Di meja makan, udah gue siapin sarapan. Sebelum makan, jangan lupa di angetin dulu. Obatnya juga di minum. Nanti siang, temen lo bakal ke sini.
Kira-kira seperti itulah pesan singkat yang Michella tinggalkan di atas nakas.
Tadi saat ia terbangun, ia tak mendapati seorang pun yang berada di apartment nya. Hingga matanya mengarah kepada secarik kertas yang berada di nakas itu.
Jévgas mengerang saat kepalanya terasa seperti tertimpa oleh beton yang sangat keras.
Dengan langkah yang sedikit sempoyongan, ia berjalan keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur.
Benar saja, di meja makan yang biasanya selalu kosong, kini sudah di isi oleh sebuah makanan yang terlihat sudah mendingin.
Ia mendudukkan bokongnya di salah satu bangku tersebut. Tangannya meraih makanan yang tersaji di hadapannya, dan mencicipinya.
Enak.
Satu kata yang mampu menggambarkan rasa makanan yang ia makan ini.
Lalu ia mengambil nasi beserta lauk-pauknya untuk ia makan.
Terlalu malas baginya untuk menghangatkan makanan-makanan tersebut.
Bahkan saat sudah mendingin, makanan yang Michella buat masih tetap enak baginya.
ෙ◌ෟ ⟨ ❀❀❀ ⟩ ෙ◌ෟ
"Lo sakit apa, bro?" tanya Rey saat melihat wajah Jévgas yang sedikit pucat.
"Biasa" jawab Jévgas singkat.
"Gue kaget anjir pas Michella nyamperin kita-kita" papar Gibran.
Jévgas menaikkan sebelah alisnya heran saat mendengar perkataan Gibran barusan.
"Terus dia bilang, 'Nanti siang bisa ke apart Jévgas? Dia sakit' "
"Buset, sampe hapal gue sama nada ngomongnya"
"Tapi gue heran, lo berdua ini masih ada hubungan ngga si?" tanya Daffa bingung.
"Dibilang pacar, tapi udah jadi mantan. Di bilang mantan, tapi keliatannya kayak pacar. Jadi yang bener apa?!" greget Daffa sendiri.
Jévgas hanya menjawabnya dengan helaan nafas.
"Michella udah punya tunangan"
"HAH?!!"
Jévgas memejamkan matanya saat mendengar reaksi dari teman-temannya itu.
"Serius?!" tanya Gibran masih dengan wajah terkejutnya.
"Iya, sebulan yang lalu dia bilangnya"
"Ini situasi buset atau bejir?"
Mereka sudah tidak bisa lagi berkata-kata.
Hingga Rey menceplos, "Pantes dia sering post cowo di ig nya"
Tanpa sadar, bola mata Jévgas sedikit membola mendengarnya.
Memang, Jévgas sengaja tidak mencari tau tentang kehidupan Michella setelah kejadian itu.
Ia tak ingin memperparah lukanya.
"Lo tau Jévgas"
"TNI yang kemaren itu tunangan Michella"
Deg.
Sial.
Padahal saat sudah sembuh nanti, ia sudah bersiap untuk menghajar habis tunangan Michella.
Siapa sangka, yang menjadi tunangan Michella adalah TNI yang kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
JÉVGAS [On Going]
Teen FictionJévian Gasvaro, orang-orang biasa memanggilnya Jévgas. Laki-laki dengan sejuta pesonanya yang mampu memikat hati kaum hawa dalam waktu sekejap. Tapi sayang seribu sayang, di balik wajah tampan nan rupawan nya itu ternyata dia adalah seorang laki-lak...