu buru-buru pergi meninggalkan Jévgas yang menatap kepergiannya.

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ

Sampai di kelas, Jévgas langsung saja meletakkan tasnya di atas meja dan menelungkupkan kepalanya.

Hal itu sontak di sambut kebingungan oleh teman-temannya.

"Gimana kemaren? Succeed?" tanya Daffa.

Jévgas berdehem sebagai jawaban.

"Terus, lo kenapa loyo gini? Ngga di cium Michella kah?" Kali ini Gibran yang bertanya.

"Bangsat" Jévgas langsung saja mengangkat kepalanya.

Ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran bangku. "Pas kita habis dari apart, tiba-tiba Michella jadi pendiem"

"Dan gue ngga tau penyebab dia jadi diem apa" jelas Jévgas.

"Lo ngelakuin kesalahan?" ujar Rey.

"Setau gue engga, orang sebelum gue tidur masih aman-aman aja" ungkap Jévgas.

Daffa terlihat mengetuk-ngetuk dagunya berpikir.

"Mungkin lo tidurnya ngorok, jadi Michella ilfeel?" kata Daffa.

Jévgas sontak memelototkan matanya, "Yakali, anjing!"

"Siapa tau" Daffa mengendikkan bahunya.

"Kalo gini sih udah sulit, satu-satunya cara ya lo tanya langsung ke Michella" saran Rey.

"Masalahnya, Alea itu rasanya kayak males gitu ngomong sama gue"

"Lo bujuk lah make makanan favorit dia" tukas Daffa.

"Dia akhir-akhir ini udah makan es krim, kalo gue kasih lagi takut dia sakit'" papar Jévgas.

"Ya lo kasih apa kek, yang dia suka"

"Dia suka gue" jawab Jévgas.

"KEPEDEAN!"

ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ